PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA LINTAS AGAMA
DI AULA RESTO KAYU MANIS TUBAN
PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA LINTAS AGAMA
DI AULA RESTO KAYU MANIS TUBAN
SALIMA
(SAPA LINTAS AGAMA)
Masifikasi KMB
Pembinaan dan Pendampingan Ekonomi Umat
memberikan pelatihan Pemberdayaan dalam rangka Pemberdayaan Ekonomi dan UKm pada Masyarakat Lingkungan KMB
Sinergi Dengan IPARI Kabupaten Tuban
AULA SANTO PETRUS
AULA SANTO PETRUS
AULA SANTO PETRUS
Resto Kayu Manis Tuban
Resto Kayu Manis Tuban
Resto Kayu Manis Tuban
Kongkow Antar Umat Beragama Neng Tuban
Kongkow Antar Umat Beragama Neng Tuban
Kongkow Antar Umat Beragama Neng Tuban
Aula Gereja Tuban
Aula Gereja Tuban
Aula Gereja Tuban
DOKUMENTASI LENGKAP KLIK LOGO MEDSOS KUA REVITALISASI TUBAN
1. Latar Belakang:
Indonesia sebagai negara dengan keberagaman agama, suku, dan budaya membutuhkan harmoni dan toleransi antar umat beragama. Namun, potensi konflik dan ketegangan antar kelompok dapat timbul akibat kurangnya pemahaman dan komunikasi yang baik. Program "Sapa Lintas Agama" dirancang untuk mempererat hubungan antar umat beragama melalui dialog, kegiatan bersama, dan pembinaan kerukunan.
2. Tujuan Program:
Memperkuat toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
Membangun pemahaman yang lebih baik tentang keyakinan dan tradisi agama lain.
Mencegah konflik antar umat beragama dengan meningkatkan komunikasi dan dialog.
Mendorong kerjasama antar agama dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3. Sasaran Program:
Tokoh agama dari berbagai agama yang diakui di Indonesia.
Masyarakat umum yang terdiri dari berbagai latar belakang agama.
Pelajar dan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.
Organisasi keagamaan dan lembaga sosial.
4. Rangkaian Kegiatan:
a. Dialog Lintas Agama:
Diskusi Panel: Mengundang perwakilan dari berbagai agama untuk berdiskusi tentang tema-tema universal seperti perdamaian, keadilan sosial, dan kemanusiaan.
Forum Dialog Terbuka: Melibatkan masyarakat dalam dialog untuk bertukar pikiran tentang isu-isu yang dihadapi bersama oleh berbagai komunitas agama.
b. Kunjungan Silaturahmi ke Tempat Ibadah:
Tur Tempat Ibadah: Mengatur kunjungan bersama ke tempat-tempat ibadah, seperti masjid, gereja, pura, vihara, dan klenteng, dengan penjelasan mengenai tradisi dan ajaran masing-masing agama.
Diskusi Setelah Kunjungan: Setelah kunjungan, diadakan diskusi santai untuk mendiskusikan pengalaman dan pemahaman baru yang diperoleh.
c. Kegiatan Sosial Bersama:
Aksi Sosial Bersama: Mengadakan kegiatan sosial seperti bakti sosial, donor darah, atau membersihkan lingkungan yang melibatkan semua komunitas agama.
Program Santunan Bersama: Menyalurkan bantuan kepada masyarakat kurang mampu tanpa memandang agama, bekerja sama dengan organisasi keagamaan.
d. Perayaan Hari Besar Agama secara Bersama:
Perayaan Bersama: Mengadakan perayaan hari besar keagamaan dengan mengundang perwakilan dari berbagai agama untuk hadir dan berpartisipasi.
Kebersamaan dalam Kebudayaan: Menampilkan budaya-budaya yang berakar dari berbagai agama dalam satu panggung untuk memperlihatkan kekayaan dan keindahan keragaman.
e. Workshop dan Pelatihan:
Pelatihan Kepemimpinan Lintas Agama: Mengadakan pelatihan kepemimpinan yang mengajarkan nilai-nilai toleransi, dialog, dan kerjasama antar agama.
Workshop Resolusi Konflik: Memberikan pelatihan kepada tokoh agama dan masyarakat tentang cara-cara mengatasi konflik berbasis agama melalui pendekatan damai.
5. Metode Pelaksanaan:
Pendekatan Inklusif: Melibatkan semua agama yang diakui di Indonesia dan membuka ruang untuk partisipasi masyarakat dari berbagai latar belakang.
Kolaborasi dengan Organisasi Keagamaan: Bekerjasama dengan organisasi keagamaan dan lembaga sosial yang ada untuk mendukung pelaksanaan program.
Penggunaan Media Sosial: Memanfaatkan media sosial untuk menyebarluaskan kegiatan, membagikan pengalaman positif, dan mempromosikan dialog lintas agama.
6. Indikator Keberhasilan:
Meningkatnya jumlah peserta dari berbagai latar belakang agama dalam setiap kegiatan.
Peningkatan pemahaman dan pengakuan akan pentingnya kerukunan dan toleransi antar agama.
Terciptanya jejaring lintas agama yang kuat untuk mendukung kegiatan sosial di masyarakat.
Berkurangnya potensi konflik antar agama di masyarakat yang menjadi sasaran program.