BAB I Asta Aiswarya

Pertemuan 1: Senin, 20 Juli 2020

Pukul : 10.30 - 12.30

Om swastyastu,

Anak-anakku kelas IX semoga semuanya sehat-sehat dalam suasana Pandemi sekarang ini.

Sebelum memasuki materi, terlebih dahulu perkenalkan nama Bapak I Ketut Sudarta, beralamat di Banjar Kajeng, Pemogan Denpasar Selatan. Bapak sudah berkeluarga dengan 1 istri dan 2 anak, Astungkara semuanya sehat-sehat.

Bapak di SMP N 2 Kuta Selatan sudah mengajar dari tahun 1998 sampai akhir Desember 2020 ini. Setelah itu Bapak akan memasuki purna tugas (pensiun).

Sekian dulu perkenalan dari Bapak lewat daring dan akan kita lanjutkan nanti perkenalan lebih lanjut setelah Pandemi ini berakhir.


Sekarang Bapak akan memperkenalkan materi pembelajaran untuk semester 1 ini:

1. Penguasaan Materi yang ada di KD 1, tentang Asta Aiswarya

2. Penguasaan Materi yang ada di KD 2, tentang Parwa- Parwa dalam Kitab Mahabrata

3. Penguasaan Materi yang ada di KD 3, tentang Budaya Hidup Sehat pada Kitab Suci Weda

Itulah materi yang dipelajari di semester 1. Berikut ringkasan materi dari pembelajaran Semester 1 yang akan kita bahas ke depan.


BAB I Asta Aiswarya

(KEMAHAKUASAAN SANG HYANG WIDHI ASTA AISWARYA)

Agama Hindu disebut pula dengan Hindu Dharma, Vaidika Dharma (Pengetahuan Kebenaran) atau Sanatana Dharma (Kebenaran Abadi). Untuk pertama kalinya Agama Hindu berkembang di sekitar lembah Sungai Sindhu di India. Agama Hindu adalah Agama yang di wahyukan oleh Sang Hyang Widhi Wasa, yang diturunkan ke dunia melalui Dewa Brahma sebagai Dewa Pencipta kepada Maha Resi untuk diteruskan kepada seluruh umat manusia di dunia. Keyakinan dalam Agama Hindu disebut Sraddha.


Sraddha

Sraddha sebagai dasar keyakinan umat Hindu selalu menjiwai disetiap prilakunya sehari-hari sebagai cerminan manusia beragaman. Oleh karena itu keyakinan merupakan suatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia begitu pula keyakinan yang sangat tinggi terhadap kemahakuasaan Sang Hyang Widhi Wasa. Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya untuk mengetahuinya ada sloka yang membahasnya, diantaranya:

“Jan Ma Dhyasya Yatah”

Terjemahan:

“Tuhan ialah dari mana mula (asal) semua ini

Dari pengertian tersebut bahwa Hyang Widhi adalah asal dari segala yang ada. Kata ini diartikan sebagai ciptaan, yaitu alam semesta beserta isinya termasuk Dewa-Dewa yang lain-lainnya berasal dan ada di dalam Hyang Widhi. Tidak ada sesuatu di luar diri beliau. Penciptaan dan peleburan adalah kekuasaan beliau. Agama Hindu mengajarkan bahwa Hyang Widhi Esa adanya tidak ada duanya. Hal ini dinyatakandalam beberapa kitab Weda antara lain:

1. Dalam Chandogya Upanisad dinyatakan: “Om tat Sat Ekam Ewa Adwityam Brahman” artinya: Hyang Widhi hanya satu tak ada duanya dan Maha sempurna.

2. Dalam Mantram Tri sandhya tersebut kata-kata: “Eko Narayanad na Dwityo Sti Kscit” artinya hanya satu Hyang Widhi di panggil Narayana, sama sekali tidak ada duanya.

3. Dalam Kitab Suci Reg Weda disebutkan: “ Om Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti” artinya Hyang Widhi itu hanya satu, tetapi pada arif bijaksana menyebut dengan berbagai nama.

4. Dalam kekawin Sutasoma dinyatakan: “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa” artinya berbeda-beda tetapi satu, tak ada Hyang Widhi yang ke dua.


Cadu Sakti

Dengan pernyataan-pernyataan di atas sangat jelas, umat Hindu bukan menganut Politheisme, melainkan mengakui dan percaya adanya satu Hyang Widhi (Monotheisme). Keyakinan atau kepercayaan mengenai kekuasaan Hyang Widhi dalam wujud Paramasiswa atau Nirguna Brahma, Sada Siwa atau Saguna Brahman memancarkan empat sifat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang disebut dengan Cadu Sakti. Bagian-bagian dari Cadu sakti meliputi:

1. Prabu Sakti: Sang Hyang Widhi bersifat Maha Kuasa menguasai segala yang ada

2. Jnana Sakti: Sang Hyang Widhi bersifat Maha mengetahui segala-galanya yang ada di alam semesta beliau mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau (atita) masa. Dalam hal ini beliau memiliki pengetahuan serba tembus. Contohnya:

a. Dura Darsana (Berpenglihatan serba jauh/tembus

b. Dura Srawana (Berpendengaran serba jauh/tembus)

c. Dura Ajnana/ Sarwajna (Berpengetahuan serba jauh/ tembus)

3. Wibhu Sakti: Sang Hyang Widhi bersifat Maha ada berada dimana-mana meresapi dan memenuhi alam semesta beserta isinya.

4. Krya Sakti: Maha Karya yang Widhi mampu mengerjakan apa yang tidak mampu dikerjakan manusia alam dengan segala isinya.


Asta Aiswarya

Selain empat Kemahakuasaan Hyang Widhi (Cadu Sakti) ada pula delapan Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang disebut dengan Asta Aiswarya. Asta Aiswarya berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata Asta dan kata Aiswarya. Kata Asta artinya delapan dan kata Aiswarya berarti kemahakuasaan. Jadi, Asta Aiswarya mengandung arti Delapan sifat kemahakuasaan dari Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan).

Asta Aiswarya dapat digambarkan kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi sebagai Padma Astadala (Bunga Padma/ Teratai yang berhelai daun delapan) dapat diartikan berasal dari satu sumber yang menjangkau/ memenuhi seluruh penjuru/ arah mata angin. Bagian-bagian Asta Aiswarya yaitu:

1. Anima: sangat halus

2. Laghima: sangat ringan

3. Mahima: sangat besar dan sangat luas, tak terbatas

4. Prapti: dapat mencapai segala tempat

5. Isitwa: melebihi segala-galanya

6. Prakamya: kehendak-Nya selalu tercapai

7. Wasitwa: sangat berkuasa

8. Yatrakamawasayitwa: kodrati tidak dapat dirubah


*Keterangan : Silahkan dicatat / diringkas di buku catatan Agama Hindu*