Frekuensi Pernapasan

1. Faktor memengaruhi frekuensi pernapasan

  • Umur, pada umumnya semakin bertambah umur seseorang maka semakin rendah frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan makin berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.
  • Jenis kelamin, pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak sehingga lebih banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen dan produksi CO2 pada laki-laki lebih tinggi. Hal ini menunjukan bahwa proses metabolisme pada laki-laki jauh lebih tinggi dari pada perempuan.
  • Suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat proses metabolisme di dalam tubuh, sehingga diperlukan peningkatan pemasukan oksigen dan pengeluaran CO2.
  • Posisi tubuh, posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensinya pernapasan. Hal ini berkaitan dengan beban yang harus ditanggung oleh organ tubuh. Pada saat posisi tubuh berdiri, otot-otot kaki akan berkonsentrasi untuk mengahasilkan tenaga yang dibutuhkan tubuh untuk tetap tegak berdiri . Sedangkan pada saat posisi tubuh duduk atau berbaring, beban berat tubuh disangga oleh sebagian besar tubuh sehingga tubuh tidak membutuhkan banyak energi dengan demikian frekuensi pernapsannya rendah.
  • Kegiatan atau aktivitas tubuh, orang yang melakukan aktivitas memerlukan lebih banyak energi dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan aktivitas seperti duduk santai atau tiduran. Ketika tubuh memerlukan banyak energi maka tubuh perlu banyak oksigen sehingga frekuensi pernapsan meningkat.

2. Volume pernapasan

Jumlah udara yang keluar masuk paru-paru bergantung pada cara kita bernapas. Dalam keadaan biasa, udara yang dihirup dan dikeluarkan sekitar 500 mL disebut udara pernapasan (volume tidal). Dan sekitar 500 mL tersebut, hanya sekitar 350 mL sampai ke paru - paru, sisanya yang sekitar 150 cc hanya sampai pada saluran pernapasan.

Setelah pernapasan biasa, dalam paru-paru masih terdapat sekitar 2.500 mL udara, yaitu sekitar 1.500 mL merupakan udara cadangan ekspirasi yang dapat diembuskan lagi sekuat-kuatnya setelah pernapasan biasa (udara suplementer). Sisanya, sekitar 1.000 mL atau lebih tidak diembuskan, berupa udara cadangan yang tersimpan dalam paru-paru (udara residu) manusia sampai meninggal dunia.

Setelah inspirasi biasa sebanyak sekitar 500 mL, Anda masih dapat menghirup udara semaksimal mungkin ke dalam paru-paru sebanyak sekitar 3.000 mL. Udara tersebut disebut udara komplementer. Untuk Iebih jelasnya, perhatikan grafik volume pernapasan berikut ini.

Berdasarkan grafik pada Gambar di atas, Anda dapat menjelaskan yang dimaksud dengan kapasitas vital paru-paru dan yang dimaksud dengan kapasitas total paru-paru. Gerakan penapasan diatur oleh sistem saraf pusat. Pusat pernapasan terdapat pada medula oblongata (sumsum lanjutan) dan diatur oleh hipotamalus di otak, serta dipengaruhi oleh kadar CO2 dalam darah.