News

IAIN Kerinci holds Visiting Professor by inviting Prof. Claudia Molnar from University of Pannonia, Hungary

IAIN Kerinci is increasingly implementing international collaborations with various foreign universities. On Friday (May, 17th), IAIN Kerinci invited Prof. Claudia Molnar, an expert in English Pedagogy from the University of Pannonia, Hungary, to deliver an online lecture. This event is part of the visiting professor program aimed at implementing international cooperation.


The event, which started at 7:00 PM, was officially opened by the Rector of IAIN Kerinci, Prof. Dr. H. Asa'ari, M.Ag. In his welcoming remarks, he expressed his gratitude to Prof. Claudia Molnar for agreeing to serve as a visiting professor and for delivering the online lecture to IAIN Kerinci's undergraduate and graduate students, as well as faculty members.


“The willingness of Prof. Claudia Molnar to serve as a visiting professor is an honor for us as it is an effort to enhance the quality of education at IAIN Kerinci,” he stated. The Rector also expressed hope that future collaborations would expand to include joint research and international publications.


“We also hope that in the near future, Prof. Claudia Molnar and the academic staff of the University of Pannonia will be able to visit IAIN Kerinci. Similarly, we hope that IAIN Kerinci’s faculty members will have the opportunity to become visiting lecturers in Hungary,” he added.


In her lecture, Prof. Claudia Molnar explained the language learning system at universities in Hungary using a Communicative Language approach. She emphasized that in the 21st century, communication skills play a crucial role in various aspects. Language proficiency is not only limited to formal activities but is also essential in daily activities, such as using social media, which demonstrates how everyone is connected and communicates.


“Multitasking abilities are also needed in communicative language skills. When someone speaks, it is necessary not only to listen but also to analyze and note down important points being communicated,” she explained.


Besides English proficiency, Prof. Claudia also highlighted the importance of writing skills for prospective students wishing to continue their studies in Hungary.


“Writing competency is needed for students to complete assignments and conduct research during their studies in Hungary,” she noted.


The online lecture by the visiting professor was very successful, with more than 40 participants attending. The attendees included undergraduate and graduate students, as well as faculty members of IAIN Kerinci. Afdal

Education Webinar: Global Undergraduate Exchange Program 

International Office IAIN Kerinci in collaboration with AMINEF hosted an online discussion about Global undergraduate Exchange Program, Thursday (8/12). This program is initiated to give more information as well as to motivate IAIN Kerinci students to join the program.

 

Miftahul Mardiyah, AMINEF team and organizer of the program explained the Global Undergraduate Exchange Program (Global UGRAD) is a program of the Bureau of Educational and Cultural Affairs of the United States Department of State and aims to recruit participants from underrepresented backgrounds who have not had other opportunities to study in the United States. Global UGRAD provides a diverse group of emerging student leaders with a scholarship for one semester of non-degree academic study at a U.S. college or university.

“Successful applicants can expect in-depth exposure to U.S. society, culture, and academic institutions, as well as opportunities to enhance their professional skills,” she said.

All participants will be enrolled in full-time, non-degree, undergraduate coursework chosen from their host institution’s existing curriculum. Participants will be required to take one 3-credit U.S. studies course to enhance their understanding of the United States. Participants will live in campus housing facilities with American peers and will be required to participate in twenty hours of community service. There will also be a virtual arrival orientation and an in-person end-of-program workshop.

Silvia Oprista, alumni of the Global UGRAD from UIN Raden Intan Lampung also attended the discussion to share her experience in US. She described how lucky she is by joining the program to raise an unforgettable moment. The program provided a fulfilling exchange experience to drive academic, cross-cultural, and leadership competencies for students from Global UGRAD countries.

“Enhance academic knowledge and professional skills needed to pursue my long-term academic and career goals and also facilitate opportunities for me to establish social networks with U.S. host institutions and local communities,” she said.


IAIN Kerinci Diskusi dengan EducationUSA: Peluang Studi di AS

IAIN Kerinci bekerja sama dengan EducationUSA mengadakan diskusi online tentang peluang belajar di Amerika Serikat (AS) baik itu program gelar dan non-gelar, Selasa (17/10).

 

Webinar kali ini dihadiri oleh dua pembicara yaitu Lilis Su’adah selaku EducationUSA adviser dan Nisrina Hanifa, alumni YSEALI Academic Fellowship Program, serta Wakil Rektor 3 IAIN Kerinci, Dr. Halil Khusairi, M.Ag.

 

Materi pertama yang disampaikan Lilis Su’adah adalah EducationUSA sebagai sebuah jaringan pendidikan di bawah naungan kementerian Luar Negeri AS tersebar di berbagai negara dalam memperkenalkan program dan peluang belajar di AS.

 

“Sebagai sebuah jaringan pendidikan terbesar, kita melakukan kerja sama dengan berbagai institusi dan universitas dalam membantu mahasiswa dan dosen untuk mengikuti peluang belajar di Negeri Paman Sam,” ujar Lilis selaku education adviser asal Aceh. 

 

Ia juga menjelaskan berbagai program dan tips yang bisa diikuti oleh dosen dan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar di AS. Seperti YSEALI program, beasiswa Fulbright, dan visiting scholar.

 

“Sebagai mahasiswa kita tidak harus menunggu tamat untuk belajar di AS, melalui short program siapapun mendapat kesempatan untuk belajar dan mencaru pengalaman di sana,” jelasnya.

 

Selain itu, untuk memotivasi mahasiswa IAIN Kerinci untuk mengikuti program belajar di AS, Nisrina Hanifa, mahasiswa asal Telanai Pura, Jambi juga turut menyampaikan pengalamannya selama mengikuti Spring 2023 YSEALI Academic Fellowship program di AS.

 

Selama sekitar enam bulan di AS, berbagai pengalaman yang ia dapatkan. Mulai dari pelatihan wirausaha dan pengembangan ekonomi di University of Connecticut AS, menjelajahi tempat wisata, serta kesempatan untuk membangun networking dengan berbagai pihak.

 

“Kesempatan saya untuk mengikuti program di AS ini tidak hanya pengalaman belajar saja tetapi juga membantu saya bertemu dengan berbagai pihak sehingga membantu saya berwirausaha saat ini khususnya pada pengolahan cokelat,” jelas mahasiswa Ilmu Komunikasi tahun 2015.

 

Wakil Rektor 3 Bagian Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Kerinci, Dr. Halil Khusairi, M.Ag dalam sambutannya juga turut memotivasi mahasiswa IAIN Kerinci untuk ikut serta dalam program U.S. Mission to Indonesia ini. Melalui program ini ia bersama dengan pimpinan IAIN Kerinci lainnya mendorong keaktifan mahasiswa dalam berbagai kegiatan internasional.

 

“Sudah saatnya mahasiswa IAIN Kerinci ikut serta dalam kegiatan yang bersifat internasional. Ke depan kita ingin mahasiswa IAIN Kerinci terpilih dan lolos dalam berbagai program internasional termasuk kegiatan kerja sama bilateral Indonesia dan Amerika Serikat ini,” tegasnya. 


IAIN Kerinci Adakan Webinar Riset

Pascadoktoral di AS 

IAIN Kerinci kerja sama dengan AMINEF melakukan sosialisasi salah satu program AMINEF yaitu Fulbright Visiting Scholar secara daring, Jumat (13/10).

 

Fulbright Visiting Scholar adalah program penelitian bagi lulusan S3 atau doktor di universitas dan lembaga non-profit baik public atau swasta di Amerika Serikat (AS). Dalam paparan yang disampaikan oleh Mita, staf AMINEF, program ini dikhususkan bagi lulusan S3 yang ingin mengembangkan penelitian khususnya di AS.

 

“Nantinya penerima program ini bisa melakukan penelitian bersama dengan mitra atau lembaga penelitian AS selama tiga sampai enam bulan,” jelas Mita.

 

Ia juga menjelaskan fasilitas yang diperoleh dalam mengikuti program ini adalah hibah berupa uang saku bulanan, tiket pesawat pulang pergi, tunjangan profesional dan menetap, biaya penelitian serta laboratorium universitas yang memenuhi syarat jika diperlukan.

 

“Saat ini tahapan pendaftaran sedang dibuka hingga 1 November 2023 dengan mengecek AMINEF untuk info dan syarat lebih detail,” ungkapnya.

 

Rektor IAIN Kerinci, Dr. Asa’ari, M.Ag dalam sambutan yang disampaikan memberikan apresiasi yang tinggi kepada AMINEF yang telah bersedia melakukan webinar sosialisasi kegiatan ini kepada dosen-dosen IAIN Kerinci.

 

Ia berharap kegiatan sosialisasi ini memberikan peluang besar bagi dosen-dosen di IAIN Kerinci untuk melakukan penelitian di AS.

 

“Kita berharap dan mendorong dosen-dosen IAIN Kerinci memanfaatkan peluang ini untuk melakukan penelitian di AS dan tentunya ini akan memberikan pengalaman yang luar biasa tidak hanya secara personal tetapi juga bagi lembaga,” jelas Rektor. 

 


Memorandum of Understanding (MoU) dengan Krirk University

Bangkok, Thailand (12/09) – Internasionalisasi Kampus IAIN Kerinci, Rektor IAIN Kerinci Dr. H. Asa’ari, M.Ag bersama Wakil Rektor Bidang Kerjasama IAIN Kerinci Dr. Halil Khusairi, M.Ag tandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Krirk University Bangkok, Thailand yang bertempat di Bangkok Thailand.


Kerja sama antara dua kampus ini menekankan pada pengembangan tri dharma perguruan tinggi yang berorientasi pada keunggulan dan rekognisi perguruan tinggi secara global.


Acara penandatanganan MoU digelar bersamaan dengan Agenda International Conference yang diadakan oleh Asia Islamic Universities Association (AIUA) yang kali ini dipusatkan di Bangkok, Thailand

“Tentunya, ini bukan hanya sekedar tanda tangan MoU saja, namun akan diikuti langkah-langkah strategis lainnya. Kita akan memaksimalkan semua peluang-peluang yang ada demi kemajuan kampus tercinta IAIN Kerinci hingga dapat bersaing dan berkontribusi pada level internasional,” ucap Dr. Halil Khusairi, M.Ag


“Melalui kerja sama dengan Krirk University Thailand ke depan kita bisa berkolaborasi dalam berbagai bidang, sehingga membawa dampak positif di masing-masing perguruan tinggi,” Tutup Warek III

Rapat Koordinasi Kerja Sama Internasional PTKIN

Tulungagung - Wakili Wakil Rektor III IAIN Kerinci Afdal Ade Hendrayana, M.Pd (Dosen IAIN Kerinci) Hadiri Rapat Koordinasi Kerja Sama Internasional PTKIN dengan tema “Indonesian Islamic Higher Education and Countries Regional Alliances: Where Should We Go for Internationalization?” di Crown Victoria Hotel, Tulungagung, Jawa Timur pada tanggal 13-15 Septermber 2023.


Dalam acara pembukaan rapat koordinasi yang diadakan di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Rabu malam (13/9), acara dibuka oleh Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kerja Sama Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag RI, Dr. Thobib Al Asyhar, M.Ag.


Dalam sambutannya, ia menyampaikan ada lima poin sebagai tujuan pelaksanaan rapat koordinasi kerja sama internasional yang jug disebutnya sebagai refleksi bagi setiap PTKIN bahwa sudah sejauh mana pelaksanaan program kerja sama internasional dilakukan di masing-masing institusi.

Poin pertama yang menjadi tujuan kegiatan adalah kehadiran website masing-masing PTKIN yang harus menyajikan informasi dan berita dengan menggunakan minimal tiga bahasa yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris.


“Bagaimana mungkin negara luar mengetahui setiap kegiatan akademik yang kita lakukan jika website sebaga sarana informasi tidak disampaikan dalam bahasa asing seperti Bahasa Arab dan Inggris,” ucapnya Rabu (13/9).

Kedua ia menekankan harus adanya aturan terkait standarisasi dalam proses penerimaan mahasiswa asing yang akan belajar di PTKIN. “Standarisasi ini menyangkut berbagai hal termasuk budaya, lingkungan akademik yang mendukung, serta keikutsertaan masyarakat sekitar dalam dalam menyambut kehadiran mahasiswa asing.”


Kehadiran kantor layanan internasional (international office) juga menjadi fokus Dirjen Pendidikan Islam. Dibentuknya international office menurut Thobib akan sangat membantu proses internasionalisasi di masing-masing institusi.


“Sangat dibutuhkan baik untuk rekrutmen mahasiswa asing, kerja sama dengan institusi luar negeri serta berbagai program pemerintah untuk mahasiswa dan dosen.” Di samping itu tambahnya budaya penerjemahan bahasa asing (Arab dan Inggris) harus terus dikembangkan. Hal ini terkait dengan berbagai kegiatan yang bisa dilakukan dengan unviersitas luar negeri.


Terakhir ia juga memfokuskan pada penguatan bahasa asing bagi mahasiswa melalui pusat pengembangan Bahasa. “Kita sudah memfasilitasi mahasiswa melalui program MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA), namun masih sangat sedikit keterlibatan mahasiswa, tuturnya.


”Program MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) merupakan salah satu program implementasi Kurikulum Merdeka dalam bentuk program mobilitas fisik yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri. Program ini diharapkan mahasiswa dapat memiliki pengalaman kuliah di perguruan tinggi luar negeri, sehingga dapat meningkatkan wawasan berpikir keilmuan, bersikap terbuka, beradaptasi dengan kultur perkuliahan maupun kehidupan kampus berskala internasional serta merasakan besarnya potensi Indonesia di kancah internasional.


Wakil Rektor III Bagian Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Kerinci, Dr. Halil Khusairi, M.Ag., sangat menyambut baik keikutsertaan IAIN Kerinci pada kegiatan ini. Menurutnya ke depan IAIN Kerinci akan terus memfokuskan diri dalam melaksanakan internasionalisasi melalui berbagai kegiatan, seperti membangun kerja sama dengan kampus luar negeri dan implementasinya, diskusi online dengan kampus luar negeri, serta kerja sama di bidang riset dan penelitian.

Sosialisasi Short program dan peluang belajar di Amerika Serikat (AS) 

International Office IAIN Kerinci ikut serta dalam diskusi online bersama EducationUSA dan Konjen AS Surabaya dalam sosialisasi short program dan peluang belajar di Amerika Serikat (AS), Selasa (19/9). Diskusi kali ini juga dihadiri oleh perwakilan kantor internasional PTKIN seluruh Indonesia.


Mengawali kegiatan ini, EducationUSA Advisor Surabaya, Ambarizky, memaparkan bagaimana peluang untuk bisa belajar di AS. EducationUSA sendiri adalah jaringan pusat konsultasi siswa internasional Departemen Luar Negeri AS di lebih dari 170 negara. Lembaga ini secara resmi merupakan cabang di Kantor Program Pendidikan Global di Biro Urusan Pendidikan dan Kebudayaan AS.


“Tugas kami adalah mempromosikan perguruan tinggi di AS. Di samping itu, kami juga bekerja sama dengan kampus dan sekolah di Indonesia terkait dengan informasi dan proses belajar di AS,” ungkapnya.

Dalam pemaparannya, Ambar juga menjelaskan bagaimana proses untuk melanjutkan studi di AS. Dimulai dengan mencari jurusan dan universitas yang dituju hingga membantu pada proses pemberangkatan.


“Kita juga sering diundang oleh berbagai pihak dalam mengadakan seminar terkait dengan persiapan dan proses melanjutkan studi ke AS dan pelatihan penulisan esai,” jelas Ambar.


Setelah diskusi dengan EducationUSA, acara dilanjutkan bersama Cultural 

Affairs Assistant US Konjen AS, Puguh Budi Susetyo.

Puguh menjelaskan beberapa pogram singkat (short course) yang bisa diikuti oleh mahasiswa dan dosen di Indonesia untuk belajar di kampus yang ada di AS. Program tersebut antara lain YSEALI program, Community Engagement Exchange Program, Community Solution Program, Study of US Institute for Students Leaders.


“Kita mendorong akan semakin banyak mahasiswa dan dosen di Indonesia yang mengikuti program ini ke depannya.”

Untuk mendorong partisipasi mahasiswa dalam berbagai kegiatan di luar negeri, IAIN Kerinci melalui international office akan terus berupaya untuk membangun kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendapatkan informasi terkait dengan program-program internasional.

Signing MoU IAIN Kerinci and Maldives Islamic University

The 3rd MoU on the sidelines of the AIUA Conference in Bangkok-Thailand, was between IAIN Kerinci-Indonesia and Maldives Islamic University, (lead by Dr. Ibrahim Zakariyya Moosa;) 13/9/'23.