Laku Tobe merupakan makanan khas orang Timor, warisan nenek moyang yang masih sering dikonsumsi. Salah satu makanan tradisional Nusantara ini dibuat dengan dengan cara dikukus pada sebuah nampan bernama tobe, diletakkan terbalik pada leher periuk tanah. Ketika matang, kukusan diangkat dan dikeluarkan dari tobe dan jadilah si laku tobe.
Kini laku tobe telah diusahakan sebagai makanan khas yang bernilai ekonomis. Meskipun telah diusahakan oleh para pembuat makanan, penjualannya masih dalam jumlah terbatas.
Beberapa pembuat laku tobe, sudah dapat melakukan promosi dan menjualnya melalui media sosial. Tetapi bersifat lokal, mudah dijangkau dengan sepeda motor. Di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, satu buah laku tobe dihargai dengan Rp 10.000.
Penyajian laku tobe masih dalam bentuk makanan basah, seperti aneka kue kukus berbahan tepung lainnya. Belum ada inovasi, membuat laku tobe kering lalu tinggal dipanaskan ketika ingin menyantapnya. Barangkali perlu campur tangan para pakar atau praktisi teknologi pangan.
Mulanya laku tobe adalah makanan yang memang disiapkan ketika menghadapi paceklik. Ketika musim panen ubi kayu, penduduk akan mencabut semua ubinya lalu dibuat gaplek dan disimpan. Gaplek kering ini bisa diisi di dalam karung lalu disimpan di atas lopo, yaitu gudang makanan bagi orang Timor.