Salah satu tempat wisata di Kediri yang paling populer adalah Monumen Simpang Lima atau Simpang Gumul. Tugu ini sebenarnya merupakan ikon kota Kediri.
Paris berhasil menarik wisatawan untuk melihat replika monumen di Prancis karena bentuknya yang mirip dengan monumen L’Arch De Triomphe.
Yang cukup menarik, monumen ini dibangun untuk mengenang kejayaan Kediri di masa lalu. Struktur bangunan yang megah mengundang banyak orang untuk mengunjungi kawasan Simpang Gumul ini.
Perhatikan baik-baik, di setiap sudut Tugu terdapat 4 buah arca Ganesha yang menjadi lambang Kabupaten Kediri.
Arca Totok Kerot terletak di Desa Bulupasar, Kecamapatan Pagu, Kabupaten Kediri, sekitar 10 kilometer sebelah selatan Pamuksan Sri Aji Jayabaya di Desa Menang. Ciri-ciri dari Arca Totok Kerot yaitu berupa raksasa dengan rambut panjang dan terurai. Dirinya sedang berpose jongkok beserta mata melotot, kalung, dengan lengan kiri yang putus. Arca ini diketahui sudah ada sejak penjajahan Jepang. Lengannya dikabarkan putus karena penjajah Belanda meminta mengangkat arca itu ke lokasi tersebut, sehingga lengan tersebut jatuh dalam prosesnya. Arca Totok Kerot diketahui memiliki "nyawa" dan memiliki kemampuan sakti mandraguna. Konon, Totok Kerot bisa mendatangi mimpi seseorang dalam tidurnya. Dalam mimpi orang-orang, Totok Kerot berubah menjadi jelmaan putri cantik. Cerita mengatakan kalau itulah sosok asli Totok Kerot. Dirinya merupakan putri cantik dari demang di Lodoyo, Blitar. Dia berkeras ingin diperistri oleh Sri Aji Jayabaya, namun keinginannya ditolak oleh sang ayah. Karena keinginannya tidak diterima, sang putri melarikan diri ke Kerajaan Kediri untuk menemui sang raja. Dirinya bahkan terlibat dalam peperangan Kerajaan Blitar dan Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri keluar sebagai pemenang, dan sang putri meminta orang tuanya untuk merestui hubungannya dengan Sri Aji Jayabaya. Jika tidak, dirinya berjanji untuk melakukan keonaran.
Air Terjun Dolo di ketinggian lebih dari 1500 meter di atas permukaan laut menjadi objek wisata selanjutnya di Kediri. Air terjun ini berada di Gunung Wilis.
Karena air terjun ini sendiri memiliki tinggi hingga 125 meter dadann dapat diturunkan dari air terjun ke tanah.
Semakin tinggi muka air terhadap tanah maka semakin banyak embun dan endapan air yang dihasilkan sebagai akibat dari pengaruh jatuhnya air, dapat dikatakan cukup tinggi.
Ketika Anda mengunjungi tempat ini, Anda ingin menikmati air yang menyentuh tubuh Anda. Anda tidak harus mendekati air, Anda akan merasakan air langsung menerpa Anda
Gunung Kelud masih aktif sebagai jenis gunung berapi saat ini. Karena aktivitas vulkanik gunung ini masih meletus kemarin pada tahun 2014.
Namun semua gunung ini memiliki pemandangan yang indah di belakangnya, dan tidak lebih rendah dari gunung lainnya.
Letusan gunung merupakan berkah sekaligus malapetaka bagi penduduk gunung. Musibahnya adalah ketika terjadi letusan maka akan terjadi lahar panas dan efeknya akan menimbulkan asap beracun.
Sementara itu, di sisi hadiah, efeknya akan lebih subur dan hijau, mengikuti letusan.
Salah satu destinasi wisata di Kabupaten Kediri, Jawa Timur yang terkenal di kalangan wisatawan adalah Kawasan Wisata Besuki. Kawasan wisata ini terletak di sebelah barat Sungai Brantas, tepatnya di lereng Gunung Wilis. Udara di kawasan ini sejuk sebagaimana khas daerah pegunungan. Tidak hanya itu, setiap pagi dan sore hari kawasan ini diselimuti oleh kabut.
Setiap harinya banyak orang yang sengaja datang ke kawasan ini untuk menikmati keelokan kabut dan menghirup udara segar pegunungan. Di kawasan ini terdapat dua air terjun yang memiliki pesona indah. Yakni air terjun Irenggolo dan air terjun Dolo.
Diikutip dari berbagai sumber, pada zaman dahulu ada seorang panglima bernama Ira Manggolo. Panglima ini datang ke air terjun Irenggolo ketika ia kalah dalam peperangan. Di kawasan air terjun itulah ia bertapa sampai akhir hayatnya.
Menurut cerita yang beredar, panglima Ira Manggolo tidak pernah pulang ke daerah asalnya sampai ia meninggal. Nama Irenggolo yang menjadi nama air terjun ini berasal dari nama panglima Ira Manggolo.
Air terjun Irenggolo memiliki ketinggian sekitar 80 meter. Sementara itu kemiringannya diperkirakan mencapai 45 derajat. Batu-batuan tempat air terjun mengalir memiliki bentuk unik yang serupa dengan anak tangga
Wisata Kampung Anggrek Kediri ini berada di kawasan kaki Gunung Kelud dengan ketinggian mencapai 1731 Mdpl. Maka sudah pasti kondisinya nyaman banget, hawanya sejuk, serta banyak pepohonan rindang yang berasa di sekitar lokasi.
Sehingga menambah asri suasana juga menjadi pemandangan yang memanjakan mata. Di wisata Kampung Anggrek ini kamu bisa menikmati keindahan aneka bunga Anggrek yang cantik, dan tentunya bagus untuk background foto selfie.
Pengunjung yang datang ke sana pun tak lepas dari aktivitas hunting foto selfie karena tak sabar bila hanya melihat-lihat keindahannya saja.
Sebenarnya wisata Kampung Anggrek Kediri ini dibuka sejak tahun 2015 silam. Namun ngehits pada tahun 2017. Di wisata ini terdapat 70 jenis bunga Anggrek yang bagus-bagus, tentu sangat memikat hati bagi para penghobi Anggrek.
Kampung Indian Kediri sebenarnya bernama Kelud Ethnical Garden. Artinya adalah taman yang unik di Kawasan Gunung Kelud. Yang mana penamaan ini berdasarkan saran dan masukan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri.
Dipilih Gunung Kelud karena Gunung ini memiliki daya tarik internasional. Bahkan, banyak ilmuwan yang melakukan penelitian mengenai Gunung Kelud.
Pembangunan Ethnical Garden ini berdasarkan arsitektur dan kehalusan rasa seni. Dulunya, lahan yang digunakan merupakan kebun nanas dan tebing. Kini, telah diubah menjadi objek wisata dengan spot foto yang indah.
Berlibur ke taman suku Indian ini dapat meredakan stres. Pasalnya, tempat ini berada di daerah dengan udara sejuk dan jauh dari kebisingan. Suasana khas pegunungan langsung terasa ketika pertama kali menginjakkan kaki di sini.
Pengunjung dapat melihat betapa uniknya konsep perkampungan suku Indian asli Amerika. Objek wisata ini dekat dengan Gunung Kelud dan Kampoeng Anggrek. Jadi, pengunjung dapat sekalian berwisata ke dua objek wisata tersebu
Objek wisata ini ditandai dengan tenda – tenda kerucut khas Suku Indian Amerika. Pengunjung dapat berfoto di sekitar sini. Berlatar belakang Kampung Indian yang begitu indah.
Tidak hanya itu, pengelola objek wisata pun menyediakan persewaan pakaian Suku Indian. Sehingga, pengunjung dapat berpose dengan baju ala Suku Indian. Tentu saja menjadi pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan.
Kostum yang disediakan pun memiliki berbagai ukuran. Mulai dari ukuran anak – anak hingga orang dewasa. Jadi, sangat dimungkinkan foto keluarga dengan pakaian khas Suku Indian.
Candi Surowono merupakan sebuah candi Hindu dari jaman Kerajaan Majapahit, berukuran kecil namun dengan relief cantik, yang berada di Desa Canggu, Kecamatan Pare, ± 28 Km dari Kota Kediri atau 105 km (2,5 jam) dari Surabaya. Candi Surowono diperkirakan dibangun pada tahun 1390 M sebagai tempat pendharmaan bagi Wijayarajasa, Bhre Wengker.
Candi Surowono, yang nama aslinya adalah Wishnubhawanapura, masih belum dalam keadaan sepenuhnya utuh ketika kami berkunjung ke sana. Banyak sekali batuan candi yang diletakkan di daerah terbuka pada pelataran candi yang luas, menunggu untuk disusun kembali menjadi sebuah candi yang utuh dan indah.
Papan nama Candi Surowono, dengan latar belakang Candi Surowono dan balok-balok beton memanjang tempat diletakkannya bebatuan candi yang belum tersusun pada tempatnya semula.
Balok-balok beton dan taman yang cukup asri menunjukkan bahwa telah ada perhatian yang cukup memadai dari pejabat di instansi terkait terhadap Candi Surowono yang sudah berusia lebih dari 600 tahun ini.
Sebuah arca sebatas dada bertangan empat yang diletakkan terpisah dari Candi Surowono dengan wajah yang sudah agak rusak.
Sebuah arca batu lainnya tanpa bagian bawah dan bagian atas rusak, yang tampak seperti seorang pendeta berjanggut bertubuh bungkuk dengan hiasan di telinga dan lehernya, sementara posisi tangannya tampak menyangga ke atas.
Arca batu lainnya yang tanpa bagian bawah juga, namun dengan posisi badan yang lebih tegak, hiasan telinga yang lebih pendek dan wajah yang masih lebih utuh, dengan posisi tangan yang juga menyangga ke atas.
Bagian bawah Candi Surowono dilihat dari samping depan, dengan bentuk dasar candi yang cukup utuh terutama di bagian sampingnya. Bagian depan Candi Surowono tampak masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Sedangkan bagian atas Candi Surowono ini sudah lenyap tak berbekas, entah dikarenakan sebab apa.
Candi Surowono diperkirakan dibangun pada 1390, namun baru selesai pada tahun 1400 saat candi ini digunakan. Candi Surowono dibuat sebagai tempat pensucian atau pendharmaan bagi Wijayarajasa, Bhre Wengker, yang merupakan paman dari Rajasanagara, Raja Majapahit. Bhre Wengker meninggal pada 1388.
Upacara sraddha bagi Bhre Wengker, yang merupakan sebuah upacara ritual yang dilakukan 12 tahun setelah kematiannya, diselenggarakan pada 1400, tahun yang kemudian diduga sebagai tahun perkiraan selesainya bangunan Candi Surowono ini.
Pada Candi Surowono terdapat beberapa relief yang dikerjakan dengan halus. Pada kaki Candi Surowono terdapat relief-relief fabel dan juga tantri, sedangkan pada badan Candi Surowono terdapat relief Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa yang digubahnya pada 1035, serta relief Bubuksah, dan relief Sri Tanjung.