Kurikulum nasional tidak sepenuhnya bisa diterapkan pada semua sekolah termasuk sekolah bagi suku rimba yang tinggal di pedalaman hutan. Butet Manurung membagikan kisah yang sangat menyentuh hati, bagaimana perjuangannya membagikan ilmu meski harus menghadapi tantangan yang begitu besar agar anak suku rimba bisa mendapatkan hak pendidikan. Ia juga telah menuliskan kisahnya dalam sebuah buku "Sekolah Rimba"dan telah diterjemahkan dalam Bahasa Inggris "Jungle School".
Pada kuliah umum selanjutnya, sebuah kisah inspiratif dan menyentuh hati hadir dari seorang yang sangat baik dan tulus hatinya, Butet Manurung.
Ia membagikan kisahnya, ketika ia pertama kali menjelajah hutan dan berjumpa dengan anak suku rimba di pedalaman Jambi. Masyarakat rimba hidup damai di sana dan tanpa ada masalah apapun selama ratusan tahun. Butet berusaha memberikan ilmu pendidikan kepada anak suku rimba namun mereka awalnya menganggap bahwa pena/pensil adalah setan mata runcing. Benda seperti pena atau pensil rupanya dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan bagi mereka.
Bersama anak suku rimba, Butet juga pernah ikut berburu dan saat perjalanan berburu mereka menjumpai beruang. Di saat situasi menegangkan tersebut mereka harus pandai dalam menyelematkan diri termasuk Butet yang harus memanjat pohon. Nah, dari kejadian cara bertahan hidup (survival) suku rimba, ia banyak belajar bahwa keterampilan atau kecakapan tidak harus dimulai dari ujung mata pena. Suku rimba yang mempunyai ciri khas dengan pakaian yang hanya menutup bagian tertentu saja rupanya mempunyai makna tersendiri, yaitu agar lebih memudahkan diri naik pohon. Berbeda dengan kita yang mempunyai pakaian lengkap, tentu akan kesulitan memanjat pohon ketika menghadapi situasi genting dan berbahaya di hutan.
Hutan adalah rumah bagi suku rimba dan pembukaan lahan secara besar-besaran telah menyebabkan mereka kehilangan rumah. Suku rimba tidak bisa berbuat apa-apa, mereka hanya mendapatkan kertas yang isinya mereka tidak paham, mereka dijanjikan dengan diberikan uang namun mereka tidak mengerti apa itu uang kertas. Disinilah peran Butet sangat diharapkan. Anak suku rimba haruslah belajar agar tidak mudah dibohongi oleh perusak hutan sehingga mereka bisa menyelamatkan rumah mereka.
Keseruan cerita Butet masih terus berlanjut. Namun ada hal yang sangat menarik dari cerita di balik kisahnya mendirikan berbagai sekolah rimba di seluruh Indonesia yaitu bahwa kurikulum itu bukan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di masa depan namun kurikulum adalah cara menyelesaikan masalah yang kita hadapi saat ini. Hadirkan pembelajaran yang erat kaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Kuliah selanjutnya bisa anda baca pada presentasi Butet yang ada pada kolom di bawah ini.
 PEMBATIK - Belajar dalam Mengajar - Butet Manurung - Sokola Institute.pdf
PEMBATIK - Belajar dalam Mengajar - Butet Manurung - Sokola Institute.pdfSumber: Rumah Belajar Kemdikbud Youtube Channel