My profil

NAMA : Dasril, M.Pd

TTL : Sumpur Kudus, 16 Juni 1980

NIP : 198006162005011008

PANGKAT / GOL : Penata Tk ! / III d

UNIT KERJA : UPTD SDN 18 Campago Guguk Bulek

JABATAN : Head Master


MY PROFIL

Dasril menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Negeri Padang. Konsentrasi Pendidikan Dasar tahun 2012. Predikat sebagai Juara I guru berprestasi tingkat Provinsi Sumatera Barat ini diraih di usianya yang masih cukup muda di tahun 2015. Prestasi inilah yang mengantarkannya ke event pemilihan guru berprestasi di tingkat nasional. Selain itu, ia juga berhasil meraih juara 2 lomba pembuatan media pembelajaran berbasis IT tingkat Provinsi Sumatera Barat, dan juara I lomba karya tulis guru Tingkat Provinsi Sumatera Barat.

Ia juga aktif di berbagai organisasi seperti PGRI, IGI, serta komunitas lainnya. Ia juga pernah menjabat sebagai ketua KKG Sumatera Barat periode (2015-2017). Ia juga suka berbagi kiat menjadi guru berprestasi dan merancang display kelas yang kreatif secara online, maupun offline. Selain itu, Ia juga aktif di komunitas. Karena menurutnya komunitas dapat mengembangkan diri dan memperkaya ide-ide secara berkelanjutan. Ia berprinsip seorang guru tidak akan pernah berhenti untuh terus belajar.

Ia dilahirkan di suatu desa di Sumatera Barat yang bernama Desa Sumpur Kudus. Ia memang berasal dari keluarga elit artinya ekonomi sulit. Meskipun begitu, tetapi Ia tidak miskin dari segi semangat, prestasi, dan tekat yang kuat untuk maju meraih impian. Semenjak kecil, Ia selalu peringkat tiga besar di kelasnya ( juara 1, 2, dan 3). Ini diceritakannya bukan bermaksud untuk menyombongkan diri tetapi Ia memberikan pesan agar jangan menyerah dengan keadaan ada seribu jalan untuk menggapai impian meraih kesuksesan asalkan punya niat dan tekad yang kuat untuk menggapainya.

Semasa kecilnya Ia sangat bahagia sekali bisa menikmati hidup yang jauh dari pengaruh negatif seperti saat ini. Pulang sekolah langsung membantu orang tua untuk memotong karet. Sore harinya berenang di batang air (sungai) yang airnya sangat jernih, namanya aliran batang sumpur. sehingga kampungnya dinamakan Sumpur Kudus artinya aliran yang suci sedangkan malam harinya dari magrib sampai isya Ia mengaji di surau, setelah itu langsung pulang dan belajar untuk keesokan harinya.

Hobinya dari kecil tidak terlepas dari membaca buku. Setiap jam istirahat ketika teman-teman bermain Ia langsung ke perpustakaan untuk mencari buku-buku yang bisa memberikan semangat dan motivasi. Hobi membacanya ini terbawa sampai sekarang sehingga waktu Ia pulang kampung selalu membawa oleh-oleh buku untuk dibaca sehingga orang menyangka membawa oleh-oleh berupa makanan.

Dengan banyak membaca kita akan menjadi sahabat orang-orang hebat. Ia pernah mendengar di suatu pelatihan motivasi.

Jika anda ingin menjadi orang hebat, maka bacalah buku-buku yang ditulis orang-orang hebat karena di dalamnya terselip rahasia-rahasia sukses mereka.

Suatu ketika, Ia naik bus dari Padang ke Bukittinggi habis dari toko buku Gramedia sewaktu mau membayar ongkos Ia kehabisan uang, karena uangnya habis untuk membeli buku. Itulah kelemahannya kalau sudah melihat buku baru di toko buku, tanpa disadari uang yang ada di kantongnya lagsung habis. Baginya buku adalah sahabat yang paling setia yang selalu memberi energi dan pencerahan setiap selesai membacanya.

Pepatah bijak mengatakan bahwa, buku adalah gudangnya ilmu, tetapi membaca adalah kuncinya.

Ia menganut prinsip long life learner (pembelajar seumur hidup). Ia selalu belajar kapan pun, di mana pun dan dengan siapa pun. Ia kuliah S1 dan S2 tanpa beasiswa. Jarak 100 km Ia tempuh setiap minggu, begitu juga ketika mengikuti pelatihan School of master Teacher yang digagas oleh Dompet Dhuafa tersebut selama tiga bulan bolak-balik Padang-Bukittinggi. Seperti itulah Ia merasakan pentingnya pendidikan karena ia yakin sekali pendidikan adalah cara tercepat untuk mengeluarkan seseorang dari kemiskinan, baik miskin harta, maupun miskin ilmu.

Jika Ia mendapatkan beasiswa, Ia ingin sekali mendapatkan beasiswa untuk doktor di bidang pendidikan baik di dalam negeri maupun luar negeri, katanya ilmu itu berkembang. Tidak heran setiap ada pelatihan, seminar, maupun workshop Ia selalu mengikuti walaupun dengan cara berbayar. Menurutnya untuk memperkaya leher ke atas jangan pernah hitung-hitungan. Ilmu itu tidak bisa diukur dengan uang, karena menuntut ilmu itu hukumnya wajib. Teruslah belajar! Belajar di zaman now ini banyak cara yang bisa dilakukan bisa melalui buku dan Youtube karena dengan terus belajar bisa membuat seseorang awet muda.

Yang ingin sharing dan Berbagi, mari kita sama-sama belajar.



NAMA : Dasril, M.Pd

TTL : Sumpur Kudus, 16 Juni 1980

NIP : 198006162005011008

PANGKAT / GOL : Penata Tk ! / III d

UNIT KERJA : UPTD SDN 18 Campago Guguk Bulek

JABATAN : Head Master


MY PROFIL

Dasril menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Negeri Padang. Konsentrasi Pendidikan Dasar tahun 2012. Predikat sebagai Juara I guru berprestasi tingkat Provinsi Sumatera Barat ini diraih di usianya yang masih cukup muda di tahun 2015. Prestasi inilah yang mengantarkannya ke event pemilihan guru berprestasi di tingkat nasional. Selain itu, ia juga berhasil meraih juara 2 lomba pembuatan media pembelajaran berbasis IT tingkat Provinsi Sumatera Barat, dan juara I lomba karya tulis guru Tingkat Provinsi Sumatera Barat.

Ia juga aktif di berbagai organisasi seperti PGRI, IGI, serta komunitas lainnya. Ia juga pernah menjabat sebagai ketua KKG Sumatera Barat periode (2015-2017). Ia juga suka berbagi kiat menjadi guru berprestasi dan merancang display kelas yang kreatif secara online, maupun offline. Selain itu, Ia juga aktif di komunitas. Karena menurutnya komunitas dapat mengembangkan diri dan memperkaya ide-ide secara berkelanjutan. Ia berprinsip seorang guru tidak akan pernah berhenti untuh terus belajar.

Ia dilahirkan di suatu desa di Sumatera Barat yang bernama Desa Sumpur Kudus. Ia memang berasal dari keluarga elit artinya ekonomi sulit. Meskipun begitu, tetapi Ia tidak miskin dari segi semangat, prestasi, dan tekat yang kuat untuk maju meraih impian. Semenjak kecil, Ia selalu peringkat tiga besar di kelasnya ( juara 1, 2, dan 3). Ini diceritakannya bukan bermaksud untuk menyombongkan diri tetapi Ia memberikan pesan agar jangan menyerah dengan keadaan ada seribu jalan untuk menggapai impian meraih kesuksesan asalkan punya niat dan tekad yang kuat untuk menggapainya.

Semasa kecilnya Ia sangat bahagia sekali bisa menikmati hidup yang jauh dari pengaruh negatif seperti saat ini. Pulang sekolah langsung membantu orang tua untuk memotong karet. Sore harinya berenang di batang air (sungai) yang airnya sangat jernih, namanya aliran batang sumpur. sehingga kampungnya dinamakan Sumpur Kudus artinya aliran yang suci sedangkan malam harinya dari magrib sampai isya Ia mengaji di surau, setelah itu langsung pulang dan belajar untuk keesokan harinya.

Hobinya dari kecil tidak terlepas dari membaca buku. Setiap jam istirahat ketika teman-teman bermain Ia langsung ke perpustakaan untuk mencari buku-buku yang bisa memberikan semangat dan motivasi. Hobi membacanya ini terbawa sampai sekarang sehingga waktu Ia pulang kampung selalu membawa oleh-oleh buku untuk dibaca sehingga orang menyangka membawa oleh-oleh berupa makanan.

Dengan banyak membaca kita akan menjadi sahabat orang-orang hebat. Ia pernah mendengar di suatu pelatihan motivasi.

Jika anda ingin menjadi orang hebat, maka bacalah buku-buku yang ditulis orang-orang hebat karena di dalamnya terselip rahasia-rahasia sukses mereka.

Suatu ketika, Ia naik bus dari Padang ke Bukittinggi habis dari toko buku Gramedia sewaktu mau membayar ongkos Ia kehabisan uang, karena uangnya habis untuk membeli buku. Itulah kelemahannya kalau sudah melihat buku baru di toko buku, tanpa disadari uang yang ada di kantongnya lagsung habis. Baginya buku adalah sahabat yang paling setia yang selalu memberi energi dan pencerahan setiap selesai membacanya.

Pepatah bijak mengatakan bahwa, buku adalah gudangnya ilmu, tetapi membaca adalah kuncinya.

Ia menganut prinsip long life learner (pembelajar seumur hidup). Ia selalu belajar kapan pun, di mana pun dan dengan siapa pun. Ia kuliah S1 dan S2 tanpa beasiswa. Jarak 100 km Ia tempuh setiap minggu, begitu juga ketika mengikuti pelatihan School of master Teacher yang digagas oleh Dompet Dhuafa tersebut selama tiga bulan bolak-balik Padang-Bukittinggi. Seperti itulah Ia merasakan pentingnya pendidikan karena ia yakin sekali pendidikan adalah cara tercepat untuk mengeluarkan seseorang dari kemiskinan, baik miskin harta, maupun miskin ilmu.

Jika Ia mendapatkan beasiswa, Ia ingin sekali mendapatkan beasiswa untuk doktor di bidang pendidikan baik di dalam negeri maupun luar negeri, katanya ilmu itu berkembang. Tidak heran setiap ada pelatihan, seminar, maupun workshop Ia selalu mengikuti walaupun dengan cara berbayar. Menurutnya untuk memperkaya leher ke atas jangan pernah hitung-hitungan. Ilmu itu tidak bisa diukur dengan uang, karena menuntut ilmu itu hukumnya wajib. Teruslah belajar! Belajar di zaman now ini banyak cara yang bisa dilakukan bisa melalui buku dan Youtube karena dengan terus belajar bisa membuat seseorang awet muda.

Yang ingin sharing dan Berbagi, mari kita sama-sama belajar.



NAMA : Dasril, M.Pd

TTL : Sumpur Kudus, 16 Juni 1980

NIP : 198006162005011008

PANGKAT / GOL : Penata Tk ! / III d

UNIT KERJA : UPTD SDN 18 Campago Guguk Bulek

JABATAN : Head Master


MY PROFIL

Dasril menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Negeri Padang. Konsentrasi Pendidikan Dasar tahun 2012. Predikat sebagai Juara I guru berprestasi tingkat Provinsi Sumatera Barat ini diraih di usianya yang masih cukup muda di tahun 2015. Prestasi inilah yang mengantarkannya ke event pemilihan guru berprestasi di tingkat nasional. Selain itu, ia juga berhasil meraih juara 2 lomba pembuatan media pembelajaran berbasis IT tingkat Provinsi Sumatera Barat, dan juara I lomba karya tulis guru Tingkat Provinsi Sumatera Barat.

Ia juga aktif di berbagai organisasi seperti PGRI, IGI, serta komunitas lainnya. Ia juga pernah menjabat sebagai ketua KKG Sumatera Barat periode (2015-2017). Ia juga suka berbagi kiat menjadi guru berprestasi dan merancang display kelas yang kreatif secara online, maupun offline. Selain itu, Ia juga aktif di komunitas. Karena menurutnya komunitas dapat mengembangkan diri dan memperkaya ide-ide secara berkelanjutan. Ia berprinsip seorang guru tidak akan pernah berhenti untuh terus belajar.

Ia dilahirkan di suatu desa di Sumatera Barat yang bernama Desa Sumpur Kudus. Ia memang berasal dari keluarga elit artinya ekonomi sulit. Meskipun begitu, tetapi Ia tidak miskin dari segi semangat, prestasi, dan tekat yang kuat untuk maju meraih impian. Semenjak kecil, Ia selalu peringkat tiga besar di kelasnya ( juara 1, 2, dan 3). Ini diceritakannya bukan bermaksud untuk menyombongkan diri tetapi Ia memberikan pesan agar jangan menyerah dengan keadaan ada seribu jalan untuk menggapai impian meraih kesuksesan asalkan punya niat dan tekad yang kuat untuk menggapainya.

Semasa kecilnya Ia sangat bahagia sekali bisa menikmati hidup yang jauh dari pengaruh negatif seperti saat ini. Pulang sekolah langsung membantu orang tua untuk memotong karet. Sore harinya berenang di batang air (sungai) yang airnya sangat jernih, namanya aliran batang sumpur. sehingga kampungnya dinamakan Sumpur Kudus artinya aliran yang suci sedangkan malam harinya dari magrib sampai isya Ia mengaji di surau, setelah itu langsung pulang dan belajar untuk keesokan harinya.

Hobinya dari kecil tidak terlepas dari membaca buku. Setiap jam istirahat ketika teman-teman bermain Ia langsung ke perpustakaan untuk mencari buku-buku yang bisa memberikan semangat dan motivasi. Hobi membacanya ini terbawa sampai sekarang sehingga waktu Ia pulang kampung selalu membawa oleh-oleh buku untuk dibaca sehingga orang menyangka membawa oleh-oleh berupa makanan.

Dengan banyak membaca kita akan menjadi sahabat orang-orang hebat. Ia pernah mendengar di suatu pelatihan motivasi.

Jika anda ingin menjadi orang hebat, maka bacalah buku-buku yang ditulis orang-orang hebat karena di dalamnya terselip rahasia-rahasia sukses mereka.

Suatu ketika, Ia naik bus dari Padang ke Bukittinggi habis dari toko buku Gramedia sewaktu mau membayar ongkos Ia kehabisan uang, karena uangnya habis untuk membeli buku. Itulah kelemahannya kalau sudah melihat buku baru di toko buku, tanpa disadari uang yang ada di kantongnya lagsung habis. Baginya buku adalah sahabat yang paling setia yang selalu memberi energi dan pencerahan setiap selesai membacanya.

Pepatah bijak mengatakan bahwa, buku adalah gudangnya ilmu, tetapi membaca adalah kuncinya.

Ia menganut prinsip long life learner (pembelajar seumur hidup). Ia selalu belajar kapan pun, di mana pun dan dengan siapa pun. Ia kuliah S1 dan S2 tanpa beasiswa. Jarak 100 km Ia tempuh setiap minggu, begitu juga ketika mengikuti pelatihan School of master Teacher yang digagas oleh Dompet Dhuafa tersebut selama tiga bulan bolak-balik Padang-Bukittinggi. Seperti itulah Ia merasakan pentingnya pendidikan karena ia yakin sekali pendidikan adalah cara tercepat untuk mengeluarkan seseorang dari kemiskinan, baik miskin harta, maupun miskin ilmu.

Jika Ia mendapatkan beasiswa, Ia ingin sekali mendapatkan beasiswa untuk doktor di bidang pendidikan baik di dalam negeri maupun luar negeri, katanya ilmu itu berkembang. Tidak heran setiap ada pelatihan, seminar, maupun workshop Ia selalu mengikuti walaupun dengan cara berbayar. Menurutnya untuk memperkaya leher ke atas jangan pernah hitung-hitungan. Ilmu itu tidak bisa diukur dengan uang, karena menuntut ilmu itu hukumnya wajib. Teruslah belajar! Belajar di zaman now ini banyak cara yang bisa dilakukan bisa melalui buku dan Youtube karena dengan terus belajar bisa membuat seseorang awet muda.

Yang ingin sharing dan Berbagi, mari kita sama-sama belajar.