Waldjinah was born in Surakarta, Indonesia, on 7 November 1945[1] as the tenth child of her family. Her mother sold food in a market and her father worked as a painter in a batik factory. Waldjinah was inspired to become a singer from listening to traditional Javanese songs at the factory where her father worked. During her high school years, she became interested in keroncong music.[2]

Waldjinah's first husband managed her own career as well as her backing band, Orkes Keroncong Bintang Surakarta. He died in 1985. She met her second husband four years later, who also worked as her manager.[4] She has five children, as well as eight grandchildren and three great-grandchildren.[3] Her son Ary Mulyono, an accomplished instrumentalist who also with keroncong, is leader of her backing band.[4]


Download Keroncong Mus Mulyadi


Download File 🔥 https://shoxet.com/2y7O8h 🔥



Keroncong merupakan suatu genre musik yang khas Indonesia, keberadaanya selalu dikaitkan dengan statusnya sebagai salah satu warisan seni budaya bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan. Selain perlu dilestarikan, para penggiat keroncong dan pemerintah pun menganggap perlu mengembangkan keroncong dalam segi musik maupun perluasan peminatnya, khususnya di kalangan generasi muda. Penelitian ini memperlihatkan popularitas keroncong yang sudah menurun sejak akhir tahun 1960-an bahkan pada tahun 1970-an keroncong sudah dinyatakan harus diselamatkan atau dilestarikan. Perkembangan keroncong terhambat oleh semangat pelestarian musik tersebut. Pelestarian keroncong terhambat oleh pakem-pakem yang ditentukan oleh para tokoh senior musik tersebut. Pakem-pakem keroncong merupakan suatu bentuk hegemoni para tokoh senior keroncong untuk memberi batasan keroncong yang baik dan benar menurut versi mereka. Pada satu sisi, pakem-pakem dalam keroncong telah dapat menjaga kelestarian keroncong, sementara pada sisi lainnya tidak berhasil mengembangkan keroncong kepada peminat yang lebih luas.

Keroncong is a music genre that is typical of Indonesia, its existence is always associated with its status as one of the Indonesian cultural arts heritage that needs to be preserved. Besides needing to be preserved, keroncong activists and the government also consider it necessary to develop keroncong in terms of music and the expansion of their interests, especially among the younger generation. This study examine that the popularity of keroncong which has declined since the late 1960s even in the 1970s that keroncong has been declared to be saved or preserved. Keroncong development is hampered by the spirit of preservation of the music. Keroncong conservation is hampered by the standards determined by the senior figures of the music. Pakem-pakem (standards) keroncong is a form of hegemony of senior keroncong figures to limit the keroncong to good and correct according to their version. On the one hand, the features in keroncong have been able to preserve keroncong, while on the other hand they have not succeeded in developing keroncong for wider interested ones.

Suami dari penyanyi Helen Sparingga ini, selama 74 tahun hidupnya, setidaknya telah menggulirkan 32 album solo dan duet, serta 4 album kompilasi keroncong. Untuk mengenang The King of Keroncong yang juga pernah menjadi bagian dari band legendaris Favourite Band, berikut ini 6 lagu hit pop keroncong Mus Mulyadi:

Lagu keroncong Dewi Murni muncul dalam album Keroncong Personal. Album berbentuk kaset yang diproduksi oleh Indra Record ini, terdiri dari 14 lagu keroncong. Dewi Murni berada di urutan track nomor 1. Album ini menjadi diskografi Mus Mulyadi di awal karir bermusiknya, yaitu pada Agustus, 1977.

Lagu pop keroncong berbahasa Jawa ini menjadi salah satu lagu hit dalam Album Emas Pop Jawa. Album yang diproduksi oleh PT. Gema Nada Pertiwi ini, terdiri dari 14 lagu yang juga membuat Gambang Suling dan Gerimis Gerimis hit pada masanya. Selain itu, dalam album ini Mus Mulyono juga berkesempatan berduet bersama Tuti Tri Sedya pada salah satu lagu. Pada 2005, album ini sempat diproduksi ulang oleh label yang sama.

Kepopuleran lagu Keroncong Kemayoran yang dinyanyikan banyak penanyi Indonesia, juga tak dilewatkan oleh Mus Mulyadi. Lagu yang dinyanyikan ulang ini dirilis dalam albumnya berjudul Ranggae-Disco Krongcong, yang diproduksi oleh Indra Record. Album yang menambahkan unsur reggae dalam musiknya ini, membuat nuansa pop keroncong yang dihasilkan Mus Mulyadi menjadi sesuatu yang berbeda dari album-album lainnya.

Mus Mulyadi meninggal dunia di usia 73 tahun. Musisi kelahiran Surabaya, itu disebut sebagai buaya keroncong. Lagu-lagu yang populer dibawakannya antara lain, Kota Solo, Dinda Bestari, Telomoyo, dan Jembatan Merah.

Mus Mulyadi adalah penyanyi keroncong yang terkenal di era 70-an. Lahir di Surabaya pada 14 Agustrus 1945 dari pasangan Ali Sukarni dan Musimah. Anak ketiga dari tiga bersaudara yang terlahir dengan nama Mulyadi ini sejak usia muda sudah akrab dengan dunia musik. Adiknya, Mus Mujiono, juga menekuni dunia musik.

Mus kemudian mencoba memberikan sedikit sentuhan keroncong pada lagunya dan disukai masyarakat. Sebut saja lagu Kota Solo, Dinda Bestari, Dewi Murni, Telomoyo dan Jembatan Merah yang sangat populer di masanya.

Nama besar Mus Mulyadi bukan hanya menggema di Indonesia tapi juga hingga Belanda dan Amerika Serikat. Di sana, ia terkenal dengan sebutan The King of Keroncong. Sedikitnya, 80 album keroncong dan belasan album rohani telah ditelurkannya. 006ab0faaa

master h c 39;est la vie mp3 download

download germany wiki

p mawenge customer care audio download

es kennzeichen

download office suite for mac