Their first album, Suit-Suit...He-He, was not released until 1990. This album, which featured the songs "Memang" and "Maafkan", was an enormous hit and won the band the BASF Award for best newcomer category. The album also seemed to slap the Indonesian music industry which at that time was still incessant Malay songs like Search's Issabella song. Solid rock and roll blues and a la Slank music finally got close to young people in Indonesia, and their success inspired the formation of other bands, such as Dewa. Their distinctive style, ignorant, slengean, but friendly managed to attract the masses who were then still limited to a minority.

In 1991, their second album, Kampungan, achieved the same level of success as their first album. The singles from this album, "Mawar Merah" and "Terlalu Manis", were made in two versions: Fun and Sales. Unusually, it was precisely the song version of fun, which became hits and was often played. Here Kaka plays harmonica. In this village album, Slank included the song Nina Bobo.


Download Album Slank


Download 🔥 https://tinurll.com/2y4QnG 🔥



In December 1993, Slank releases third album, Piss!, which is a play on the word peace. This jargon became a trend at that time. The hits single of this album are "Piss" and "Kirim Aku Bunga". Their first three albums, awarded by BASF Indonesia for Best Selling Albums on BASF tapes in each years of released.

1994, Slank released their fourth album Generasi Biru with the several popular hits like "Generasi Biroe", "Terbunuh Sepi", and "Kamu Harus Pulang" entering Indonesia's top charts. This was Slank's first album to reach multi-platinum status, and the band was once again awarded by BASF Indonesia for Best Selling Albums.

Their fifth album, Minority, was released in January 1996. It featured the single "Bang Bang Tut" on the market. On the album, Bimbim sang a song of his title entitled "Bidadari Penyelamat". There is no arrangement whatsoever, only Bimbim's voice.

Slank was plagued by a number of defections, some involving personal issues, others having to do with internal tensions based around creative decisions. Since its inception, Slank's band members have changed frequently. Reasons have ranged from drug use and woman to money and differences in musical styles. The best line up of the band was Kaka (vocals), Bimbim (drums), Pay (guitar), Bongky (bass) and Indra (keyboards).While working on the sixth album, Lagi Sedih, Bimbim decided to fire Bongky, Pay and Indra. But there is also a mention that Bongky, Indra and Pay quit or resigned because of the behavior of Bimbim and Kaka who have been too severe in drug use. The split can actually be seen on their fourth album in the song "Pisah Saja Dulu". Bimbim even intends to disperse Slank. But a letter written in blood by a Slanker made him discouraged. Its contents are scary. "Don't be cheeky, Bim! If Slank breaks up, it means it's wrong! I wrote this letter using blood. Don't let me write the next letter using your blood!" Letters of threat and vows to kill Bimbim if it dissolves Slank is unavoidable. Kaka and Bimbim finally continued to work on their sixth album with the help of additional musicians. Reynold entered to fill the position of guitar and Ivanka who was often hanging out at Potlot also helped in working on the Slank project for the sixth album with the formation of this transition period. The album, Lagi Sedih, was released in February 1997. Single "Koepoe Liarkoe" and "Tonk Kosong" prove that Slank can still survive. Bid gig also arrived.

The entry of Abdee and Ridho, Slank continued his musical journey. The result was the album Seven which was released in January 1997 with reliable song "Balikin". The album sold one million copies in a matter of weeks. From there, more albums, most of them commercially successful, followed. The negativity was overcome, and over the next 20 years, Slank was able to increase their profile, tour the world and maintain commercial success. In 2007, Slank released their 20th album, Slow But Sure.[6]

Having more than fifteen albums sold and occasionally causing political controversy in Indonesia, Slank decided to travel to the US to record their first English-language album, Anthem for the Broken-Hearted. Blues Saraceno was chosen to be the producer of the album. They recorded and mixed the album in only twenty-two days.[8]

Album Slank, di antaranya Suit-Suit... He-He (Gadis Sexy) (1990), Kampungan (1991), Piss (1993), Generasi Biru (1994), Minoritas (1996), Lagi Sedih (1997), Tujuh (1998), Mata Hati Reformasi (1998), 999+09 (1999), De-Bestnya Slank (2000), Ngangkang (2001), Virus (2001), Virus Roadshow (2002), Satu Satu (2003), Bajakan! (2003), Road to Peace (2004), Plur (2005), A Mild Live Reborn Republic Slank (2005), Slankissme (2006), Slow But Sure (2007), The Big Hip (2008), Anthem From The Broken Hearted (2009), Jurus Tandur No.18 (2010), Slank Party (2011), I Slank U (2012), I Slank U Repackage (2012) dan album Slank Nggak Ada Matinya (2013).[9]

Sementara itu, lagu Gosip Jalanan dari album PLUR yang dirilis pada 2004 berbuah sorotan dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Slank yang saat itu menjadi duta anti-korupsi untuk Komisi Pemberantasan Korupsi dianggap melecehkan dewan melalui syair-syair lagu tersebut. DPR-RI melalui Lembaga Kehormatan Dewan berencana melancarkan tuntutan pada grup anak muda ini, meski kemudian rencana tersebut dibatalkan.

Rencana Slank untuk Go International mulai terlihat di pertengahan 2008. Dengan kolaborasi dengan The Big Hip, sebuah band asal Jepang, menghasilkan sebuah album, The Big Hip. Di album ini, Slank menggunakan tiga bahasa sekaligus: Indonesia, Jepang dan Inggris. Bagi para slanker, sebutan bagi penggemar, Slank akan memberikan bonus berupa VCD Exclusive kegiatan Slank di Jepang bila pembelian kaset atau CD album terbaru Slank.

Setelah berulang kali ditolak, akhirnya tahun 1990 demonya diterima dan mulai rekaman debut album Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy). Album yang menampilkan tembang Memang dan Maafkan itu meledak dipasaran sehingga mereka pun diganjar BASF Award 1991 untuk kategori pendatang baru terbaik. Album tersebut juga seakan menampar industri musik Indonesia yang kala waktu itu masih gencarnya lagu melayu seperti tembang Issabella milik Search. Musik padu-padan rock and roll blues ala SLank akhirnya dekat dengan anak muda di Indonesia. Gaya mereka yang khas, cuek, slengean, tapi bersahabat berhasil menarik massa yang saat itu masih sebatas minoritas.

Album kedua mereka, Kampungan, meraih sukses yang sama.[7] Single dari album ini Mawar Merah dan Terlalu Manis dibuat dalam dua versi. Suka-suka dan Jualan. Namun anehnya, justru lagu yang versi Suka-suka lah yang menjadi hits dan sering dimainkan. Disini Kaka bermain harmonika. Di album Kampungan ini pun, Slank memasukkan lagu Nina Bobo.

1993 Desember, Slank merilis album ketiga Piss! yang merupakan plesetan dari kata peace. Jargon ini menjadi tren pada masa itu. Hits single album ini adalah Piss dan Kirim Aku Bunga dengan cover album seorang model yang meniru pose Jim Morrison walaupun banyak yang berpendapat bahwa model di sampul album tersebut adalah Bimbim, tetapi faktanya model cover album tersebut adalah Adji Tarmo, tetangga seberang rumah Bimbim.

1994, Slank merilis Generasi Biru dengan andalan Generasi Biroe, Terbunuh Sepi, dan Kamu Harus Pulang. 1995 Agustus, Slank mengisi sebuah acara di RCTI dalam rangka menyambut Hari Jadi Kemerdekaan Indonesia yang ke-50. Mereka membawakan beberapa lagu dari album Generasi Biru. Album ke lima mereka, Minoritas, dirilis Januari 1996. Menampilkan single Bang Bang Tut sukses dipasaran. Di album tersebut, Bimbim menyanyikan sebuah lagu miliknya yang berjudul Bidadari Penyelamat tanpa iringan musik apapun, hanya suara Bimbim saja.

Pada saat menggarap album ke enam Lagi Sedih, Bimbim memutuskan untuk memecat Bongky, Pay dan Indra resmi keluar dari Slank karena sudah parah dalam ketergantungan narkoba. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa Bongky, Indra dan Pay keluar atau mengundurkan diri karena perilaku Bimbim dan Kaka yang sudah terlampau parah dalam penggunaan narkoba. Perpecahan tersebut sebenarnya sudah mulai terlihat di album ke empat mereka di lagu Pisah Saja Dulu. Bimbim bahkan berniat untuk membubarkan Slank.

Namun sebuah surat yang ditulis dengan darah oleh seorang Slanker membuatnya mengurungkan niatnya. Yang berisi surat bernada ancaman dan bersumpah untuk membunuh Bimbim jika sampai membubarkan Slank tidak dapat dihindari. Kaka dan Bimbim akhirnya tetap menggarap album ke enam dengan bantuan musisi tambahan.

Reynold masuk untuk mengisi posisi gitar dan Ivanka yang waktu itu sering nongkrong di Potlot juga ikut membantu dalam mengerjakan project Slank untuk album ke enam dengan formasi masa transisi ini. Album Lagi Sedih dirilis pada Februari 1997. Single Koepoe Liarkoe dan Tonk Kosong membuktikan Slank masih bisa bertahan. Tawaran manggung pun berdatangan. Dan saat tinggal beberapa kota yang akan diselesaikan dalam rangkaian pertunjukan, Reynold menyatakan keluar dari Slank. Alasannya, tidak kuat dengan sifat Bimbim dan Kaka yang suka berkelahi dengan fans diatas panggung. Walaupun saat itu sudah dibujuk untuk menunda pengunduran dirinya, Reynold tetap tidak ingin melanjutkan.

Kini, Slank membantah anggapan bahwa dengan mengonsumsi narkoba seorang seniman bisa lebih kreatif, justru sebaliknya, tanpa menggunakan barang haram tersebut mereka terbukti bisa menghasilkan karya-karya bagus. "Saat membikin album pertama hingga ketiga, kami belum memakai narkoba, tapi album itu terbukti paling bagus. Jadi, tanpa narkoba kami bisa menghasilkan karya yang bagus. Setelah album ketiga, kami menjadi pengguna," ujar Kaka. e24fc04721

ritual horror game download

strong srt 4950h software download 2019

avira deinstallationstool download

summoner 39;s rift download

lcm and hcf problems for tnpsc pdf download