**Notulen Rapat: Pemberdayaan Ekonomi dan Pelestarian Budaya Sungai Deli**
**Tanggal**: 10 September 2024
**Topik**: Program Pengembangan Pariwisata Lokal dan Pelestarian Budaya di Sungai Deli
### 1. **Potensi Ekonomi**
- Hasil survei menunjukkan bahwa potensi ekonomi di sekitar Sungai Deli sangat minim karena penduduk yang tidak menetap.
- Meskipun demikian, program tetap akan dilanjutkan untuk meningkatkan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat.
### 2. **Pembentukan Koperasi Pra-Koperasi**
- Fokus pada kebutuhan pokok (sembako) dengan harga terjangkau.
- Sistem SHU: 50% untuk anggota, 50% untuk pembangunan Kampung Melayu.
- Menumbuhkan rasa kepemilikan di kalangan stakeholder dan masyarakat sekitar.
### 3. **Pendekatan Bottom-Up**
- Melibatkan tokoh masyarakat seperti lurah, kepling, dan tokoh adat seperti Pak Haji Zulfan.
- Mengembangkan unit usaha berdasarkan minat masyarakat setempat.
### 4. **Pasar Tradisional**
- Rencana membentuk pasar mingguan atau bulanan untuk menjual produk lokal khas Medan dan Sumatera Utara.
- Pasar akan menjadi platform untuk pertunjukan budaya, melibatkan sekolah dan mahasiswa dalam pentas seni.
- Pasar ini akan dikelola oleh masyarakat dengan konsep kuliner tradisional yang menggunakan koin batok kelapa sebagai alat transaksi.
### 5. **Pengelolaan Pasar dan Koperasi**
- Pasar akan mengusung konsep kuliner dan budaya Jawa dan Melayu, fokus pada makanan tradisional dan musik.
- Mahasiswa akan dilibatkan dalam mengelola acara dengan dukungan sponsor seperti Bank Sumut.
- Pasar murah berkualitas akan diadakan untuk meningkatkan daya tarik pariwisata, terutama untuk turis dengan ekonomi menengah ke atas.
### 6. **Fokus Pengembangan Ekonomi**
- Mengajak masyarakat setempat untuk bergabung dalam koperasi dengan insentif berupa sembako dan SHU.
- Masyarakat yang terlibat dalam koperasi haruslah penduduk lokal, bukan penyewa.
### 7. **Koordinasi dengan Tokoh Masyarakat**
- Koordinasi dengan tokoh masyarakat seperti Pak Haji Zulfan.
- Tetap berkolaborasi dengan Pak Lurah untuk menjaga hubungan baik dan mengoordinasikan kegiatan.
### 8. **RDEE (Eco Enzyme)**
- RDEE harus dibina untuk penghijauan dan kebersihan daerah Sungai Deli.
- Perusahaan diharapkan ikut bertanggung jawab dalam upaya pembersihan dan pelestarian lingkungan.
### **Rencana Tindak Lanjut (Action Plan)**
1. **Pertemuan dengan Tokoh Masyarakat**
- Agendakan pertemuan untuk membangun jaringan yang kuat dengan masyarakat lokal.
2. **Konsep Pasar Murah**
- Tentukan PIC yang jelas untuk pelaksanaan pasar murah, bekerja sama dengan event organizer (EO) untuk mendorong perekonomian lokal sebelum fokus pada kedatangan turis.
3. **Kerja Sama dengan Travel**
- Jalin kerja sama dengan agen perjalanan untuk memfasilitasi kunjungan wisata, termasuk aktivitas dayung dan belanja di pasar lokal.
### **Stakeholder Terkait**
- Mahasiswa, masyarakat, perusahaan, bank, sekolah, **Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)**, dan **Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS)**.
### **Wadah Pengembangan**
- Pasar, koperasi (ketua, bendahara, sekretaris).
### **Isu yang Diketahui**
- Banjir: Kepling akan memantau banjir dari menara pantau.
- Pemetaan lokasi: Menara pantau, kuliner, gubuk souvenir, dan platform pertunjukan harus disiapkan dan dicantumkan dalam buku Sei Deli untuk promosi.
Menit Rapat
Tanggal: 23 September
Waktu: 14:00 - 15:50
Lokasi: Konsul Kehormatan Thailand
Agenda:
1. Visi Pembangunan Wisata Sungai Deli:
- Dalam puluhan tahun, telah banyak upaya untuk menjadikan Sungai Deli sebagai tempat wisata.
- Terdapat 8-15 suku dari Medan yang terlibat.
- Di daerah Jl. Ileng, dominan suku Melayu dengan adat dan bahasa Melayu yang masih lestari.
- Akan dijalankan kuliner dan produk suvenir Melayu.
2. Pra Koperasi dan Kerjasama dengan Pemerintah:
- Tujuan membangun pra koperasi adalah untuk memberikan manfaat kepada warga sekitar sebagai pemangku kepentingan.
- Kerjasama dengan pemerintah untuk menyediakan transportasi bus untuk menurunkan wisatawan.
- Membutuhkan rakit, bangku, rotan, sofa untuk 6-8 orang sebagai fasilitas wisatawan.
3. Inisiatif Pengembangan:
- Rencana penerbitan buku dan pengangkatan legenda sebagai cerita di atas rakit hingga mencapai titik Melayu.
- Rencana membangun titik UMKM di sekitar titik wisata Sungai Deli.
4. Permasalahan Lokal:
- Penekanan terhadap warna-warna menarik untuk menarik perhatian wisatawan.
- Perlu penelitian lebih dalam terkait permasalahan banjir.
5. Isu-isu Kota Medan:
- Tidak efektifnya Merdeka Walk sebagai pusat kota.
- Isu pembuangan bayi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sangat mengkhawatirkan.
- Kedisiplinan warga menjadi permasalahan utama.
- Perlu perhatian lebih dalam terhadap sistem drainase.
6. Tanggapan Calon Walikota:
- Setiap kota besar umumnya memiliki ruang terbuka hijau seperti Central Park, namun tantangan utama di Medan adalah kurangnya integrasi antara berbagai kawasan hingga mencapai pelabuhan Belawan.
7. Permasalahan Sungai Deli:
- Fokus pada pendangkalan muara Sungai Deli untuk mengurangi risiko banjir.
8. Action Plan:
1. Dibentuk struktur tim kerja per bidang.
2. Jadwal ke lapangan dengan titik temu di warung (Sabtu pagi 28 Sept/ 29 Sept 2024)
9. Titik Terang:
- Ditemukan tokoh-tokoh di lokasi yang sudah aktif berkontribusi dan dapat diajak bekerjasama untuk pemberdayaan ekonomi di kawasan Sungai Deli.
Catatan Tambahan:
- Banjir: [https://lassernews.com/kolam-renang-gratis-ada-di-kelurahan-mabar-hilir/](https://lassernews.com/kolam-renang-gratis-ada-di-kelurahan-mabar-hilir/)
### *Ringkasan Poin Penting untuk Proyek Kolaborasi SIT*
#### *Timeline*
1. *Desember 2024*: Undangan rapat dari SIT untuk finalisasi detail.
2. *Januari 2025*: Rekrutmen mahasiswa untuk proyek.
3. *April-Mei 2025*: Kunjungan selama satu minggu untuk kick-off proyek.
---
#### *Peserta Utama dan Peran*
1. *MTU (Pak Dompak)*
- *Fase 1*: Analisis sungai dan brainstorming bersama mahasiswa SIT.
- *Fase 2*: Pair programming dengan mahasiswa SIT untuk persiapan penerapan VR.
- *Fase 3*: Memimpin penerapan dan implementasi VR.
- *Tugas Lain*: Meninjau dan menandatangani dokumen kerjasama dengan SIT.
2. *DRP (Bu Yenny)*
- *Fase 1*: Menentukan area fokus dari Sungai Deli.
- *Fase 3*: Mendukung penerapan dan implementasi VR.
- *Tugas Tambahan*:
- Membentuk yayasan, roadmap, milestones, administrasi, dan pendanaan internal.
- Memastikan sinergi dengan kegiatan sosial dan lingkungan, serta kerjasama dengan pemerintah setempat.
3. *SIT (Pak Budi)*
- *Fase 1*: Mengumpulkan ide untuk proyek inovasi sosial (3 bulan).
- *Fase 2*: Memimpin pengembangan perangkat lunak VR (6 bulan).
- *Fase 3*: Mendukung penerapan dan implementasi VR di Indonesia (3 bulan).
4. *Mahkota (Pak Rudi)*
- Mengatur akomodasi, logistik, konsumsi, dan dukungan keamanan.
- Mengelola dukungan legal dan administratif untuk mahasiswa SIT.
---
#### *Ruang Lingkup Proyek*
1. *Peserta Target*: 10 mahasiswa (2 tim masing-masing 5 orang, dipasangkan berdasarkan gender dan jumlah).
2. *Audiens Target*: Semua kelompok umur.
3. *Kebutuhan Teknologi*:
- SIT menyediakan kamera 360° untuk merekam lokasi kegiatan.
- Drone 360° untuk merekam dan mempromosikan sepanjang 73 km Sungai Deli.
4. *Tujuan Output*:
- *Fase 1*: Proposal dan pengumpulan ide.
- *Fase 2*: Pengembangan perangkat lunak VR dengan konten yang mencerminkan masa lalu, kini, dan masa depan.
- *Fase 3*: Penerapan perangkat lunak VR dan pembuatan materi promosi.
---
#### *Keamanan & Logistik*
1. *Briefing*: Instruksi keselamatan dan tips umum disiapkan oleh MTU (Bu Jannah).
2. *Asuransi*: International SOS untuk keadaan darurat dan klaim.
3. *Akomodasi dan Anggaran*: Dikelola oleh Mahkota.
4. *Kolaborasi CSR*: Ditinjau oleh MTU, fokus pada aspek sosial dan lingkungan dengan dukungan pemerintah.
---
#### *Pembagian Tugas*
- *SIT*: Pengumpulan ide awal, pengembangan perangkat lunak, dan dukungan parsial selama penerapan.
- *MTU*: Eksekusi teknis, pelatihan mahasiswa, dan pemeliharaan sistem VR di Indonesia.
- *DRP*: Fokus pada aspek sosial dan lingkungan, penyusunan proposal, dan kolaborasi dengan otoritas lokal.
- *Mahkota*: Manajemen logistik, keamanan, dan akomodasi.
Timeline
Desember 2024: Pembentukan yayasan (YBHI), termasuk penyusunan roadmap, milestones, dan administrasi. Menghadiri rapat dengan SIT untuk finalisasi detail proyek (January 8th, 2025).
Januari 2025: Rekrutmen mahasiswa untuk proyek. (tentatively, Students will be travelling to Medan, Indonesia for 5-7 days during the trimester break (between 13 April to 4 May)).
Februari-Maret 2025:
Finalisasi struktur yayasan dan pendanaan internal.
Penentuan area fokus proyek Sungai Deli (aspek sosial, lingkungan, dan dukungan pemerintah lokal).
Mulai membangun kemitraan dengan pihak berwenang dan pemangku kepentingan lokal.
April-Mei 2025: Kick-off proyek selama satu minggu di Medan, bekerja sama dengan SIT dan mitra lainnya untuk implementasi Fase 1.
Juni-September 2025: Memantau dan mendukung pengembangan perangkat lunak oleh SIT serta berkoordinasi dengan MTU untuk keselarasan proyek.
Oktober-Desember 2025:
Memimpin implementasi teknologi VR, termasuk rekaman drone dan materi promosi.
Finalisasi hasil proyek, termasuk konten VR yang merefleksikan masa lalu, kini, dan masa depan Sungai Deli.
Tanggung Jawab Utama DRP
Pembentukan Yayasan
Merancang dan mendaftarkan yayasan.
Mengembangkan roadmap detail dengan milestones yang jelas.
Mengelola pendanaan internal dan memastikan transparansi keuangan.
Menangani pengaturan administrasi dan kebutuhan hukum.
Kontribusi untuk Proyek
Menentukan area fokus Sungai Deli untuk proyek VR.
Menyusun proposal dan memastikan keselarasan dengan tujuan sosial dan lingkungan.
Berkoordinasi dengan pemerintah lokal untuk dukungan dan izin.
Fase 1 (April-Mei 2025)
Berkolaborasi dengan SIT untuk mendefinisikan fokus konten VR.
Mengorganisir sesi brainstorming bersama mahasiswa MTU dan SIT.
Fase 2 (Juni-September 2025)
Mengawasi kemajuan pengembangan perangkat lunak oleh SIT.
Memberikan masukan berkelanjutan dan memastikan integrasi dengan tujuan proyek.
Fase 3 (Oktober-Desember 2025)
Memimpin implementasi teknologi VR di Medan.
Mengelola operasi drone untuk dokumentasi 360° sepanjang 73 km Sungai Deli.
Menyiapkan materi promosi untuk proyek VR.
Output Utama
Fase 1: Proposal proyek yang komprehensif dan hasil brainstorming.
Fase 2: Perangkat lunak VR yang dikembangkan sepenuhnya dengan konten yang merefleksikan aspek sejarah, kondisi saat ini, dan masa depan Sungai Deli.
Fase 3: Implementasi VR, materi promosi, dan proyek yang siap ditampilkan dengan dampak sosial dan lingkungan yang signifikan.
DRP akan memastikan bahwa proyek ini selaras dengan tujuan yang lebih luas, menonjolkan kolaborasi, inovasi, dan pembangunan berkelanjutan.
Berikut syarat-syarat sungai dapat dijadikan wilayah konservasi:
Kriteria Ekologis
1. Keanekaragaman hayati tinggi (flora, fauna, mikroorganisme).
2. Kondisi ekosistem yang unik atau langka.
3. Habitat spesies terancam punah atau dilindungi.
4. Kualitas air yang baik.
5. Struktur geologi yang unik.
Kriteria Konservasi
1. Nilai konservasi tinggi (biodiversitas, ekosistem, genetik).
2. Keterkaitan dengan ekosistem lain (hutan, pantai, danau).
3. Potensi untuk pemulihan ekosistem.
4. Keterlibatan masyarakat lokal dalam konservasi.
5. Kemungkinan pengembangan ekowisata.
Kriteria Sosial-Ekonomi
1. Dukungan dari masyarakat lokal.
2. Keterkaitan dengan budaya dan tradisi masyarakat.
3. Potensi pengembangan ekonomi lokal.
4. Keterlibatan pemerintah dan lembaga terkait.
5. Kemungkinan pengembangan infrastruktur.
Kriteria Hukum dan Administratif
1. Terletak di kawasan yang dilindungi undang-undang.
2. Memiliki status hukum sebagai kawasan konservasi.
3. Terdaftar dalam daftar kawasan konservasi nasional/internasional.
4. Memiliki rencana pengelolaan konservasi.
5. Terdapat lembaga pengelola konservasi.
Standar Internasional
1. Sesuai dengan konvensi internasional (Contoh: Ramsar, UNESCO).
2. Memenuhi kriteria IUCN (International Union for Conservation of Nature).
3. Terdaftar dalam daftar situs warisan alam UNESCO.
Dokumen yang Diperlukan
1. Surat keputusan pemerintah.
2. Rencana pengelolaan konservasi.
3. Laporan kajian lingkungan.
4. Dokumen hukum dan administratif.
5. Bukti dukungan masyarakat lokal.
Sumber:
1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati.
2. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
3. IUCN (International Union for Conservation of Nature).
4. UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
Merujuk kpd ini mk Zonasi S.Deli bs kt bagi 2 prioritas orientasi program :
1. Hulu (Tanah Karo) wilayah konservasi
2. Hilir (D.Serdang, Kota Medan) wilayah wisata.
discussed:
intro by SIT, Madam Claudya, Prof Budi, Prof Koom,
stakeholders introduction,
presentation brief from bu Yenny (program lead),
itinerary from bu Hana (MTU),
legal / sponsor from pak Rudy (Mahkota Group),
advice from Pak Martono (Thai Consul)
SIT PROJECT:
https://drive.google.com/file/d/1pEF3bkyqqzGBgMzv1Fkja_MtpaNO-a9o/view?usp=drive_link
This report summarizes key points from discussions related to the management, development, and conservation of Sungai Deli and its surrounding communities. The insights gathered aim to support further research on sustainable urban planning, environmental conservation, and community engagement in Medan.
River Focus: The discussion centered on Sungai Deli and its tributaries, including Sungai Putih, which is experiencing narrowing.
Flooding Risks: Due to high population density along the riverbanks, improving Sungai Deli would require an estimated Rp 1.3 trillion to mitigate flood risks.
Land Acquisition Costs: For Sungai Babura, Rp 3.2 trillion was allocated two years ago for land clearance.
Focus on Riverside Communities: Instead of large-scale watershed (DAS) management, a community-based approach is suggested, as seen in Jogja, Bogor, and Malang. Developing smaller, manageable villages along the river could yield more tangible results within 1-3 years.
Challenges in Community Acceptance: Previous government initiatives, such as the Kampung Aur redevelopment, faced rejection from residents. Sungai Mati residents demand compensation for relocation.
Lessons from Kampung Kubur: Community resistance makes transformation difficult. Alternative models should be explored.
Community Mapping: Accurate mapping of land use and settlements is crucial. Participatory mapping (e.g., Kotaku Program) can enhance data collection.
Priority Mapping Areas: The focus should be on Jl. Ileng, specifically from Titi Aloha to Titi Pahlawan.
Boundary Clarification:
If a river has embankments, the buffer zone is 15m.
If there are no embankments, the buffer starts from a zero point set by BWS.
Weakness in Existing Data: More detailed mapping is needed to boost community visibility and attract investment.
Waste as a Major Problem: Trash accumulation is a critical issue, particularly in Belawan, where pollution from Sungai Deli affects local water quality.
Successful Initiatives: Programs like waste banks (Kepul, Roda Hijau) and recycling projects (e.g., converting trash into gold) exist, but public participation remains low.
Eco-Enzyme Effectiveness: There is skepticism about using eco-enzymes for water cleaning. More research is needed to verify its impact.
Behavioral Trends: People are more likely to adopt new practices if they see proven success. Role models and influencers can drive participation.
Differences in Waste Management Culture:
In Java, residents are willing to pay for waste collection, even in villages.
In Medan, only 30% of residents pay waste fees, making sustainable waste management difficult.
Marketing and Awareness: A major challenge is making environmental programs appealing and economically viable for local communities.
Based on these insights, further research should focus on:
Effective Community-Based Approaches: Investigate successful riverside village development models in other cities.
Improved Mapping and Data Collection: Utilize GIS and participatory mapping to enhance data accuracy.
Sustainable Waste Management Strategies: Study the economic feasibility of waste recycling programs in Medan.
Public Engagement Techniques: Explore how digital marketing and influencers can increase public participation in environmental programs.
Eco-Enzyme Efficacy: Conduct studies on its long-term impact in river cleaning.
Addressing Sungai Deli’s environmental and social challenges requires a multi-disciplinary approach combining urban planning, community empowerment, environmental science, and behavioral economics. Strengthening research efforts in these areas will contribute to sustainable river management and improved living conditions for Medan’s residents.
This report serves as a foundation for further studies and actionable strategies in environmental conservation and urban development in Medan.
SIT reosources attached. Post Meeting attended by:
Universitas Mahkota Tricom Unggul, Kecamatan Medan Marelan, BAPPEDA, BBWS Sumatera II, Mahkota Group, Bappeda Kota Medan, Universitas Prima Indonesia, Universitas Amir Hamzah, Dinas Pariwisata Kota Medan, Program Wisata Sungai Deli, Konsul Kerajaan Thailand, dan Dinas Pariwisata.