Proporsi Kasus DBD Berdasarkan Jenis Kelamin
Januari - Agustus 2025
(dalam persen)
Distribusi kasus DBD pada Bulan Januari - Agustus 2025 cenderung lebih banyak jenis kelamin laki-laki (53%) dibandingkan perempuan (47%).
Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Januari - Agustus 2025
Remaja dan dewasa muda adalah kelompok paling rentan terhadap DBD.
Jumlah Kasus tertinggi pada Kelompok usia 12-25 tahun, diikuti Kelompok Usia 5-11 Tahun dan Kelompok usia 26-45 Tahun.
Lansia (>59 tahun) memiliki jumlah kasus yang relatif rendah, namun tetap perlu diwaspadai karena potensi komplikasi lebih tinggi
ANGKA BEBAS JENTIK JAKARTA SELATAN BULAN AGUSTUS TAHUN 2025
Angka Bebas Jentik (ABJ) digunakan sebagai indikator untuk menilai tingkat kebersihan lingkungan dari potensi perkembangbiakan nyamuk Penyebab DBD. Semakin tinggi ABJ, maka semakin rendah potensi perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD. Standar aman dari Kementerian Kesehatan RI untuk nilai ABJ adalah 95% ke atas (≥ 95%).
ABJ ≥ 95% tercatat di Mampang Prapatan (98%), Pasar Minggu (97%), Jagakarsa (95%), Cilandak (95%), dan Kebayoran Lama (95%). Wilayah ini relatif baik dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk. Potensi nyamuk berkembang biak lebih rendah. Lingkungan dianggap lebih aman dan sehat.
ABJ ≤ 95% tercatat di Kebayoran Baru, Pesanggrahan, Pancoran, Setiabudi, dan Tebet artinya lingkungan tersebut belum memenuhi standar aman dari DBD. Masih banyak rumah atau tempat yang positif jentik. Potensi perkembangbiakan nyamuk dan risiko penularan DBD lebih tinggi.
Secara Umum ABJ Kota Jakarta Selatan dibawah standar aman (85%). ABJ yang rendah berpotensi meningkatkan risiko penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD), karena keberadaan jentik menunjukkan masih ada tempat perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD
Disclaimer :
Data Angka Bebas Jentik (ABJ) diperoleh dari hasil pemeriksaan sampel rumah atau tempat umum oleh petugas kesehatan pada periode tertentu dan tidak selalu mencerminkan kondisi seluruh wilayah secara keseluruhan. ABJ merupakan indikator situasional yang menggambarkan keberadaan jentik nyamuk pada saat pemeriksaan dilakukan. Tingginya ABJ tidak menjamin wilayah bebas sepenuhnya dari risiko penularan DBD, karena faktor lain seperti mobilitas penduduk, lingkungan sekitar, dan perubahan kondisi cuaca dapat memengaruhi penyebaran penyakit. Masyarakat tetap diimbau untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus secara rutin meskipun nilai ABJ tinggi.
Sumber data : https://silantor.kemkes.go.id/