Alamat Rumah : Jl. Pinang Sori 1 No. 1 RT 03 RW 02 Air Tawar Timur Padang
No. HP/WA : 08126609378
Nama Istri : Aniswarti
Dinas Terakhir : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta
Jumlah anak : 4 orang
Jumlah Cucu : 2 orang
BIOGRAGI RINGKAS
Indahnya Kehidupan di masa Kecil
Saya dilahirkan dari keluarga sederhana di Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten 50 Kota. Saya diberi nama oleh Ibu dan Ayah YEMPITA EFENDI, Menurut informasi dari Ibu, YEM adalah bulan kelahiran (MEY), PI adalah kependekan dari nama kakak, TA adalah kependekan dari nama ayah, EFENDI adalah namaku. Sehari-hari saya dipanggil oleh orang tua dan kakak serta teman-teman seperjuangan adalah ENDI. Ayah berprofesi sebagai tukang jagal dan penjual daging sapi segar. Ibu berprofesi seorang Guru SD.
Sejalan dengan profesi ayah, saya dibesarkan di lingkungan pasar, khususnya Los Daging. Lingkungan pergaulan di Los daging hampir mirip dengan terminal bis, untuk bertahan /survival harus berani, bahkan harus pintar berkelahi. Sejak kelas 1 SD saya sudah didik oleh ayah agar bisa bekerja dan mencari uang. Setiap pulang sekolah pada hari Senin saya langsung menuju Los daging, sebagai anak kecil saya minta uang jajan ke ayah, namun beliau tidak mengasih uang jajan, saya dikasih pisau, disuruh untuk membersihkan dan merapikan tulang-tulang sapi dan dijual sebagai bahan untuk membuat Sup. Hasil penjualan seluruhnya untuk uang jajan. Begitulah ayah mendidik saya agar dapat mencari uang jajan sendiri.
Saya adalah anak kedua dari delapan orang bersaudara. Adik saya nomor dua kecil , yang bernama Aita Feri Budiman dipanggil oleh Allah pada usia 11 tahun. Alhamdulillah kedua orang tua berhasil mendidik anak-anaknya, kami bersaudara minimal berpendidikan jenjang S-1, bahkan dua orang berpendidikan S-3. Tiga orang berprofesi sebagai dosen, satu orang berprofesi guru SMA, satu orang sebagai ASN, satu orang berprofesi sebagai pengacara dan satu orang lagi sebagai Petani dan pedagang Jeruk Gunuang Omeh.
Sebagai anak yang dibesarkan di desa, disaat saya sudah kelas 4 Sekolah Dasar, semua anak laki-laki tidur di surau, belajar mengaji, sholat, azan, adat istiadat Minang dan belajar bersilat. Luar biasa pengalaman yang saya rasakan. Betapa bahagianya saat itu Guru mengaji mempercayai saya sebagai imam sholat wajib. Setelah sholat subuh hampir semua anak lelaki sebaya saya pergi ke Kebun Cengkeh yang ada disekitar Masjid Raya Talang Anau, tujuannya adalah memilih buah cengkeh yang terjatuh di sekitar pohon-pohon cengkeh tersebut. Pemilik kebun cengkeh sangat senang, karena banyak anak-anak yang membantu mengumpulkan buah cengkehnya yang beserakan di sekitar kebunnya. Hasil mengumpulkan buah cengkeh ini diberi upah oleh pemilik kebun. Di saat itu sekitar tahun 1970 di dalam kantong Baju/ Celana saya rata-rata ada uang Rp. 10.000 dari hasil mengumpulkan cengkeh tersebut. Harga emas disaat itu kalau saya tidak salah hanya Rp 2.500 / emas.
Saya Sekolah SD di SDN 1 Talang Anau. Teman-teman seangkatan hanya 12 orang. Disaat ujian kelulusan SD, ujian dilaksanakan di SDN 1 Pandam Gadang, berjarak sekitar 3 km dari kampung saya Talang Anau. Agar tidak terlambat ujian kami menumpang menginap selama ujian di rumah salah satu teman di Koto Panjang. Kasihan teman tersebut, disaat diumumkan hasil ujian akhir SD ternyata beliau tidak lulus. Dari 12 orang kawan-kawan seangkatan yang melanjutkan pendidikan sampai ke Perguruan Tinggi hanya 3 orang, satu orang kuliah di UNPAD, satu orang lagi kuliah di IKIP Padang, saya kuliah di Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta pada tahun 1982. serta IKIP Padang di tahun 1983
Kehidupan di masa Remaja
Setelah tamat SDN 1 Talang Anau saya melanjutkan pendidikan di PGAN 4 Tahun Kecamatan Guguk Dangung-Dangung. Kakak saya juga sekolah di PGAN 4 Tahun Guguk ini, saya kelas 1 PGA, sementara kakak saya sudah kelas 4. Saya tinggal di Asrama Putra. Selama tinggal diasrama banyak kisah dan pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Selama 24 jam kehidupan di monitor oleh Guru Asrama. Sebelum masuk waktu subuh seluruh santri sudah dibangunkan untuk sholat tahajud, dan setelah itu bersama-sama menuju masjid yang berjarak sekitar 750 meter dari Asrama. Sepulangnya dari masjid, bagi santri yang mendapat tugas piket memasak, maka akan mengumpulkan beras dari setiap santri, selanjutnya beras tersebut di masak menjadi nasi. Sekitar pukul 06.30 nasi sudah masak dan siap dibagikan kepada seluruh santri, betapa lahapnya makan dan sarapan pagi secara bersama-sama.
Saya tidak menamatkan PGAN, karena disaat naik ke kelas 3, Status PGAN 4 Tahun berubah menjadi MTsN dan dalam pelaksanaannya masih banyak kendala. Berdasarkan diskusi dengan ibu dan ayah, saya pindah kelas 3 ke MTsN Limbanang. Selama sekolah di MTsN Limbanang, saya tinggal selama enam bulan di Masjid Taqwa Limbanang Baruah bersama beberapa orang teman. Di masjid inilah saya berlatih menjadi penceramah, khatib dan imam. Setiap sore setelah sholat ashar kami bersama petugas masjid yang bernama Mak Andin selalu berolah raga Bulu Tangkis. Beliau selalu penasaran ke saya kenapa saya bisa mengalahkannya bermain bulu tangkis, beliau tidak tahu bahwa saya pernah menjadi juara tunggal putra kecamatan bulu tangkis sewaktu kelas enam SD.
Alhamdulillah prestasi akademik saya di MTsN Limbanang sangat menggembirakan Ibu dan Ayah, bahkan guru, setiap penerimaan rapor saya tampil sebagai Juara 1. Setelah selesai melaksanakan Ujian Akhir kelas 3 MTsN, saya disarankan oleh guru Sejarah (Bapak Yus) agar ikut ujian SMP. Alhamdulillah Ujian Akhir SMP saya ikuti di SMP Koto Tinggi, dan ijazah SMP inilah yang saya gunakan untuk mendaftar di SMA Adabiah Padang, karena Ijazah MTsN ada kesalahan penulisan nama dan nilai.
to be continued ...
Anak Ke-2 Wulandari Wahyu Efendi, Alumni Institut Pertanian Bogor, bekerja Jakarta
Aqiqah Cucu dari anak ke-3 Muhammad Ihsan Efendi, Alumni Universitas Bung Hatta, bekerja di Jakarta
Liburan Idul Fitri 1443 H bersama anak dan Cucu di Jakarta