Namaku Christopher Noel Jacob Bacas, anak pertama dari dua bersaudara yang dibesarkan oleh keluarga menengah. Adikku 5 tahun lebih muda dariku. Keluarga kami pada 2010 tinggal di pedesaan di Tangerang. Saat itu, aku hanya seorang anak kecil berumur 3 tahun yang tidak tahu apa-apa dan hanya bisa bermain dan mencari hal yang menyenangkan bagiku. Saat aku hendak berumur 9 tahun, keluarga kami pindah ke Depok. Keluargaku membangun rumah kami dari nol di tanah yang telah kami beli di Depok. Walaupun memori-memoriku selama berada di Tangerang sudah samar di ingatanku, kenangan bersama keluargaku masih membekas di ingatanku.
Perpindahan keluarga kami ke depok mengharuskan aku beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Di sekolah baruku, aku bertemu dengan banyak orang baru. Sejak kecil aku orangnya introvert, pendiam, dan sulit berkomunikasi dengan teman sebayaku. Meskipun begitu, aku tetap berusaha dan menyesuaikan diriku di lingkungan baru. Setiap harinya berjalan seperti biasa dan tidak begitu spesial sehingga memoriku di sekolah dasar begitu samar. Saat itu, aku hanya seorang anak kecil yang hanya bermain bersama teman terdekatnya dan tidak fokus pada pendidikannya.
Saat duduk di bangku SMP kehidupan sekolah yang kujalani juga tidak terlalu spesial. Saat itu keadaanku cukup memprihatinkan dengan berat badan yang melebihi batas normal. Bagaimanapun, aku tetap menjalankannya. Pada masa itu, kepribadianku adalah seorang yang antisosial dan pemalu. Anehnya aku malah memilih jurusan seni musik pada pelajaran seniku. Setiap saatnya aku harus melalui rintangan bak neraka bagiku dimana diriku yang antisosial itu menampilkan seni musik di hadapan teman-temanku. Untungnya, aku memiliki beberapa teman suportif yang terus mendukungku bahkan dari kami masih di sekolah dasar. Walaupun begitu, aku sadar bahwa jarak di antara kami yang semakin luas mengharuskan aku mengandalkan diriku sendiri.
Saat duduk di kelas 8, aku mulai fokus pada pendidikanku dan mengurung diriku dari pertemanan kami. Walaupun rata-rata nilaiku menaik, teman-temanku mulai enggan berbicara denganku. Hingga aku naik ke kelas 9, tidak begitu banyak perubahan terjadi pada diriku selain rata-rata nilaku yang menaik dan aku tetap menjadi penyendiri hingga saat itu. Di kelas 9, ada banyak perubahan positif pada diriku. Aku mulai berolahraga dan mendaftar sebagai anggota gym di dekat rumahku. Selain itu, aku juga aktif di klub basket bersama teman dekatku. Pada masa kelas 9, aku mulai mencari-cari SMA yang akan aku pilih. Pada awalnya, aku mendaftar di Regina Pacis di Bogor bersamaan dengan teman dekatku sejak kami SD. Akan tetapi, aku mulai berubah pikiran saat melihat SMAS Unggul Del. Begitu banyak keraguanku untuk memilih sekolah ini, mulai dari biaya penerbangan dan biaya sekolah yang mahal, kehidupan berasrama yang tidak begitu cocok denganku pada saat itu, dan lokasi sekolah di Sumatra yang membuatku jauh dari orang tuaku, tempat aku berbagi curhat dan ceritaku.
Meskipun begitu, ada satu hal yang terus menolakku untuk mengabaikan SMAS Unggul Del yaitu diriku sendiri. Pada saat itu, tekatku untuk melakukan perubahan besar padaku sudah bulat. Dengan begitu, keputusanku untuk masuk ke SMAS Unggul Del sudah bulat. Kehidupan SMP-ku berakhir di tahun 2023. Meskipun tidak ada hal yang mencolok dariku di tahun-tahun awal, aku mulai menemukan titik terang dalam kehidupanku.
Kehidupan baru pun dimulai dari aku memasuki SMAS Unggul Del di Sumatra Utara. Meniggalkan keluarga di Jawa dan bersekolah asrama di Sumatra merupakan pilihan yang berat bagiku pada awalnya, tetapi tekatku sudah bulat. Kehidupan satu minggu pertama merupakan saat-saat paling berat untuk kutangani. Setelah satu minggu neraka itu, berat badanku turun hingga 10 kg. Itu merupakan pencapaian yang besar bagiku.
Di SMAS Unggul Del ini jugalah aku menemukan minatku yaitu di pelajaran ekonomi. Bisa dikatakan aku hanya suka untuk mencari tahu dan mempelajari ekonomi, namun aku tidak berbakat dalam bidang tersebut. Akan tetapi, aku tidak menyerah dan terus menggali potensi di bidang tersebut. Meskipun banyak penurunan dan kenaikan dalam nilaiku, aku tetap semangat menjalani kehidupanku di Del.
Sosok yang kujadikan teladan di dunia bisnis adalah Elon Musk. Beliau adalah sosok yang inovatif, gigih, dan berani mengambil resiko. Dalam dunia bisnis, beliau adalah nama besar yang masuk ke dalam daftar orang terkaya di dunia. Dibalik semua kekayaannya itu, ada usaha dan proses yang ia keluarkan untuk menggapainya. Elon Musk, walau di lahir di keluarga yang mapan, ia tidak memanfaatkan hak keistimewaannya untuk menikmati kehidupan. Ia memulai bisnisnya dari nol dengan uangnya sendiri. Itulah yang membuat saya kagum dengan Elon.
Oleh karena itu, aku akan terus mengasah kemampuan dan pengetahuanku selama berada di Del untuk menggapai tujuanku. Tujuanku saat ini adalah memasuki PTN yang kuinginkan. Kelak aku ingin menjadi sosok yang inovatif dan pantang menyerah, serta inspirasi bahwa impian besar bisa diwujudkan, meskipun berasal dari latar belakang sederhana.