H. Ambok Pera Afrizal

PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH

OLEH : AMBOK PERA AFRIZAL, MA

Kepala madrasah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan , yang harus bertanggung jawab terhadap maju mundurnya madrasah yang dipimpinnya. Kepala madrasah dituntut untuk memiliki berbagai kemampuan, baik yang berkaitan dengan manajemen maupun kepemimpinan agar dapat mengembangkan dan memajukan madrasahnya secara efektif, efesien, mandiri, produktif dan akuntabel. Kondisi tersebut menuntut berbagai tugas yang harus dikerjakan oleh para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing, mulai dari level makro ampai pada level mikro, yakni tenaga kependidikan tingkat madrasah.

Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya pula tuntutan terhadap kepala madrasah. Diharapkan mampu melaksanakan fungsinya, baik sebagai manajer maupun sebagai leader. Dalam peningkatan kemampuan kepala madrasah dan tenaga kependidikan , pemerintah telah menujukkan good will, dengan memperhatikan kesejahteraan melalui berbagai langkah strategis,seperti pemberian tunjungan profesi. Kita juga bersyukur bahwa akhir-akhir ini jabatan kepala madrasah dipilih dalam kurun waktu tertentu, setelah itu dilakukan lagi pemilihan yang baru. Hal ini sangat membantu tumbuhnya iklim yang demokratis di madrasah, sekaligus mendorong terciptanya iklim dan budaya madrasah yang kondusif bagi terciptanya kualitas pembelajaran yang optimal. Dengan cara ini akan muncul kepala madrasah yang professional yang memahami manajemen dan kepemimpinan demi terwujudnya madrasah yang efektif.

Mutu pendidikan tercapai apabila masukan, proses, keluaran, guru dan prasarana serta biaya apabila seluruh komponen tersebut memenuhi syarat tertentu. Dari beberapa komponen tersebut yang lebih banyak berperan adalah tenaga kependidikan yang mampu menjawab tantangan-tantangan dengan cepat dan tanggung jawab. Tenaga kependidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengatahuan, ketrampilan dan krakter peserta didik. Tenaga kependidikan yang professional akan melaksanakan tugas secara professional sehinggga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu. Menjadi tenaga kependidikan yang professional tidak akan terwujud begitu saja tanpa adanya upaya untuk meningkatkannya, adapun salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan pengembangan profesionalisme ini membutuhkan dukungan dari pihak yang mempunyai peran penting dalam hal ini adalah kepala madrasah, dimana kepala madrasah merupakan pimpinan pendidikan yang sangat penting karena kepala madrasah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan di madrasah.

Ketercapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada kecakapan dan kebijakan kepemimpinan kepala madrasah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Karena kepala madrasah merupakan pejabat yang profesioanl dalam organisasi madrasah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerja sama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala madrasah ini pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya, kepala madrasah memahami kebutuhan madarash yang ia pimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya mandeg pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga profesionalisme guru akan terwujud. Karena tenaga kependidikan tidak hanya menguasai bidang ilmu, bahan ajar dan metode yang tepat, akan tetapi mampu memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan.

Paradigma baru manajemen pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas secara efektif dan efesien, perlu didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pengembangan SDM merupakan proses peningkatan kemampuan manusia agar mampu melakukan pilahn-pilihan. Proses pengembangan SDM tersebut harus menyentuh berbagai bidang kehidupan yang tercermin dalam pribadi pimpinan (kepala madrasah). Kepala madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa โ€œ Kepala madrasah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi madrasah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana prasaranaโ€.

Sebagai komponen organisasi madrasah , kepala madarasah harus mampu memberikan layanan yang bermutu secara optimal. Kepala madrasah lebih berdaya dalam mengembangkan berbagai program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensinya. Demikian pula dalam pengambilan keputusan partisipatif, yang melibatkan warga madrasah secara langsung akan meningkatkan kepedulian dan rasa memiliki mereka terhadap madarasah beserta program-programnya. Peningkatan rasa memiliki ini akan meningkatkan kesadaran , tanggung jawab , kepedulian dan komitmen warga madrasah terhadap madrasahnya, sehingga akan melahirkan dedikasi dan kreativitas yang tinggi dalam pengembangan program-program madrasah.

Manajemen dan kepemimpinan kepala madrasah lebih ditekankan dalam koordinasi, komunikasi, dan supervise, karena kelemahan dan hambatan pendidikan seringkali bersumber dari kurangnya koordinasi, komunikasi dan supervise. Membangun madrasah yang efektif menuntut kepala madrasah seperti seorang pandito atau Begawan dalam dunia pewayangan, karena dalam pelaksanan pendidikan di madrasah yang diperlukan bukan saja seorang pemimpin atau kepala madrasah, tetapi juga seorang Begawan. Begawan adalah pendidik yang mulia, berhati mulia, dan rela mengorbankan kehidupannya hanya untuk kebaikan dan pengembangan pendidikan yang efektif semata. Dengan kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala madrasah sebabai seorang Begawan superleader, yang harus menjadi teman bagi peserta didik, rekan kerja yang menyenangkan bagi para guru, sejawat yang akrab bagi alumni, serta komponen dalam manajemen dan kepemmpinan. Lebih dari itu, ia juga harus menjadi orator dan negosiator yang tangguh untuk menawarkan serta meyakinkan masyarakat dan orang tua mengenai program-program madrasah, agar mendapat dukungan penuh dalam implementasinya.

Kemajuan madrasah sangat tergantung pada sosok pimpinannya, yakni kepala madrasah. Kepala madrasah yang berada garda depan untuk menggerakkan kegiatan dan menetapkan target madrasah. Maka eksistensi dan fungsi kepala madrasah sangat penting. Kepemimpinan kepala madrasah sebagai pemimipn pendidikan tingkat madrasah yang memiliki peran penting dalam mewujudkan madrasah efektif dan pembelajaran yang berkualitas. Kepemimpinan merupakan salah satu factor yang sangat penting dalam suatu organisasi karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi tersebut. R.Soekarto Indrafachrudi (2006:2) mengartikan โ€œKepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan ituโ€. Kemudian menurut Maman Ukas (2004:268)โ€Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain, agar ia mau berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud dan tujuanโ€. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah yang dimiliki seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja sama agar mau melakukan tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan kepala madrasah yang efektif dapat dianalisis berdasarkan criteria berikut ini:

1. Mampu memperdayakan pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruh warga madrasah untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas lancar dan produktif .

2. Dapat melaksanakan tugas dan pekerjaaan secara tepat waktu dan tepat sasaran

3. Mampu menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan visi dan misi madrasah serta tujuan pendidikan.

4. Mampu menerapkan kepemimipanan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan pendidik dan tenaga kependidikan lain di madrasah.

5. Dapat bekerja secara kolaboratif dengan tim manajemen madrasah

6. Dapat mewujudkan tujuan madrasah secara efektif, efesien, produktif dan akuntabel sesuai dengan ketntuan yang telah ditetapkan.


Indicator kepala madrasah efektif secara umum dapat diamati dari tiga hal pokok;

a. Komitmen terhadap visi madrasah dalam menjalakan tugas dan fungsinya

b. Menjadikan visi madrasah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin madrasah

c. Senantiasas memfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru di kelas (Greenfield,1987).

Wahjosumidjo (2002:83) mengartikan bahwa , โ€œKepala sekolah/madrasah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah/madrasah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi intraksi antara guru yang member pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Kepala madrasah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu madrasah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Profesionalisme kepemimpinan kepala madrasah berarti suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalnya dalam menjalankan dan memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu madrasah untuk mau bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

Proses kepemimpinan kepala madrasah berkaitan dengan gaya kepemimpinan yang digunakannya. Dari berbagai gaya kepemimpinan kepala madrasah, gaya kepemimpinan situasional cendrung lebih fleksibel dalam kondisi operasional madrasah. Gaya kepemimpinan situasional berangkat dari anggapan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan kepala madrasah yabg terbaik, melainkan bergantung pada situasi dan kondisi madrasah. Situasi dan kondisi tersebut antara lain meliputi tingkat kematangan guru dan staf yang dapat dilihat dari dua dimensi, yakni dimensi kemampuan (kesadaran dan pemahaman) dan dimensi kemauan (tanggung jawab, kepedulian dan komitmen).

Selaian pendektan situasional, terdapat indicator-indikator kepemimipnan kepala madrasah yang efektif sebagai berikut:

1. Menerapkan pendekatan kepemimpinan partisipatif terutama dalam proses pengambilan keputusan

2. Memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis, lugas dan terbuka,

3. Menyiapkan waktu berkomuniasi secara terbuka dengan para guru, peserta didik dan warga madrasah lainnya.

4. Menekankan kepada guru dan seluruh warga madrasah untuk memenuhi norma-norma pembeljaran dengn disiplin yang tinggi.

5. Memantau kemajuan belajar peserta didik melalui guru sesring mungkin berdasarkan data prestasai belajar.

6. Menyelenggarakan pertemuan secara aktif, berkala dan berkesinambungan dengan komite madrasah, guru dan warga madrasah mengenai topic-topik yang memerlukan perhatian

7. Membimbing dan mengarahkan guru dalam memecahkan masalah-masalah kerjanya dan bersedia memberikan bantuan secara proporsional dan professional.

8. Mengalokasikan dana yang diperlukan untuk menjamin pelaksanaan program pembelajaran sesuai prioritas dan peruntukannya.

9. Melakukan berbagai kunjungan kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung.

10. Memberikan dukungan kepada para guru untuk menegakkan disiplin peserta didik.

11. Memperhatikan kebutuhan peserta didik , guru, staf, orang tua dan masyarakat sekitar madrasah

12. Menunjukkan sikap dan prilaku teladan yang dapat menjadi panutan atau model bagi guru, peserta didik dan seluruh warga madrasah.

13. Memberikan kesempatan yang luas kepada seluruh warga madrasah dan masyarakat untuk konsultasi dan berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran di madrasah.

14. Mengarahkan perubahan dan inovasi dalam organisasi

15. Membangun kerja aktif, kreatif dan produktif

16. Memiliki komitmen yang jelas terhadap penjaminan mutu kelulusan.

17. Memberikan ruang pemberdayaan madrasah kepada seluruh warga madrasah


Sejalan dengan uraian di atas, Martin and Millower (2001), serta Willower and Kmetz (2007), berdasarkan hasil-hasil kajiannya pada berbagai sekolah unggulan yang telah sukses mengembangkan program-programnya, mengemukakan indicator kepala madrasah secara efektif sebagai berikut:

1. memiliki visi yang kuat tentang masa depan madrasahnya dan mampu mendorong semua warga madrasah untuk mewujudkannya.

2. Memiliki harapan tinggi terhadap prestasi peserta didik dan kinerja seluruh warga madrasah

3. Senantiasa memprogramkan den menyempatkan diri untuk mengadakan pengamatan terhadap berbagai aktivitasa guru dan pembelajaran di kelas serta memberikan umpan balik (feedback) yang positif dan konstruktif dalam rangka memecahkan masalah dan memperbaiki pembeljaran.

4. Mendorong pemanfaatan waktu secara efisien dan merancang prosedur untuk meminimalisasi sters dan konflik negative.

5. Mendayagunakan berbagai sumber belajar dan melibatkan seluruh warga madrasah secara kreatif, produkrif dan akuntabel.

6. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan.


Melihat beratnya tanggung jawab kepala madrasah, banyak syarat yang diajukan para pakar diantaranya Daryanto. Daryanto mengajukan tiga syarat:

1. Akseptabilitas yaitu dukungan riil dari komunitas yang dipimpinnya, artinya, keberadaannya diterima dan didukung secara bulat. Para guru dan karyawan sebagai komunitas formal yang dipimpinnya mendukung. Masyarakat pendidikan, termasuk komite madrasah sebagai wadah organisasi orang tua juga memberika dukungan. Dalam teori organisasi akseptabilitas ini disebut legimitasi (pengakuan ), yakni kelayakan seorang pemimpin untuk diakui dan diterima keberadaannya oleh mereka yang dipimpin

2. Kapabilitas. Kapabilitas menyangkut aspsek kompetensi (kemampuan) untuk menjalankan kepemimpinan. Kepala madrasah harus mampu mengelola sumber daya dari orang-orang yang dipimpinnya agar tidak menimbulkan konflik. Apabila konflik ini dikelola dengan baik dan penuh tanggung jawab, serta mengakomodasi hal-hal yang secara realistis dapat dilaksanakan , maka akan melahirkan sebuah kesepakatan dan pemahaman yang terasa elok.

3. Integritas, yakni komitmen moral dan prinsip berpegang teguh pada aturan main yang telah disepakati sesuai peraturan dan norma yang semestinya berlaku. Integritas juga menyangkut konsisten dalam memegang teguh aturan main, atau norma-norma yang berlaku di dalam dunia pendidikan.

Menurut Sudarwan denim, ada lima kemampuan dasar kepala Madrasah:

1. Memahmi visi organisasi dan memiliki visi kerja yang jelas

2. Mampu dan mau kerja keras

3. Tekun dan tabah dalam bekerja dengan bawahan, terutama tenaga administrasi dan tenaga akademiknya.

4. Memberikan layanan optimal dengan tetap tampil rendah hati

5. Memiliki disiplin kerja yang kuat.

Dalam ranah agama pun ditekankan bahwa pemimpin adalah sosok yang akuntabel, komunikatif dan mempunyai kecerdasan. Aspek moral dan etika dikedepankan karena menjadi fondasi kepemimpinan. Setelah fondasi moral ini terinternalisasi dengan baik, barulah aspek social dan intelektual diperttimbangkan. Aspek social termanifestasi dalam kemampuan berorganisasi, berintraksi, berkomunikasi, bernegosiasi, mengembangkan relasi, dan bekerja sama ba pihak lain. Sedangkan intelektual atau intelegensi termanifestasi dalam kecerdasan menciptakan peluang-peluang pada semua aspek kehidupan. Kepala madrasah dalam hal ini, harus merupakan sosok yang kreatif dan inovatif, serta mampu menciptakan perubahan yang mendukukung proses peningkatan kualitas madrasah.

Sebagai orang yang diberi kepercayaan lembaga untuk memimpin madrasah, kepala madrasah mempunyai tanggung jawab besar mengelola madrasah dengan baik agar menghasilkan lulusan yang berkualitas serta bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara, mengelola madrasah secara baik adalah tanggung jawab utama kepala madrasah. Di sinilah kepala madrasah berposisi sebagai manajer sekaligus pemimpin, dua peran yang diemban dalam satu waktu dan tidak bisa dipisahkan. Sebagai manajer kepala madrasah berperan langsung di lapangan dalam proses perencanaan, pengorganisasan, pengawasan, evaluasi dan usaha perbaikan terus menerus. Sebagai pemimpin, kepala madrasah harus memberikan keteladanan, motivasi, spirit pantang menyerah dan selalu menggerakkan inovasi sebagai jantung organisasi.

Sebagai seorang pemimpin, fungsi dan tugas kepala madrasah sangat kompleks demi terwujudnya madrasah yang berkualitas. E.Mulyasa memaparkan fungsi dan tugas kepala madrasah, sebagaimana juga dikemukan oleh Mohib Asrori (2011). Sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, motivator dan entrepreneur yang disingkat dengan Emanslime. Kedelapan fungsi dan tugas tersebut secara lebih rinci, dijelaskan sebagai berikut:

1. Sebagai pendidik (educator) dengan meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di madrasahnya, menciptakan iklim madrasah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga madrasah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, melaksanakan model pembelajaran yang menarik (misalnya team teaching, moving class) serta mengadakan program akselerasi (acceleration) bagi siswa yang cerdas di atas rata-rata. Dalam hal ini, kepala madrasah harus memiliki:

a. Kemampuan mengajar/membimbing siswa

b. Kemampuan membing guru

c. Kemampuan mengembangkan guru

d. Kemampuan mengikuti perkembangan di bidang pendidikan

2. Sebagai manajer dengan memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama, member kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan. Kepala madrasah berperan dalam mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan institusi secara efektif dan efesien. Dalam hal ini, kepala madrasah harus memiliki:

a. Kemampuan menyusun program,

b. Kemampuan menyusun organisasi madrasah,

c. Kemampuan menggerakkan guru,

d. Kemampuan mengoptimalkan sarana pedidikan

3. Sebagai administrator dengan mengelola kurikulum, siswa, personalia, sarana prasarana, kearsipan dan keuangan. Kepala madrasah berperan dalam mengatur tata laksana system administrasi di madrasah, sehingga bisa lebih efektif dan efesien. Dalam hal ini , kepala madrasah harus memiliki;

a. Kemampuan mengelola administrasi proses belajar mengajar (PBM/BK)

b. Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan,

c. Kemampuan mengelola administrasi ketengaan

d. Kemampuan mengelola administrasi persuratan

4. Sebagai supervisor dengan memperhatikan prinsip-prinsipnya, seperti hubungan konsultatif; kolegial dan bukan hierarkis, dilaksanakan secara demokratis, berpusat pada tenaga kependidikan (guru), dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan dan merupakan bantuan professional. Dalam hal ini, kepala madrasah harus;

a. Kemampuan menyusun program supervise pendidikan,

b. Kemampuan melaksanakan program supervis,

c. Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi

5. Sebagai leader dengan memberikan petunjuk dan pengawasan , meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, serta mendelegasikan tugas. Kepala madrasah berperan dalam mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama dalam mencapai visi dan tujuan bersama. Dalam hal ini, kepala madrasah harus memiliki:

a. Memiliki kepribadian yang kuat,

b. Kemampuan memberikan layanan bersih, transparan dan professional,

c. Memahami kondisi warga madrasah

6. Sebagai inovator dengan stragi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan , mencari gagasan baru, setiap kegiatan , memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di madrasah dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Kepala madrasah adalah pribadi yang dinamis dan kreatif yang tidak terjebak dalam rutinitas. Dalam hal ini kepala madrasah harus memiliki:

a. Kemampuan melaksanakan reformasi (perubahan untuk lebih baik)

b. Kemmpuan melaksanakan kebijakan terkini di bidang pendidikan.

7. Sebagai motivator dengan strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar lewat pengembangan pusat sumber belajar. Kepala madrasah harus mampu memberi dorongan, sehingga seluruh komponen pendidikan dapat berkembang secara profesional. Dalam hal ini kepala madrasah harus memiliki:

a. Kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik)

b. Kemampuan mengatur suasana kerja/belajar,

c. Kemmampuan member keputusan kepada warga madrasah

8. Sebagai entrepreneur, kepala madarasah berperan untuk melihat adanya peluang dan memanfaatkan peluang untuk kepentingan madrasah. Dalam hal ini kepala madarash harus memiliki:

a. Kemampuan menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan madarasah

b. Kemampuan bekerja keras untuk mencapai hasil yang efektif

c. Kemampuan memmotivasi yang kuat untuk mencapai sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

Kedelapan fungsi dan tugas ini akan mendorong kepala madrasah meningkatkan kreativitasnya dalam mengembangkan madrasah, sehingga mampu memberikan inspirasi dan motivasi kepada jajaran bawahannya untuk bangkit mengejar ketertinggalan dan kemunduran di segala bidang.

Kepemimpinan kepala madrasah berkaitan dengan tugas dan fungsi yang harus diembannya dalam mewujudkan madrasah efektif, produktif, mandiri dan akuntabel. Untuk mengembangkan madrasah secara efektif,efisien, produktif dan akuntabel tersebut, maka Mulyasa (2012) mengemukakan sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala madrasah

1. Visi yang utuh

Kepala madrasah yang sukses dalam mengembangkan manajemen dan kepemimpinannya memiliki dan memahami visi yang utuh tentang madrashnya. Helgeson (1996) mengemukakan bawha โ€œ visi merupakan penjelasan tentang rupa yang seharusnya dari suatu organisasi ketika ia berjalan dengan baik โ€œ. Visi merupakan daya pandang yang komprehensif, mendalam dan jauh ke depan, meluas, serta merupakan daya piker yang abstrak, yang memiliki kekuatan amat dahsyat dan dapat menerobos batas waktu, ruang dan tempat.

Karakterstik kepala madrasah yang memiliki visi yang utuh dapat diidentifikasikan sebagai berikut;

a. Berniat ibadah dalam melaksanakan tugasnya

b. Beragama dan taat melaksanakan ajarannya

c. Berniat baik sebagai kepala madrasah

d. Berlaku adil dalam memecahkan masalah

e. Berkeyakinan bahwa bekerja di lingkungan madrasah merupakan ibadah dan panggilan jiwa

f. Bersikap tawadhuโ€™ (rendah hati)

g. Berhasrat untuk memajukan madrasah

h. Bertanggung jawab terhadap segala ucapan dan perbuatannya.

2. Tanggung Jawab

Salah satu sifat yang dapat memperkuat keyakinan kepala madrasah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya adalah merasa dirinya diamanahi kepemimpinan dan harus bertanggung jawab. Hal ini memberikan kontribusi keyakinan dan keimanan akan kemampuan dan menciptakan wibawa dalam diri bawahannya. Hal ini juga sekaligus dapat memberantas kelemahan bawahannya dan menumbuhkembangkan rasa percaya diri para tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan meningkatkan kinerjanya.

Memikul tanggung jawab adalah kewajiban seorang pemimpin dalam berbagai situasi dan kondisi. Tanggung jawab seorang pemimpin harus dibuktikan bahwa kapan saja dia harus siap untuk melakasanakan (a bias of action)yang harus tetap siaga bila ada perintah dari yang lebih atas. Untuk kepentingan tersebut, dia harus memposisikan diri sebagai seorang pekerja keras ( hard worker) berdidikasi (dedicated employer), dan seorang saudagar (memiliki akal seribu) serta mampu memperdayakan dan mempengaruhi orang lain secara positif. Kepala madrasah bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahannya. Perbutan oleh para guru, staf, siswa dan orang tua siswa tidak dapat lepas dari tanggung jawab kepala madrasah.

3. Keteladanan

Keteladanan merupakan dimensi yang tidak kalah pentingnya dalam kepemimpinan kepala madrasah. Melalui pembinaan yang intensif hendaknya masalah keteladanan ini selalu diingatkan. Satu kata dengan perbuatan adalah pepatah yang harus diingatkan oleh kepala madrasah. Kelakuan kepala madrasah yang selalu menjadi dicontoh yang baik bagi bawahannya akan menjadi salah satu modal utama bagi terlaksananya manajemen madrasah yang efektif.

Perilaku keteladanan kepala madrasah bisa ditunjukkan pula dengan selalu menghargai bawahannya. Merasa bahwa guru dan staf dihargai pendapatnya dia juga akan menghargai pihak lain seperti peserta didik. Sifat yang harus dimiliki kepala madrasah bukan hanya sifat-sifat yang berhungan dengan tipe kepemimpinan seperti demokrasi atau kompromiser, tetapi juga harus dibarengi dengan sifat-sifat seperti mau memperhatikan etika. Etika berkaitan engan etis atau hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat ini harus dijadikan pegangan dalam bertindak agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

4. Memberdayakan Staf.

Tiga hal sederhana yang dapat dilakukan setiap hari untuk memberdayakan staf dan mmbuat mereka merasa nyaman dengan dirinya sendiri adalah sebagai berikut:

a. Apresiasi (appreciation)

Mungkin hal paling sederhana untuk membuat orang lain merasa nyaman dengan dirinya sendiri adalah ekspresi kita yang berkesinambungan atas segala hal yang mereka lakukan, besar maupun kecil. Katakana โ€œterima kasihโ€ dalam setiap kesempatan yang tepat. Setiap ucapan terima kasih akan menjadikan mereka merasa lebih baik. Kita membangkitkan rasa harga diri dan meningkatkan self-image mereka, membuat mereka merasa dipentingkan dan membuat mereka merasa berharga dan berguna. Kita telah memberdayakan mereka, jika kita mengembangkan sikap penghargaana yang mengalir dengan tulus ikhlas dalam seluruh intraksi dengan orang lain, maka sangat terkejut dengan kenyataan mengenai betapa populernya kita dan betapa orang lain sangat berhasrat untuk membantu pekerjaan kita.

b. Pendekatan (approach)

Ken Blanchard (Brian , 2007) menyarankan untuk memberikan pujian pada setiap kesempatan. Jika kita memberikan pujian dan pendekatan yang jujur dan tulus kepada orang lain atas prestasi mereka, besar maupun kecil, maka akan dikejutkan dengan kenyataan betapa banyaknya orang yang menyukai kita dan betapa banyak orang yang akan sukarela mau membantu kita mencapai tujuan. Ada hokum resipokal psikologis yang menyakatakan โ€œ jika anda merasa baik tentang diri saya, maka saya akan menemukan cara untuk membuat anda merasa baik tentang diri andaโ€. Dengan kata lain, orang akan mencari cara membalas kebaikan kita kepada mereka. Jika kita mencari setiap kesempatan untuk melakukan dan mengatakan sesuatu yang membuat orang lain merasa nyaman tentang diri mereka, maka akan heran dengan tidak hanya bagaimana senangnya perasaan kita, tetapi juga heran dengan hal-hal menakjubkan yang mulai terjadi di sekitar kita.

c. Perhatian (attention)

Cara ketiga untuk memberdayakan orang lain, membangun harga diri dan membuat mereka merasa penting adalah memberikan perhatian penuh terhadap mereka dan mendengarkan secara sungguh-sungguh terhadap orang lain saat mereka bicara atau mengekspresikan diri. Memberdayakan staf merupakan upaya agar dapat lebih optimal dalam bekerja sama ( collaboration throught people). Hal ini juga berhubungan dengan menghargai kemampuan tenaga pendidikan ( staf recognition). Kemampuan memberdayakan staf, terutama berkaitan dengan pemberian kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan secara teratur, revitalisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Guru Pembimbing (MGP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG), diskusi, seminar, lokakarya dan penyediaan sumber belajar.

5. Mendengarkan Orang Lain (Listening)

Menjadi pendengar yang baik merupakan salah satu syarat mutlak bagi seorang kepala madrasahuntuk bisa memiliki pengaruh terhadap guru dan warga madrasah lainnya. Bagi kepala madarash tidak hanya merupakan perilaku yang sopan dan memberikan nilai berharga bagi si pendekar, tetapi bisa mendapatkan banyak hal. Kepala madrasah yang mau mendengarkan ternyata lebih dipercaya dan kepercayaan merupakan pelumas bagi terjadinya perubahan pemikiran dan mendengarkan adalah kuncinya. Jika kepala sungguh-sunguh mendengarkan terhadap tenaga kependidikan di madrasahnya, maka kredibilitasnya akan meningkat. Mereka akan mempersepsikan kita sebagai orang yang memiliki kapabilitas dan akan bisa bekerja sama. Mendengar memberikan kepala madrasah banyak informasi yang berguna, baik untuk saat ini maupun yang akan datang. Dengan memiliki banyak informasi, akan mampu mengarahkan apa yang dikatakan orang.

6. Memberikan Layanan prima

Memberikan yalayan prima atau layanan terbaik merupakan salah satu upaya menumbuhkan kepercayaan konsumen. Jika peserta didik diibaratkan konsumen, maka diperlukan berbagai upaya untuk memberikan layanan terbaik agar mereka bisa belajar secara optimal terutama di madrasah, kepuasan pelanggan sangat diutamakan dalam kegiatan bisnis, demikian halnya dengan pendidikan, meskipun bukan bisnis, layanan terhadap peserta didik tetap diutamakan. Layanan bagi peserta didik bukan hanya dari guru, tetapi juga dari pihak staf administrasi. Kepuasan peserta didik sebagai pelanggan akan dapat meningkatkan gengsi madrasah tersebut sehingga akan disenangi masyarakat dan akhirnya menjadi madrasah favorit. Masalah mutu berkaitan dengan layanan, layanan terbaik sangat diperlukan dalam dunia pendidikan agar peserta didik betah di madrasah dan bisa belajar secara optimal. Beberapa upaya madrasah dalam memberikan layanan prima adalah sebagai berikut:

a. Disiplin kehadiran guru,

b. Sikap ramah guru (the smilling teacher)

c. Sikap rama dan layanan yang cepat dari para tenaga kependidikan

d. Memberikan penghargaan / pujian (reward) yang wajar kepada peserta didik yang berprestasi,

e. Memberikan teguran / hukuman (punishment) yang wajar dan tanpa menyinggung perasaan terhadap pesert didik yang melakukan pelanggaran,

f. Bersikap ramah dan kooperatif dengan masyarakat dan orang tua.

7. Mengembangkan Orang

Kepala madrasah harus jeli melihat potensi bawahannya agar bisa dikembangkan bagi kepentingan madrasah. Kepala madrasah sebagai manajer harus mengenal kelebihan-kelebihan yang ada pada guru dan tenaga kependidikan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh kepala madrasah dalam mengembangkan bawahannya antara lain dengan member tugas-tugas yang cocok dan cukup menantang, member kesempatan untuk melanjutkan pendidikan serta member penghargaan pada bawahan yang berprestasi dalam pekerjaannya.

8. Memberdayakan Madrasah

Pemberdayaan merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan kinerja yang terbaik dari staf atau pihak yang dibina. Pemberdayaan lebih dari sekedar pendelegasian tugas dan kewenangan tetapi juga proses pengembangan keputusan dan tanggung jawab secara penuh (Stewart,1998). Manfaat pemberdayaan selain dapat meningkatkan kinerja juga mendatangkan manfaat lain bagi individu-individu dan organisasi. Manfaat bagi individu adalah dapat meningkatkan kecakapan-kecakapan penting pada saat menjalankan tugasnya dan member rasa berprestasi yang lebih besar kepada staf sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja. Kepala madrasah yang akan menumbuhkan budaya pemberdayaan di madrasah perlu dua hal, yaitu memupuk kepercayaan dan keterbukaan. Dalam membina kepercayaan, kepala madrasah meyakinkan bahwa dirinya member kepercayaan kepada madrasah yang dibarengi oleh sikap menoleransi sejumlah kekeliruan. Toleransi terhadap kesalahan tidak berarti menutup mata terhadap kecerobohan akibat ketidaktahuan, keteledoran atau kesengajaan. Kunci untuk menjaga kepercayaan adalah keterbukaan. Dalam kepemimpinan kepala madarash, keterbukaan adalah kunci keberhasilan.

9. Focus pada Peserta Didik

Kebutuhan utama yang harus dipenuhi oleh kepala madrasah adalah bahwa peserta didik harus dapat belajar secara optimal. Proses belajar harus menjadi perhatian utama kepala madrasah dan segala fasiltas yang ada harus diarahkan pada kegiatan belajar pesert didik, karena melalui proses belajar yang optimalpaling tidak sudah dapat diberi layanan prima. Layanan menyangkut kesehatan peserta didik seperti perlunya P3K dengan anggota PMR yang sudah terlatih, kerja sama dengan Puskesmas terdekat. Perhatian pada peserta didik juga termasuk bagaimana memperhatikan motivasi belajar mereka. Peserta didik yang belajarnya masih memerlukan motivasi dibimbing dengan menugaskan guru BP.

10. Manajemen yang Mengutamakan Pratik.

Seorang kepala madrasah harus pandai berteori dan mempraktekkan gagasan tersebut dalam tindakan nyata. Dalam manajemen modern sering dinyatakan bahwa apa yang diperbuat oleh pimpinan tidak akan dilihat prestasinya meainkan akan dilihat hasilnya. Keberhasilan seorang pemimpin harus didukung oleh dedikasi dan loyalitas yang tingi pada tugasnya, disamping itu juga harus energik dala arti penuh tenaga dalam melaksanakan tugasnya. Pratik adalah tindakan nyata seorang kepala madrasah dalam melaksanakan kepemimpinannya. Kepala madrasah jangan hanya pandai berteori tetapi juga harus melakukan berbagai tindakan nyata yang dapat dengan istilah pemimpin NATO ( no action talk only). Sebuta ini jangan sampai diutarakan pada diri kepala madrasah karena sangat tidak mengenakkan. Untk menghindari NATO, kepala madrasah harus memiliki sifat inovatis, yang mencerminkan dalam caranya bekerja secara konstruktif, kreatif, delegatif, integrative, pragmatis, disiplin serta adaptable dan fleksibel.

Sebagai pimpinan madarash, kepalah madrasah harus sadar bahwa keberhasilanny beragntung pada orang lain, seperti guru dan tenaga kependidikan. Kualifikasi pribadi meliupti banyak factor, misalnya kestabilan emosi, rasa humor, inisiatif, kematangan berfikir, memiliki intelegensi yang baik, mempunyai kapasitas fisik untuk melaksanakan tugas, menyenagkan, suaru bagus, latar belakang budata yang baik, antusias, mempunyai kepedulian terhadap orang lain dan loyal. Kepala madrasah harus dapat mengha dapi berbagai masalah dan konflik serta menangani dengan tepat, serta harus terbuka untuk menerima saran, kritik dan mereaksinya secara ilmiyah, menerima ide pembaharuan merupakan factor yang sangat penting. Kepala madrasah yang baik bersikap konstruktif terhadap situasi yang sedang berjalan, suasana yang menjengkelkan maupun menyenagkan, mencemaskan dan menakutkan. Kepala madrasah yang bijaksana mengetahui apa yang diharapkan tenaga kependidikan kepadanya. Sekelompok guru di salah satu universitas menggunakan teknik โ€œbrainstormingโ€. Untuk menjawab pertanyaan apakah yang diharapkan oleh guru terhadap kepala madrasah yang kompeten?. Mereka menyimpulkan jawaban bawa kepala madrasah seharusnya:

1. Mampu bersikap tanggap,

2. Memiliki sikap positif dan optimis

3. Jujur dan transparan

4. Berpegang teguh pada keputusan yang diambil

5. Pengertian dan tepat waktu dala mengunjugi kelas

6. Menerima perbedaan pendapat

7. Memiliki rasa humor

8. Terbuka, mau mendengar dan menjawab pertanyaan

9. Memahami tujuan pendidikan

10. Dapat diterima oleh guru

11. Memiliki pengetahuan tentang metode mengajar

12. Memiliki hungan baik dengan masyarakat

13. Tanggap terhadap kemampuan guru dan member kebebasan kerja

14. Manusiawi, (Stoop and Johnson, 1997)

berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bahawan dengan kepentingan madrasah. Kepala madrasah harus berfikir secara analtik dan konsepsional. Kepala madrasah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan. Kepala madrasah adalah seorang mediator atau juru penengah, dalam lingkungan madrasah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala madrasah harus jadi penengah dalam konflik tersebut. Kepala madrasah adalah seorang politisi, kepala madrasah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan. Peran politisi kepala madrasah dapat berkembang secara efektif. Dalam menjalankan kepemimpinannya , selain harus tahu tugasnya sebagai pemimpin, yak tak kalah pentingnya dari itu semua seyogyanya kepala madrasah memahami dan mengetahui perannya. Adapun peran-peran kepala madrasah yang menjalankan perannya sebagai manajer seperti yang diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002;90) adalah :

a. peranan hubungan antara perseorangan,

figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala madrasah sebagai lambang madrasah, kepala madrasah adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di madarash sehingga dapat melahirkan etos kerja dan produktifitas yang tinggi untuk mencapai tujuan. Kepala madrasah menjadi penghubung antara kepentingan kepala madrasah dengan kepentingan lingkungan di luar madrasah, sedangkan secara internal kepala madrasah menjadi perantara antara guru, staf dan siswa.

b. peranan informasional,

kepala madrasah selalu mengadakan pengematan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap madrasah, kepala madrasah bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan membagi-bagi informasi kepada guru, staf dan orang tua murid, kepala madrasah menyebarkan informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.

c. Sebagai pengambil keputusan

Kepala madrasah selalu berusaha memperbaiki penampilan madrasah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru serta melakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lungkungan madrasah, orang yang memperhatikan gangguan, kepala madrasah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan situasi dan ketetapan keputusan yang diambil, orang yang selalu menyediakan segala sumber, kepala madrasah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan dibagikan, kepala madrasah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memenuhi kebutuhan madrasah.

Wadah-wadah yang dikembangkan dalam pembinaan kemampuan professional kepala madrasah adalah Musywarah Kepala madrasah (MKM), Kelompok Kerja Kepala Madrasah (KKKM), Pusat Kegiatan Kepala Madrasah (PKKM). Disamping itu, peningkatan dapat dilakukan melalui pendidikan, dengan program sarjana atau pasca sarjana bagi kepala madrasah sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga tidak terlepas dari koridor disiplin ilmu masing-masing.

Melalui MKKM dapat dipikirkan bagaimana menyiasati kurikulum yang padat dan mencari alternative pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi metode dan variasi media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan mengefektifkan MKKM semua kesulitan dan permaslahan yang dihadapi oleh guru dan kepala madrasah dalam kegiatan pendidikan dapat dipecahkan dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di madrasah.

Dalam menumbuhkan kepala madrasah professional dalam paradigm baru manajemen pendidikan di madrasah diperlukan adanya peningkatan disiplin untuk menciptakan iklim madrasah yang lebih kondusiif dan dapat memotivasi kerja, serta menciptakan budaya kerja dan budaya disiplin para tenaga kependidikan dalam melakukan tugasnya di madrasah.

Kelompok diskusi profesi dapat dibentuk untuk mengatasi tenaga kependidikan yang kurang semangat dalam melakukan tugas-tugas kependidikan di madrasah yang melibatkan pengawas madrasah, komite madrasah atau orang lain yang ahli dalam memecahkan masalah yang dihadapi kepala madrasah dan tenaga kependidikan. Salah satu sarana peningkatan profesionalisme kepala madrasah adalah tersedianya buku yang dapat menunjang kegiatan madrasah dalam mendorong visi menjadi aksi. Selain itu kepala madrasah harus memiliki visi dan misi, serta strategi pendidikan secara utuh yang berorientasi kepada mutu. Stretegi ini dikenal dengan manajemen mutu terpadu (MMT) atau kalau dunia bisnis dikenal dengan nama total quality management (TQM). Yang merupakan usaha sistematis dan terkoordinasi secara terus menerus memperbaiki kualitas layanan.

Setidaknya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan oleh kepala madrasah agar โ€œpelangganโ€ puas, yakni layanan sesuai dengan yang dijanjikan (reliability), mampu menjamin kualitas pembelajaran (assurance), iklim madrasah yang kondusif (tangible), memberikan perhatian penuh kepada peserta didik (empaty) dan cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik (responsiveness).

Kepala madrasah merupakan pimpinan formal yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan tertentu. Untuk itu kepala madrasah bertanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan baik berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun menciptakan iklim madrasah yang kondusif, meenumbuhkan semangat tenaga pendidik maupun peserta didik. Dengan kemimpinan kepala madrasah diharapkan dapat memberikan dorongan serta memberikan kemudahan untuk kemajuan serta dapat memberikan inspirasi dalam proses pencapaian tujuan. Kepala madrasah diangkat melalui prosedur serta persyaratan tertentu yang bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan yang mengimplikasikan meningkatnya prestasi belajar peserta didik. Kepala madrasah yang professional akan berfikir untuk perubahan tidak lagi berfikir bagaimana suatu perubahan sebagaimana adanya sehingga tidak terlindas oleh perubahan tersebut. Peningkatan profesionalisme kepala madrasah perlu dilakasanakn secara berkesinambungan dan terencana dengan melihat permasalahan-permasalahan dan keterbatasan yang ada. Sebab kepala madrasah merupakan pimpinan yang juga bertanggung jawab dalam meningktakan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya. Kepala madrasah yang professional akan mengetahui kebutuhan dunia pendidikan, dengan begitu kepala madrasah akan melakukan penyesuaian-penyesuaian agar pendidikan berkembang dan maju sesuai dengan kebutuhan pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Daftar pustaka

E.Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesioanl, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

E.Mulyasa.2012. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta:Bumi Aksara

E.Mulyasa.2002.Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Jakarta:Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.

Jamal maโ€™mur Asmani.2012. Tips menjadi Kepala Sekolah Profesioal

Kusnandar. 2007. Guru Profesional.Jakarta: PT Raja Grafindo

Kementrian Agama.2005. Desain Pengembangan Madrasah, Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.

Maman Ukas.2004. Manajemen.Bandung: Agini

Maksum.1999. Madrasah, Sejarah dan Perekembangannya. Jakarta: Logos Wajana Ilmu

Muhammad Surya. Organisasi profesi, kode etik dan Dewan Kehormatan Guru.

Mifta Toha. 2003. Kepemimpinan dalam Manajemen.Jakarta:PT Raja Grafindo

Rahman .2006.Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.Jatinangor:Alqaprint.

Sudarman Danim.2002.Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan.Bandung:CV Pustaka Setia.

Undang-undanga No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wahjosumidjo.2002.Kepemipinan Kepala Sekolah.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.


UMROH YANG BERKESAN

BERSAMA MAJELIS DZIKIR SBY NURUS SALAM

0LEH :AMBOK PERA AFRIZAL,MA


Keberangkatan rombongan ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah umroh Majelis Dzikir SBY Nurus Salam sebanyak 116 orang se โ€“ Indonesia di lepas langsung Oleh Bapak Presiden RI DR.H. Susilo Bambang Yudoyono di Istana Presdien. Jam 03.30 kami meninggalkan Asrama haji Pondok Gede menuju Bandara Internasional Soekarno โ€“Hatta, jam 5.00 kami sholat subuh di bandara. Pada pukul 0.7.20 pagi, pesawat garuda Boing 737-400 membawa saya dan rombongan umroh menuju Jeddah. Perjalanan yang cukup melelahkan, memakan waktu 10 jam. Kami tiba di bandara King Abdul azizi, Jeddah pada pukul 1 siang waktu Saudi Arabia. Waktu di Jakartya lebih cepat 4 jam daripada waktu Jeddah.

Sambil menunggu bagasi, saya sholat Zuhur di bandara. Setengah jam kemudian, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Madinah, yang menempuh waktu 8 jam. Tadinya saya mengira , diperjalanan yang panjang hanya berhias gurun dan bukit bebatuan itu tidak ada kehidupan. Tapi, ternyata salah, ditengah-tengah luasnya gurun yang tandus itu ternyata ada seorang wanita yang sedang mengembala beberapa ekor domba dan unta.

Ditengah perjalanan, bus kami berhenti di sebuah tempat istirahat yang mempunyai restoran yang luas dengan interior khas Timur Tengah, juka supermarket dan musholla. Yang menarik adalah Nasi Bukhori yang di jual harga 10 real (Rp 25000) per porsi, dengan lauk sepotong ayam, Nasi bukhori merupakan nasi yang dimasak dengan kaldu kambing, lazim disebut nasi kebuli kalau di Indonesia.

Pukul 7 malam kami tiba di Madinah, banyak hotel di sini, tapi yang menurut kami baik dan dekat Masjid Nabawi adalah hotel Al-Haram. Jaraknya sekitar 100 meter dari masjid. Kami menginap di sini. Suasana hotel sangat nyaman dan bersih. Staf hotel mengecek kebersihan kamar sehari dua kali dan pengecekan itu selalu dilakukan pada saat pengguna kamar ada di tempat. Di lantai satu hotel juga ada toko-toko yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, dari pakaian hingga makanan. Harganya tidak mahal dan bisa di tawar.

Dengan jarak yang dekat sekali antara ,masjid dengan hotel, kami dapat sesering mungkin ke masjid dan tidak khawatir tertinggal sholat lima waktu ataupun ibadah-ibadah lainnya. Meski berknjung ke Masjid Nabawi dan menziarai makam Rasululullah saw tidak termasuk dalam rukun Umroh, namun merupakan masyru' (sesuatu yang diperintahkan) dan termasuk ibadah. Hal ini sesuai sabda Rasululullah Saw: "Janganlah kamu mementingkan bepergian kecuali ke tiga Masjid, yaitu masjidil Haram, masjidku ini (masjid Nabawi) dan Masjid Aqsha.

Masjid Nabawi dulu merupakan sebuah ruma milik anak yatim Sahal dan Suhail. Saat Rasulullah Hijrah (622M) dan pertama kali memasuki Madinah, unta yang dikendarai beliau berhenti dan berlutut di pekarangan rumah tersebut. Rumah itu kemudian dibeli dan di tehun yang sama dibangun Masjid Nabawi oleh Rasul dan para sahabat. Disebut masjid Nabawi karena Nabi Muhammad saw selalau menyebut masjid tersebut dengan Mesjdiku. Di masa itu, selain sebagai temapt sholat, masjid ini juga sebagai tempat untuk menampung kaum fakir miskin serta musafir.

Rasul pernah bersabda,: Sholat di masjidku ini lebih utama daripada sholat seribu kali di masjid lain, kecuali Masjidul Haram". Dan kita disunnahkan sholat arbain, atau sholat fardhu berjamah 40 kali, saat kita berkunjung . dalalm riwayat lainRasul bersabda: Barang siapa sholat di masjidku 40 waktu tanpa putus, maka ia pasti selamat dari neraka dan segala siksa dan selamat dari sifat munafik.

Masjid Nabawi kini berada di pusat kota Madinah dengan luas 1.050 meter persegi. Letaknya persis di sebelah barat rumah Rasul (sekarang rumah ini menjadi makam Rasul dan teramasuk dalam bangunan masjid). Di dalam bangunan masjid juga terdapat Raudhah, yakni tempat yang terletak antara kamar Rasul dan mimbar masjid, yang dinyatakan Rasul sebagai" Salah satubagian dari taman Surga." Berbekal hal tersebut , tak heran orang berlomba-lomba untuk dapat sholat, berdoa, berzikir atau mengaji di Raudha tersebut.

Yang tak kalah menarik dan letaknya tak jauh dati Masjid Nabawi adalah makam Baqi', komplek pemakaman yang terletak persis di samping Masjid Nabawi, kurang lebih 200 meter dari kuba yang berwarna hijau. Di komplek ini pemakaman ini sebagian sahabt Rasululullah di makamkan.

Mumpung masih di Madinah, saya tak menyiakan bekunjung ke masjid Qiblatain, yang memiliki dua kuba atau dua kiblat. Menurut sejarah, pada tahun kedua di Madinah, Rasul dan para sahabat datang menghibur seorang janda tua yang baru mengalami musibah. Rasul sholat zuhur di sana. Saat itu, setiap sholat masih menghadap ke Baitul Maqdis di utara. Di tengah sholat tiba-tiba turun suart Al-Baqarah ayat 143, yang memerintahkan agar Rasulsholat menghadap Ka'bah di Mekkah, arah selatan darai Madinah. Saat itu juga , Rasul mengubah arah sholatnya. Di tempat itu lalu di bangun masjid dan dinamai Masjid Qiblatain atau masjid dua kiblat.

Saya lalu berkunjung ke Masjid Quba yang merupakan masjid pertamayang dibangun oleh Rasulullah saat beliau hijrah. Rasululllah bersama Abu Bakar singga beberapa hari di sini sebelum memasuki kita Madinah. Di sini beliau mendieikan masjid yang sekarang menjadi Masjid Quba. Wilayah di sekitar masjid ini adalah menjadi perkebunan kurma yang di pertahankan sejak masa Rasulullah hingga saat ini.

Tak jauh dari masjid, terdapat Pasar Kurma. Pasar yang luasnya 400 meter persegi ini menjual berbagai jenis kurma. Kita bol;eh mencicipi sepuasnya. Jenis kurma yang paling di banggakan dan paling mahal adalah kurma Nabi. Konon inilah kurma kegemaran Rasulullah semasa hidup. Di pasar ini juga tersedia kurma muda,kismis, kacang arab, \cokelat, teh kurma dan sebagainya, yang harganya sangat murah jika dibandingkan di kota-kota lain. Pedagang pasar ini juga melakukan pengataran jasa kargo untuk mempermudah kita agar tidak membawa bebabn yang berat. Biayanya bervariasi tergantung kota dan negara tujuan, namun biayanya jauh lebih mura jika dibandingkan kita harus membayar kelebihan bagasi di pesawat.

Sekitar 30 menit dari pasar kurma terdapat bukit Uhud, di perbatasan kota Madinah. Di sini pernah berlangsung perang sengit anatar 700 muslim melawan sekitar 3000 pasukan kafir qurays pada tahun ke 5 Hijriah. Pasukan Islam sempat mengalami kemenangan, namun karena banyak yang tergiur dan berebut harta rampasan perang, mereka kemudian diserang balik, hingga paman Rasulullah , Hamzah gugur. Rasul pun terluka akibat lemparan batu dan dua lempeng baja pelindung kepalanya menghujam pipi sehingga gigi beliau tanggal.

Setelah selama empat hari di Madinah, setelah sholat Jum'at dan melakukan sholat sunnah perpisahan dengan Raudhah, kamipun bersiap untuk berihram guna melaksanakan ibadah umroh. Pukul 3 siang, bus yang saya tumpangi melaju menuju Masjid Bier Ali atau disebut Zulhulayfah, sekitar 12 Km dari Madinah. Masjid ini merupakan miqat (artinya garis batas) bagi orang yang datang dari arah Madinah. Kami diperinthakan untuk melafazkan niat guna melintasi batas antara Tanah biasa dengan tanah Suci.

Sewaktu akan memasuki Tanah Suci, saat itu pula semua jamaah harus sudah berpakain Ihram dan mengetuk pintu perbatasan yang di jaga oleh para penghuni surga. Ketuk pintu atau salam yang disebut talbiyah itulah yang harus diucapkan.

Di miqat itu, saya dan jamaah lain sholat sunnah ihram dua rakaat, dilanjutkan membaca niat berumrah yakni, Labbaik Allahumma umrotan. Kami pun kembali naik bis untuk melanjutkan perjalanan ke Mekkah. Dalam perjalanan yang berlangsung 5 jam itu kami dianjurkan berzikir atau melafazkan istighfar sebanyak-banyaknya dan mematuhi berbagai larangan saat berihram (1.tidak boleh memotong dan mencabut rambut, memotong kuku, menggaruk sampai kulit terkelupas atau mengeluarkan darah 2. tidak boleh menggunakan parfum, termasuk parfum yang ada pada sabun, 3.tidakboleh bertengkar 4, tidak boleh bermesraan 5.tidak boleh berkata kotor, 6. tidak boleh berburu atau membantu berburu 7. boleh memajai make โ€“ up). Jika melanggar kita akan dikenai dam (denda) dan diwajibkan kembali ke miqat dan mengucapkan niat dari awal lagi.

Pukul 7 malam, rombongan kami tiba di Mekkah dan langsung ke Hotel Hilton yang berjarak100 meter dari pintu masuk masjidil Haram. Setelah menaruh tas bawaan dan makan malam di hotel, saya dan rombongan menuju Masjidil Haram. Kami sholat tahyatul Masjid dan sekaligus sholat isya. Setelah itu kami kami menuju Ka'bah dipandu oleh seorang ustaz. Ada perasaan haru, senang, sedih yang maha hebat , ada getaran yang berbeda yang saya alami saat melihat Ka'bah Baitullah dan melakukan Thawaf ( berjalan mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali putaran). Setiap putaran yang saya jalani memberikan rasa yang berbeda, mengisyaratkan betapa besarnya kekuasaan Allah Swt. Sat itu saya merasa sangat kecil dan tak memiliki daya apapun. Yang saya ingat hanya Keagungan Sang Pencipta.

Tujuh putaran telah saya lalui, sayapun mendakati Hajar aswad guna menciumnya. Hagar Aswad adalah batu hitam Ka'bah yang merupakan batu dari surga. Alhamdulillah saya dapat menciumnya. Satu asalan mengapa para jamaah yang umroh maupun naik haji ingin menciumnuya adalah karena Nabi Muhammad, Saw pernah menciumnya. Namun batu tersebut tidak memiliki kekuatan apapun, bukan simbol dan juga tidak disembah oleh umat Islam.

Ibadah selanjutnya adalah sa'i , salah satu rukun Haji dan juga Umroh, uyakni berjalan kaki dan berlari-lari kecil secara bolak-balik sebanyak 7 kali dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah. Kedua puncak bukit tersebut berjarak sekitar 700 meter. Saat melintas Bathnul Waadi, kawasan yang ditandai dengan lampu neon berwarna hijau, para jamaah pria di sunnahkan berlari-lari kecil sedangakn jamaah wanita berjalan cepat. Ibadah sa'i boleh dilakukan dalaan tidak berwudhu dan juga oleh wanita yang sedang haid atau nifas.

Setelah melakukan sa'i , saya melakukan ibadah penutup yakni Tahallul, yang memiliki makna menjadi boleh atau diperbolehkan. Jadi, tahallul adalah diperbolehkan atau dibebaskannya seseorang dari larangan Ihram. Pembebasan tersebut di tandai dengan mencukur atau memotong sedikitnya 3 helai rambut.

Setelah melaksanakan Ibadah Imroh, saya melihat-lihat Maqam Nabi Ibrahim yang masih di areal Ka'bah. Ini adalah tempat Nabi Ibrahim berada saat membangun Ka'bah dibantu oleh Nabi Ismail. Di tempat ini pula jamaah di sunnahkan sholat dua rakaat dan berdoa selesai melakukan thawaf. Maqam Nabi Ibrahim bukalah kuburan Nabi Ibrahim, karena beliau di makamkan di Hebron, Palestina.

Zamzam atau sumur zamzam yang ditemukan oleh Siti Hajar saat Ismail kehausan itu tengah ditutup guna menjaga kualitas aiar zamzam itu sendiri. Dulu mata air ini sempat kering bahkan dilupakan keberadaannya. Akan tetapi Abdul Muthalib , kakek Rasululllah, berhasil menemukannya kembali.

Sumber air zam-zam tersbut kini dibangun permanen di bawah lantai tempat thawaf. Pemerintah saudi telah menyalurkannya dalam keran-keran dengan es pendingin, sehingga jamaah tak i perlu lagi repot-repot mengambil air zamzam guna di bawa pulang. Tiap-tiap penyelenggara haji dan umroh telah menyiapkannya dalam jerigen sebagai oleh-oleh.

Pagi hari, slepas sholat subuh di Masjidil Haram, kami melakukan safari kota Mekkah. Yang pertama kali saya kunjungi adalah Gua Tsur atau Jabal Tsur. Yang terletak di atas bukit bebatuan di selatan kota Mekkah. Goa tersebut merupakan tempat persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar selamat 3 hari, ketika mereka dikejar-kejar oleh para kafir Qurasy saat hendak berhijrah ke Madinah.

Kami melanjutkan ke Gua Hira atau Jabal Nur, sebuah bukit batu yang tinggi dan terjal, sekitar 6 kilometer di luar kota Mekkah. Di puncak bukit ini, tepatnya di lereng yang menghadap ke lembah Mekkah, tedapat sebuah goa. Di temapt yang tersembunyi dan sepi inilah Rasulullah memilih untuk menyepi dan di sini pula beliau menerima wahyu pertamanya, yakni Surah Al-Alaq 1-5. pada saat itu beliau berusia 40 tahun.

Kami kembali melakukan perjalanan menuju Jabal Rahmah, sebuah bukit yang tidak begitu tinggi dan di puncaknya terdapat batu kotak yang tingginya kurang lebih 5 meter berwarna putih. Dindingnya sangat kusam serta banyak bertuliskan nama-nama-nama orang dengan pasangannya. Jabal Rahmah atau banyak orang menyebutnya Gunung kasih sayang, konon merupakan gunung tempat pertemuan kembali antara Nabi Adam dan siti Hawa di dunia setelah mereka diturunkan dari surga.Ada kepercayaan di kalangan jamaah haji maupun Umroh, bahwa jabal Rahma tempat yang manjur untuk berdoa.

Selanjutnya kami menuju Padang Arafah, sekitar 12 km si luar Mekkah. Ini merupakan tempat wukuf yang merupakan tiang utama ibadah haji. Di Arafah pula Rasulullah menyampaikan pesan terakhirnya sebelum wafat dalam khutbah ringkas yang sangat menggugah.

Kami menuju masjid Namirah yang merupakan tempat peristirahatan Rasulullah setelah beliau dari Mina meuju padang Arafah dan Mina. Ini temapt Rasulullah bermalam dan saat itu pula bemungut batu kerikil yang dipakainya untuk melempar jumrah di Mina.

Kami kembali menuju Miqat di Masjid Jironah guna mengambil Umroh kedua. Masjid Jironah merupakan miqat yang berjarak kurang lebih 12 km dari kota Mekkah. Tepat jam 12 siang kami telah berihram kemabli, lalu kamipun melaksanakan umroh kedua yang tidak berbeda jauh dengan umroh yang kami lakukan pertama kali. Yang membedakan hanya waktu saja. Kalau yang pertama malam hari. Kini siang hari.

Yang menjadi kendala umroh di siang hari adalah udara yang panas, yang sangat mempengarruhi daya tahan tubuh, yakinlah kepada Allah awt, walaupun suhu udara waktu itu lebih kurang 43-45 Derjad Celcius di kala kita melaksanakan Thawaf terasa dingin dan sejuk, lantai sekitar Ka'bah terasa dingin. Oleh karena itu kita harus sudah siap sebelumnya dengan makan banyak buah-buahan yang banyak mengandung air, memperbanyak minum air zamzam satu gelas setiap satu jam dan menjaga stamina tubuh dengan rutin minum vitamin C. jangan lupa, sebelum melakukan niat berihram, kita oles lebih dahulu tubuh dengan lotion serta menggunakan lip gloss agar kulit serta bibir kita tidak peceh-pecah.

Setelah kami melakukan Umroh kedua, sore hari setelah sholat maghrib di Masjidil Haram, kamipun melakukan petualangan belanja di kuliner. Kami membeli minuman teh susu murni di sebuah warung yang tak jauh dari hotel (Hotel Hilton).

Si dekat terminal yang tak jauh dari hotel , terdapat rumah makan yang menyajikan menu Indonesia yakin Bakso Mang Oedin. Selain itu ada rumah makan Padang, hingga warung Tegal. Namun kalau ingin membeli produk kecantikan serta obat-obatan sebaiknya selilah di apotik. Ada sebuah apotik yang bagus disebelah kiri pintu Hotel Hilton Tower 3. Hotel Hilton yang kami tempati ini memperkerjakan sekita 100 orang Indonesia.

Di hari ke delapan, kami melakukan Thawaf Wada' (thawaf terakhir, atau perpisahan), yang tak perlu memakai pakaian ihram dan tak perlu pergi miqat. Selepas thawaf wada' kami chek oaut dari Hotel Hilton dan menuju Hotel Marriott di Jeddah. Dalam perjalanan itu kami sempat mengunjungi Masjid Apung yang terletak di bibir Laut Merah. Suasana pantai yang indah membuat kami berlama-lama di situ. Cukup banyak para pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya dari makanan kecil hingga jagung rebus. Namun mereka cukup tertib.

Kami pun melanjutkan perjalanan dan tak lama kemudian kami mejumpai air mancur yang terdapat dsi tengah laut Merah. Orang Indonesia menyebutnya Bidadari Menari. Tak jauh dari situ ada Masjid Kisos, yaitu masjid yang digunakan untuk menghukum para pelaku kejahatan.

Setelah sholat magrib berjamah di Hotel Marriott Jeddah, kami menuju Balad, ( Trik dan Tips berbelanja di Pasar Balad: (1). Bila ingin menawar tawarlah 30 persen dari harga yang ditawarkan,(2). Jangan khawtir tak mendapat barang yang kita inginkan jika pedagang menolak tawaran kita, bergegaslah pergi dan jangan menanyakan kembali, sebab baru selangkah kita pergi pun si pedagang akam memberikan tawaran yang posisinya tidak jauh dengan harga yang kita patok, (3). Tak perlu khawatir dengan bahasa karena di pasar tersebut umumnya telah menggunakan bahsa Indonesia dan rata-rata pedangan di pasar itu dapat berbahasa Indonesia (4), bila kita telah kehabisan Uang real saat kita berbelanja, uang rupiah juga dapat diterima dan disesuaikan dengan nilai tukar real. (5) Pasar Balad juga dapat menerima pembayaran dengan kartu kredit ) sebuah pasar Internasional yang menyediakan berbagai macam pernak-pernik serta oleh-oleh. Toko yang sangat murah di sini adalah " TOKO ALI MURAH". Di sini, kita dapat menawar meski barang tersbut telah diberi label harga. Toko ini juga menjual berbagai farfum, pernak-pernik perlengkapan sholat, pakain , produk kecantikan, hingga makanan.

Tepat pukul 10 esok paginya , kami menuju bandara King Abdul Azizi. Pukul 12 , kami pun kembali ke Jakartya dengan Garudsa Boing 737-400.


Jurnal Literasiologi Vol 6 No 1.pdf



Jurnal Pendidikan Guru Vol 2 No 2.pdf