"Mewakili Indonesia dengan Kebanggaan: Kisah Delegasi Universitas Brawijaya di The European International Model United Nations 2024"
Model United Nations (MUN) adalah simulasi diplomasi internasional di mana peserta berperan sebagai diplomat PBB, berdiskusi dan bernegosiasi tentang isu global seperti perdamaian dan hak asasi manusia. MUN mendalami cara kerja PBB dan mengasah keterampilan komunikasi, negosiasi, dan analisis kritis, menjadikannya platform penting untuk memahami hubungan internasional. The European International Model United Nations (TEIMUN) merupakan acara tahunan yang melibatkan delegasi-delegasi dari berbagai organisasi, sekolah, dan universitas di seluruh dunia, di mana pertemuan ini berfungsi sebagai wahana pembelajaran diplomasi antarnegara. Melalui pertemuan ini, para pelajar dari berbagai penjuru dunia diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mereka terhadap isu-isu global. Acara ini akan diselenggarakan oleh Leiden University di Den Haag, Belanda, mulai tanggal 8 Juli hingga 12 Juli 2024.
Perwakilan tim delegasi dari Universitas Brawijaya for TEIMUN 2024 terdiri dari empat anggota yang tersebar dari dua fakultas berbeda yakni:
Rania Ishma Luthfiya (Ketua Delegasi) – Fakultas Ilmu Kesehatan
Adrian Daffana Viko Putra (PJ Substansi) – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Namiradifa (PJ Desain Grafis) – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Aqsa Altaradiansya (PJ Akomodasi dan Logistik) – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Kegiatan ini mengangkat tema "Reshaping the Future: Structural Change in a World of Development," yang menyoroti pentingnya perubahan struktural dalam menghadapi tantangan global. Pada kegiatan ini, beberapa dewan komite akan mensimulasikan pertemuan dan sidang PBB. UNEP (United Nations Environment Programme) membahas Implementing Zero Carbon Emissions in Urban Centres dan Promotion of Circular Economy Practices for Sustainable Development on a Global Scale, sementara SOCHUM (Social, Humanitarian & Cultural Issue) mengangkat topik Closing the Digital Gap in Latin America dan Gender Equality in Middle Eastern and North African Labour Markets. Meskipun termasuk kategori pemula, persaingannya sangat ketat. Di tingkat menengah, ECOFIN (Economic and Financial Affairs Council Configuration) membahas Combating Illicit Financial Flows Through International Cooperation dan Moving Towards Sustainable Extraction of Rare Earth Elements, sementara NATO membahas tentang Combating Human Trafficking in Conflict Zones dan Discussing the Framework and Implications of Lethal Autonomous Weapons (LAWS) in NATO’s Defense Strategy.
Tim delegasi Universitas Brawijaya sukses berpartisipasi dalam The European International Model United Nations 2024 di Den Haag, Belanda. Empat delegasi ini berhasil mengatasi tantangan perjalanan, beradaptasi di lingkungan asing, dan memberikan performa terbaik. Salah satu delegasi FIKES yakni Rania Ishma yang menjadi representatif dari Negara Republik Chile (Delegate of Chile) di dewan komite UNEP (United Nations Environment Programme), berhasil menengahi ketegangan antara dua delegasi negara yang berdebat, dan mahasiswi ini juga berhasil mengusulkan resolusi diplomatis yang diterima oleh seluruh representatif negara dalam sidang pertama konferensi. Di sisi lain, Adrian Daffa yang berperan sebagai representatif Negara Yaman (Delegate of Yemen), Namiradifa yang mewakili negara Denmark (Delegate of Denmark) dan Aqsa yang menjadi perwakilan negara Maroko (Delegate of Morocco) masing-masing berhasil berpartisipasi aktif dalam debat dan merancang Draft Resolution yang disepakati oleh seluruh representatif negara.
Selain menjalani sidang konferensi, kami juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan cultural exchanges yang telah disediakan oleh panitia salah satunya adalah Global Village. Pada kegiatan ini, masing-masing delegasi dari negara asalnya membuka stan-stan yang dipenuhi dengan makanan khas negaranya, pakaian adat khas, hingga menampilkan pertunjukan singkat tarian asal negaranya. Kesempatan ini kami gunakan untuk memperkenalkan salah satu budaya kebanggaan Indonesia yakni dengan mengenakan pakaian khas adat serta batik. Hal ini menunjukkan sebuah simbol kebanggaan tersendiri menjadi seorang warga negara Indonesia dan mampu memperkenalkannya pada dunia internasional.
Selama proses persiapan keberangkatan menuju Belanda, kami sudah menjalin komunikasi yang baik dengan Ibu Made Mei selaku Staf Atase Pendidikan dan Kultural di KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Den Haag, Belanda. Kami diberikan izin tinggal selama sembilan hari di Asrama KBRI Den Haag yang berlokasi di daerah Wassenaar, Den Haag. Selain diberikan izin tinggal di Asrama KBRI Den Haag, kami juga melakukan visitasi atau kunjungan ke KBRI Den Haag dan disambut hangat oleh Ibu Made Mei sendiri. Pertemuan kami selaku tim delegasi dari tim Universitas Brawijaya dengan beliau menjadi sarana untuk kami bersilaturahmi serta menjalin hubungan baik dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia yang senantiasa berusaha mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.