Tari: Gantar

Mengenal Tari Gantar

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya yang sangat kaya. Seni tari tradisional merupakan salah satu aset budaya yang sangat penting dalam menjaga keberlangsungan warisan budaya Indonesia. Tari Gantar, merupakan salah satu tari tradisional dari masyarakat Dayak Benuaq dan Dayak Tanjung di Kalimantan Timur.

Tari Gantar merupakan tarian tradisional yang awalnya dipentaskan pada upacara adat. Tarian ini sangat penting pada saat perayaan panen, dimana tarian ini menggambarkan proses penanaman padi dan harapan untuk panen yang melimpah. Tari Gantar juga merupakan alat penting dalam menjaga kebudayaan dan tradisi masyarakat Dayak.

Tari Gantar adalah tarian tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Properti yang digunakan dalam Tari Gantar adalah bambu dan tongkat, yang mewakili proses penanaman padi. Pertunjukan bergantian antara masyarakat Dayak Benuaq dan Dayak Tanjung menjadi simbol persatuan dan saling menghormati, menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama untuk generasi yang akan datang.

Tari Gantar telah menjadi bagian penting dalam upacara adat di Kutai Barat. Tari ini juga sering dipentaskan sebagai tarian penyambutan bagi tamu kehormatan. Tarian ini dilakukan oleh sekelompok gadis dan anak-anak laki-laki, yang menggunakan pakaian tradisional dan membuat wajah mereka dengan pigmen alami. Para penari bergerak dengan elegan, menyeimbangkan bambu di atas kepala mereka sambil melakukan gerakan yang melambangkan keindahan alam


Sebuah pengalaman yang tak terlupakan, itulah yang dirasakan oleh kami para siswa yang tergabung dalam tim tari di SMANSA. Kami memiliki impian yang sama, yaitu tampil dengan elegan dan memukau di hadapan publik dengan tarian adat Kalimantan yang kami cintai. Namun, sebelum kami benar-benar mulai berlatih, kami membayangkan bagaimana nanti saat akan tampil, seakan-akan itu adalah gambaran yang menginspirasi dan memotivasi kami untuk berlatih dengan lebih giat dan tekun.



Latihan pertama kami dilakukan di sebuah ruang kayu yang cukup besar, tempat itu menjadi tempat berkumpulnya kelompok tari dari perwakilan tiap kelas. Hari pertama kami masih merasa canggung dan malu-malu ketika harus berinteraksi dengan teman-teman dari kelas lain dan gerakan-gerakan yang kami lakukan masih terbilang mudah. Tapi, kami tidak hanya menghabiskan waktu latihan dengan serius, kami juga menyempatkan diri untuk beristirahat, minum dan berbincang-bincang dengan sesama teman.

Di hari-hari berikutnya, kami mulai merasa lebih nyaman dan terbiasa dengan lingkungan baru serta teman-teman dari kelas lain. Gerakan tarian kami pun semakin bertambah, lebih sulit dan kompleks dari sebelumnya. Meskipun waktu yang kami habiskan semakin lama dan gerakan yang kami lakukan semakin sulit, kami tetap merasa senang dan semakin tertarik dengan tarian daerah.



Namun, tidak semua hal berjalan dengan mulus. Ruang kayu mahoni yang kami gunakan sebagai tempat latihan kurang ideal karena cukup sempit dan suhu ruangan yang panas. Selain itu, koordinator tari yang kami miliki adalah seorang murid seangkatan, yang membuat beberapa orang menjadi seenaknya dan tidak mematuhi aturan. Terkadang, ada beberapa siswa yang datang terlambat, tidak fokus, dan tak terkontrolnya beberapa siswa membuat suasana latihan menjadi kurang kondusif.

Meski begitu, kami tetap bersyukur atas pengalaman yang kami dapatkan. Setiap proses dalam latihan memiliki bagian yang mudah dan sulit. Bagian mudahnya adalah karena kami berlatih dengan teman seangkatan, sehingga membuat kami merasa nyaman dan lebih mudah dalam berkomunikasi. Namun, hal itu juga menjadi tantangan bagi kami karena ada beberapa orang yang tidak mematuhi aturan yang telah dibuat.


Setelah berlatih dan belajar secara intensif, kami merasa bahagia dan senang. Namun, di tengah-tengah proyek 2, terjadi pemotongan durasi untuk segera melakukan proyek 3, yang menyebabkan waktu latihan kami dipotong dan digantikan dengan persiapan kampanye. Hal tersebut membuat waktu latihan kami menjadi terpotong dan sulit untuk bisa sesuai dengan rencana dan merasa kompak antara satu dengan yang lain.

Tetapi, kesulitan tersebut dapat diakhiri semenjak kampanye telah selesai dilaksanakan.

“Semoga dengan kerja keras dan latihan yang kita lakukan selama ini, bisa menghasilkan kemeriahan pada acara gelar karya nanti dan kami berharap semua peserta menikmati penampilan tari kami”