Setelah mempelajari BAB ini, siswa diharapkan kompeten dalam membaca, menghafal, dan menganalisis ayat dan hadis tentang kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
KISAH INSPIRATIF
Ribuan Kali Khatam Al-Qur'an
Abdullah bin Idris al-Audi al-Kui (wafat tahun 192 H), seorang ulama hadis yang amat terkenal. Selain khusyuk, ia sangat tekun pada bidang hadis. Pada setiap hadis yang ia riwayatkan, dipastikan memiliki hujjah. Pada masa khalifah Harun ar-Rasyid, ia pernah ditawari untuk menjadi qadli (hakim), tetapi ia menolak karena sifat wara’. Ketika maut hendak menjemput Abdullah bin Idris, puterinya menangis. “Janganlah engkau menangis wahai puteriku, aku sudah mengkhatamkan Al-Qur’an di rumah ini sebanyak empat ribu kali”, kata Abdullah bin Idris dengan suara lirih.
Peristiwa serupa juga terjadi pada Abu Bakar bin Iyasy al-Asadi al- Kui al-Khayyath (wafat pada tahun 193 H), ulama senior Kufah yang ahli di bidang qira’ah dan hadis. Ia telah menulis lebih dari sembilan puluh karya. Pada saat terakhir kehidupan Abu Bakar bin Iyasy, adiknya menangis. “Jangan menangis, lihatlah mushala pribadi di rumah ini. Di situ aku telah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak delapan belas ribu kali”, demikian terdengar dari lisan Abu Bakar bin Iyasy.
Sumber:
Yusuf Ali Budaiwi. 2001. Menggapai Husnul Khatimah, terjemahan oleh Abdul Rasyid Shiddiq. Jakarta: Pustaka As-Shiddiq
Q.S. al-Maidah/5: 48 tentang Kompetisi dalam Kebaikan
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ
Artinya :
Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya :
Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Di antara manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1) Memperoleh rida dan pahala dari Allah Swt.
Allah Swt. akan memberikan pahala kepada kalian jika melakukan pekerjaan dengan ikhlas. Kesuksesan tertinggi bukanlah sukses duniawi, tetapi kesuksesan tertinggi adalah rida dari Allah Swt.
2) Menjadi manusia yang bermanfaat
Manusia terbaik adalah manusia yang mampu menebar manfaat dan kemaslahatan sebesar-besarnya kepada masyarakat. Nilai sebuah kebaikan akan berlipat ganda jika mampu memberikan manfaat yang besar untuk
masyarakat luas.
3) Mempercepat penyelesaian pekerjaan
Keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan ini didasari oleh motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan lainnya. Jika menunda suatu pekerjaan, maka pekerjaan yang lain ikut terbengkalai. Di samping itu, ada kompetitor yang memicu peningkatan kinerja.
4) Termotivasi untuk menjadi lebih baik
Saat kalian berkompetisi dengan pihak lain, akan tumbuh keinginan untuk menjadi yang paling unggul. Tentunya hal ini membutuhkan persiapan yang matang. Meskipun hasil akhirnya belum tentu sebagai pemenang, tetapi sudah berhasil menunjukkan kemampuan terbaik yang dimiliki merupakan prestasi tersendiri yang patut diapresiasi.
5) Menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggungjawab
Keinginan untuk menjadi yang terbaik harus diikuti dengan sikap disiplin dan tanggungjawab. Keduanya merupakan modal utama meraih kesuksesan dalam sebuah kompetisi.
6) Mempererat hubungan antar sesama
Pesaing bukan musuh yang harus dikalahkan tetapi merupakan rekan kerja dalam berkompetisi secara sehat. Pekerjaan yang dilakukan secara bersamasama akan mempererat tali persaudaraan di antara sesama. Peran serta dan keterlibatan masing-masing individu dalam satu kelompok akan semakin memperkuat jalinan hubungan kekeluargaan.
KISAH INSPIRATIF
Cerita yang pertama berasal dari restoran makanan cepat saji yang sampai saat ini mudah kalian temukan yaitu KFC. Dibalik keberhasilan KFC hingga saat ini tersimpan sebuah cerita yang bisa menjadi inspirasi kita semua.
Restoran makanan cepat saji seperti KFC tidak akan muncul jika saja kolonel Sanders menyerah dalam hidupnya. Ya kolonel Sanders adalah orang yang menemukan resep renyah ayam goreng milik KFC yang sampai saat ini bisa kalian nikmati dengan mudah.
Pada tahun 1955 ada seorang purnawirawan tentara yang hidup dengan uang pensiunannya. Namun dengan uang pensiunan yang didapatkan oleh kolonel Sanders tersebut tidak akan cukup untuk kehidupannya sehari-hari.
Kolonel Sanders mulai berfikir apakah ada suatu hal yang bisa dijual tanpa mengeluarkan modal kecil bahkan terbilang gratis. Lalu teman kolonel Sanders berkata jika dirinya memiliki sebuah resep ayam goreng yang begitu lezat ketika dinikmati.
Lalu kolonel Sanders mengambil langkah awalnya dengan meninggalkan rumahnya dan mulai menawarkan resep yang ia miliki. Dalam perjalanan usaha menawarkan resep ayam goreng yang dimiliki oleh kolonel Sanders tak selalu memiliki kemudahan tanpa hambatan.
Banyak restoran yang menolaknya, bahkan ada sekitar 1009 restoran menolah resep ayam goreng milik kolonel Sanders. Banyak pemilik restoran memberikan komentar pedas terhadap kolonel Sanders terkait dengan resep yang dimilikinya.
Mereka berkomentar jika resep kolonel Sanders mudah dibuat seperti mencampurkan ayam dengan tepung dan garam. Para pemilik restoran yang menolak resep ayam goreng milik kolonel Sanders juga berkata jika ayam goreng bisa dibuat oleh semua orang.
Meski mendapatkan penolakan demi penolakan tak membuat kolonel Sanders menyerah begitu saja sehingga ada satu restoran memberinya kesempatan. Mulai saat itulah ayam goreng milik kolonel Sanders lebih dikenal luas bahkan hingga saat ini.
Pesan dari kisah kolonel Sanders adalah pantang menyerah dan sealu berusaha penuh keyakinan adalah kunci. Semua akan ada jalan jika kita berusaha, pantang menyerah, yakin dan berdoa. Namun semua akan berhenti tak akan ada jalan jika kita menyerah terhadap keadaan.
Kegigihan kolonel Sanders patut diacungi jempol. Meskipun tidak terlahir dari keluarga pebisnis, atau memiliki keahlian bisnis. Dengan semangat dan strategi yang tepat maka KFC bisa besar seperti ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.”
Menelaah Tafsir Q.S. at-Taubah/9: 105
Menurut tafsir al-Misbah, ayat ini mendorong manusia untuk lebih mawas diri dan mengawasi amal atau pekerjaan mereka. Allah Swt. mengingatkan mereka bahwa setiap amal baik atau buruk memiliki hakikat yang tidak dapat disembunyikan. Amal tersebut akan disaksikan oleh Allah Swt., Rasulullah Saw. dan orang-orang beriman. Pada hari kiamat, Allah Swt. akan membuka tabir penutup yang menutupi mata mereka sehingga mengetahui dan melihat secara langsung hakikat amal mereka sendiri.
Selanjutnya simaklah pesan-pesan mulia yang terkandung dalam Q.S at- Taubah/9: 105 berikut ini.
Allah Swt. memerintahkan untuk beramal saleh hingga manfaatnya bisa dirasakan oleh diri sendiri maupun masyarakat luas. Amal tersebut harus dilakukan dengan ikhlas karena mengharap rida dari Allah Swt.
Setiap amal akan dilihat oleh Allah Swt., Rasulullah Saw. dan mukminin di akhirat kelak. Lalu akan dibalas sesuai amal tersebut, jika amalnya baik maka mendapat pahala, sebaliknya jika amalnya buruk maka akan dibalas dengan siksa. Karenanya seorang muslim haruslah memperbanyak amal saleh ketika hidup di dunia.
Janganlah merasa amalnya sudah cukup banyak untuk bekal hidup di akhirat. Sifat ini akan menghambat munculnya keinginan untuk beramal saleh lagi. Tumbuhkan inisatif untuk melakukan amal saleh sehingga orang lain ikut tergerak untuk melakukannya. Pahala berlipat akan diberikan oleh Allah Swt. kepada orang yang memberi contoh tanpa mengurangi pahala mereka yang mencontoh.
Setiap manusia akan kembali ke kampung akhirat, dan menerima balasan amal perbuatannya. Seorang mukmin hendaklah jangan larut dengan gemerlap kehidupan duniawi hingga melalaikan akhirat yang kekal abadi.
‘Kerja’ dalam bahasa Arab disebut dengan ’amala - ya’malu dan yang seakar dengan kata tersebut. Di dalam Al-Qur’an, kata-kata yang berarti ‘bekerja’ diulang sebanyak 412 kali dan seringkali dihubungkan dengan pekerjaan yang saleh atau amal saleh. Amal saleh yaitu pekerjaan yang membawa kebaikan, baik bagi pelakunya maupun orang lain. Kebaikan tersebut dapat berupa perbaikan ekonomi, kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, sosial, spiritual dan sebagainya. Kebaikan tersebut meliputi kebaikan hidup di dunia dan akhirat. Penyebutan kata ‘bekerja’ yang sedemikian banyak di dalam Al- Qur’an menunjukkan bahwa masalah ‘kerja’ sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja keras atau memiliki etos kerja tinggi.
Rasulullah Saw. bersabda daَlam sebuah hadis berikut:
Artinya:
“Dari Abu Abdullah az-Zubair bin al-‘Awwam r.a., berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Sungguh sekiranya salah seorang di antara kamu sekalian mengambil beberapa utas tali kemudian pergi ke gunung dan kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan menjualnya di mana dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupnya, maka itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada sesama manusia baik mereka memberi ataupun tidak memberinya”. (H.R. Bukhari)
Hadis di atas secara tegas menyatakan bahwa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari lebih dicintai Allah dan rasul-Nya dibanding berpangku tangan menunggu bantuan orang lain. Apabila manusia mau bekerja keras, maka akan dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, terutama sandang, pangan dan tempat tinggal. Islam sangat menghargai seseorang yang bekerja keras untuk memperoleh penghidupan yang layak, dan mengkonsumsi makanan dari hasil usahanya sendiri.
Menerapkan Perilaku Etos Kerja
Praktik kerja keras sudah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. sejak beliau masih kanak-kanak. Tercatat dalam sejarah bahwa pada usia 12 tahun sudah berniaga hingga ke negeri Syam bersama Abu halib. Demikian pula sahabat Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Afan dan Ali bin Abi halib merupakan igur teladan dalam bekerja keras.
Kisah Perjuangan Rosululloh
Pada suatu hari Rasulullah Saw. masuk ke masjid dan melihat Abu Umamah, salah satu sahabat Anshar sedang duduk termenung seperti sedang merasa susah. Nabi Saw. bertanya: “mengapa engkau duduk sendirian di masjid, padahal ini bukan saatnya mengerjakan salat?”. Abu Umamah menjawab: “Saya ini sedang banyak hutang, pailit, dan tidak punya semangat untuk bekerja.
Saya selalu diliputi perasaan cemas dan ragu”. Mendengar jawaban tersebut, Rasululullah Saw. memberi nasihat kepada Abu Umamah, “jauhilah perasaan ragu dan putus asa, malas dan lemah kemampuan, pengecut dan kikir, gemar berhutang, dan hubungan kurang baik dengan sesama manusia”. Abu Umamah bersungguh-sungguh melaksanakan semua nasihat tersebut. Akhirnya kehidupan Abu Umamah menjadi lebih baik dan bahagia.
Kisah di atas merupakan kisah seorang sahabat yang memiliki etos kerja tinggi. Tentunya sifat mulia ini perlu kita terapkan dalam kehidupan seharihari.
Secara rinci, tujuan bekerja dalam Islam adalah sebagai berikut:
1) Meraih rida Allah Swt.
Bekerja dalam Islam bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi untuk menghambakan diri kepada Allah Swt. dan meraih rida dari-Nya. Semua aktivitas seorang muslim di dunia ini seyogyanya diarahkan untuk meraih rida Allah Swt.
2) Menolak kemunkaran
Kemunkaran dapat terjadi pada seseorang yang menganggur. Sebab ada bisikan hawa nafsu dan syahwat yang dapat menjerumuskannya kedalam kemungkaran. Seseorang yang mengisi waktunya untuk bekerja berarti telah berhasil menghalau sifat malas dan menghindari dampak negatif pengangguran.
3) Kepentingan amal sosial
Islam mengajarkan umatnya untuk beramal sosial atau bersedekah sesuai kemampuan yang dimiliki. Bagi seorang muslim yang bekerja, tenaga dan hasil pekerjaannya dapat digunakan untuk bersedekah.
4) Memberi nafkah keluarga
Seorang suami sebagai kepala keluarga berkewajiban memberikan nakah lahir dan batin. Untuk memberikan kehidupan yang layak kepada anak dan isterinya, maka seorang suami harus rajin bekerja keras.
Cara Meningkatkan Etos Kerja
Etos kerja seorang muslim harus meningkat dari waktu ke waktu. Berikut ini merupakan cara meningkatkan etos kerja, yaitu:
1) Membuat skala prioritas dari semua pekerjaan yang mendesak untuk segera diselesaikan. Memilih dan menentukan sebuah pekerjaan yang akan diselesaikan dalam waktu dekat akan meringankan beban pikiran. Sebab, pikiran yang terlalu berat akan menghambat terselesaikannya sebuah pekerjaan.
2) Meningkatkan semangat, pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang pekerjaan. Pengetahuan yang luas dan mendalam tentang hal-hal yang terkait dengan pekerjaan akan sangat menunjang bagi peningkatan etos kerja. Lebih dari itu keterampilan (skill) dan semangat tinggi akan semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan.
3) Saling memberi motivasi kepada rekan kerja agar terjaga komitmen untuk maju dan sukses bersama-sama. Banyak faktor yang mempengaruhi turunnya motivasi untuk meraih sukses. Di antaranya adalah munculnya rasa malas yang tidak diketahui dari mana asalnya. Hal ini dapat diatasi dengan saling memberi motivasi di antara teman. Dengan demikian semua teman akan memiliki semangat untuk maju dan sukses secara bersamasama dalam meraih cita-cita.
4) Menciptakan suasana kerja yang nyaman dengan saling menjaga perasaan rekan kerja. Suasana nyaman akan tercipta jika masing-masing individu tidak mudah menyalahkan orang lain, sebaliknya lebih banyak mawas diri. Membiasakan diri untuk menyapa sambil melempar senyuman kepada teman akan membuat hati senang dan bahagia. Dengan demikian suasana belajar di dalam kelas akan terasa menyenangkan.
5) Melibatkan teknologi canggih dalam proses pekerjaan. Pada era revolusi industri 4.0 saat ini, teknologi berperan sangat penting untuk menunjang keberhasilan sebuah pekerjaan, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Terlebih lagi saat ini semua negara berlomba-lomba dalam menemukan dan mengembangkan vaksin Covid-19. Kemampuan sumber daya manusia sebuah negara dan didukung oleh teknologi canggih akan sangat berperan dalam kompetisi untuk menemukan vaksin Covid-19.
Manfaat Etos Kerja
Banyak manfaat yang diperoleh dari perilaku kerja keras (etos kerja). Manfaat tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Di antara manfaat etos kerja adalah sebagai berikut:
1) Terbiasa menghargai hasil yang sudah diraih
Pekerjaan yang telah menghasilkan sebuah produk, bagaimanapun bentuk dan kualitasnya harus tetap dihargai. Karena menghargai karya orang lain akan mampu memotivasi agar bisa menghasilkan karya lebih baik lagi.
2) Menjaga martabat diri sendiri
Martabat diri akan terjaga jika seseorang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan. Pasti banyak orang meremehkan apabila hanya bermalasmalasan dan berpangku tangan. Bahkan ia dianggap sebagai orang yang tidak berguna bagi keluarganya.
3) Wujud pengabdian kepada Allah Swt.
Kerja keras yang dilakukan oleh seseorang dengan niat ikhlas karena Allah Swt., dan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan wujud ibadah kepada-Nya.
4) Melatih sifat tabah, sabar, dan tawakal
Setiap pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan menghadapi hambatan. Dengan senantiasa bekerja keras, maka akan muncul sifat tabah, sabar, optimis, serta tawakal. Pada hakikatnya, kesuksesan merupakan karunia Allah Swt. Kegagalan adalah sukses yang tertunda, karena Allah Swt. selalu menghendaki kebaikan pada hamba-Nya yang bertakwa.