Rasa Nasionalisme di Gen-Z Menunjang Perekonomian

Halo, teman-teman semua! Di sini, kami akan memaparkan materi dengan topik "Rasa Nasionalisme di Gen-Z Menunjang Perekonomian". Bagaimana bisa rasa nasionalisme menunjang perekonomian? Nah, kami akan membantu teman-teman memahami. Kita sama-sama belajar, yuk!


Nasionalisme

Nasionalisme adalah sikap atau pemahaman politik terhadap masyarakat suatu bangsa dengan kerukunan budaya dan daerah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasionalisme adalah paham mencintai bangsa dan negara sendiri. Rasa keanggotaan dalam suatu bangsa yang menjamin, menopang, dan menopang identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa secara bersama-sama, baik secara potensial maupun aktual. Sikap dan perilaku nasionalis yang harus dimiliki warga negara.

Keragaman Masyarakat Indonesia

Indonesia adalah negara yang memiliki masyarakat yang beragam. Keragaman yang ada dalam masyarakat yaitu keragaman ras, suku, agama, ideologi politik, sosial-budaya, dan ekonomi. Dari keragaman yang ada di dalam masyarakat Indonesia pastinya juga memiliki potensi konflik. Salah satunya adalah konflik antar golongan. Konflik antar golongan ini merupakan pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Salah satu contoh kasusnya adalah sikap merendahkan kebudayaan dari suku lain.

Menurut kami, tindakan yang bisa dilakukan oleh Gen-Z untuk menghargai keragaman adalah kita harus mempunyai cara berpikir yang maju, bisa melihat secara luas jika Indonesia tidak terdiri dari satu kebudayaan saja, Indonesia punya banyak kebudayaan yang memiliki ciri khas tersendiri dan hal itulah yang membentuk keberagaman di dalam masyarakat Indonesia.

Globalisasi

Seiring berjalannya waktu hingga di masa modern ini, wujud nasionalisme pun perlahan berubah karena dampak globalisasi. Globalisasi sendiri secara harfiah, globalisasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana sesuatu menjadi global. Konsep globalisasi telah digunakan oleh masyarakat dunia sejak abad ke-19. Istilah "globalisasi" pertama kali digunakan pada tahun 1983 oleh ekonom Theodore Levitt. Levitt menciptakan istilah “globalisasi” melalui tulisannya berupa artikel berjudul Market Globalization, yang dimuat di media Harvard Business Review.

Sejak itu, Levitt telah diakui di seluruh dunia sebagai pencipta istilah "globalisasi." Globalisasi kini telah terjadi di segala bidang kehidupan, ekonomi salah satunya, sehingga muncullah konsep globalisasi ekonomi. Dari latar belakang globalisasi yang sudah dijelaskan, disini kita akan membahas lebih rinci mengenai globalisasi dibidang ekonomi.

Globalisasi di bidang ekonomi dewasa ini tercipta berkat pesatnya perkembangan informasi tentang segala kegiatan baik produksi, pemasaran maupun yang bersifat ilmiah dan teknis. Sederhananya, globalisasi ekonomi menyatukan dunia untuk membangun wilayah bisnis yang luas dan melampaui batas negara. Globalisasi ekonomi terdiri dari globalisasi produksi dan keuangan, pasar dan teknologi, rezim dan institusi organisasi, perusahaan dan tenaga kerja.

Jika dibahas lebih rinci mengenai ekonomi, kami mengambil contoh yang spesifik yakni bapak ekonomi Indonesia yang bernama Soemitro Djojohadikusumo. Tokoh ini akan kami jelaskan pada awal perkembangan kehidupan politik dan ekonomi Indonesia pada awal kemerdekaan sampai pada masa Demokrasi Liberal.

Perkembangan Kehidupan Politik-Ekonomi Indonesia

A. Pada Masa Awal Kemerdekaan Sampai Demokrasi Liberal

Pemerintah Indonesia belum bisa mengatur sistem pemerintahan dengan baik. Keadaan saat itu masih kacau dan sistem pemerintahannya berubah-ubah. Hal ini dikarenakan kembalinya sekutu ke Indonesia dan memblokade RI. Ekonomi Indonesia juga mengalami masalah karena beredarnya uang mata uang asing (Jepang dan Belanda) yang tidak terkendali dan membuas kas negara menjadi kosong. Oleh karena itu pemerintah Indonesia melakukan pinjaman nasional, mengeluarkan mata uang kertas, Oeang Republik Indonesia (ORI) dan membentuk Bank Negara Indonesia (BNI).

B. Pada Masa Demokrasi Terpimpin

Ada 5 pokok demokrasi terpimpin diantaranya adalah demokrasi terpimpin bukanlah diktator dan demokrasi ini cocok dengan kepribadian serta dasar hidup Indonesia. Inti pada demokrasi ini adalah musyawarah untuk mufakat. Setelah berhasil menumpas komunis di Indonesia, masa pemerintahan Soekarno (Demokrasi Terpimpin) berakhir. Akhirnya, sistem pemerintahan Indonesia berganti menjadi Demokrasi Pancasila yang dipimpin Soeharto dan Indonesia berlanjut sampai masa Orde Baru.

C. Soemitro Djojohadikusumo

Beliau adalah salah satu tokoh ekonom terkenal Indonesia dimana beliau menitikberatkan ekonomi nasional dengan memperkuat sistem perdagangan. Bapak Soemitro Djojohadikusumo telah membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia dan diangkat sebagai staf Perdana Menteri.

Nah, melihat dari karakter dan perjuangan beliau, kami sebagai Gen-z ingin menjadikan beliau sebagai pedoman dalam kehidupan ekonomi dalam negeri dan memunculkan penemuan yang inovatif.