TENTANG KOMUNITAS BELAJAR
TENTANG KOMUNITAS BELAJAR
Komunitas Belajar merupakan sekelompok pendidik atau tenaga kependidikan dalam satu Sekolah yang belajar bersama-sama dan berkolaborasi secara rutin dengan tujuan yang jelas dan terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik
A. Tujuan Komunitas Belajar
Komunitas belajar dalam sekolah diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pendidik dan membangun budaya belajar bersama yang berkelanjutan, sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.
Komunitas belajar dalam sekolah sangat penting karena komunitas belajar menjadi wadah untuk merealisasikan terjadinya kolaborasi antar pendidik. Pendidik belajar bersama (tidak terisolasi), pendidik bersepakat tentang standar umum seperti pembelajaran yang efektif, rubrik/indikator penilaian, pendidik bersepakat bahwa pendidikan semua peserta didik adalah tanggung jawab kolektif. Dengan adanya komunitas belajar dalam sekolah, ketimpangan kompetensi antar pendidik dapat diminimalisir, sehingga peserta didik memeroleh pengalaman belajar dengan kualitas yang sama siapapun pendidiknya. Proses belajar dalam komunitas yang terjadi secara berkelanjutan akan membentuk ekosistem dan budaya belajar yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
B. Acuan Pengelolaan Komunitas Belajar
Acuan dalam mengelola komunitas belajar merujuk pada DuFour, et al. (2021) tentang Professional Learning Community. Terdapat 3 (tiga) ide besar untuk mengoptimalkan terbangunnya komunitas belajar yang berpusat pada pembelajaran peserta didik, yakni:
Fokus pada Pembelajaran
Ketika belajar bersama di dalam komunitas, pendidik diharapkan berfokus pada pembelajaran peserta didik. Empat pertanyaan kunci menjadi acuan pendidik supaya fokus belajar dan diskusi dalam komunitas belajar adalah pembelajaran peserta didik.
Membudayakan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Kolektif
Pendidik perlu membangun budaya kolaboratif untuk bekerja bersama dan memikul tanggung jawab kolektif demi membantu peserta didik mengoptimalkan proses belajarnya. Kualitas belajar peserta didik yang optimal sulit tercapai jika pendidik bekerja secara individual (terisolasi). Kolaborasi yang dilakukan pendidik di satuan pendidikan diharapkan tidak hanya berhenti pada kegiatan berdiskusi dan berbagi praktik baik pengajaran, namun berlanjut sampai pelaksanaan kegiatan belajarmengajar di kelasnya masing-masing. Oleh karenanya sikap saling membantu, memiliki pemikiran terbuka, dan senang memecahkan masalah bersama perlu menjadi kebiasaan sehari-hari. Perkembangan belajar peserta didik tidak lagi menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing pendidik, namun menjadi tanggung jawab bersama yang perlu diupayakan secara berkelanjutan
Berorientasi pada Hasil Belajar peserta didik
Menggeser fokus dari mengajar menjadi belajar diharapkan akan membantu pendidik agar tidak hanya memastikan bahwa ia telah mengajar tetapi juga memastikan peserta didiknya belajar. Cara untuk memastikan peserta didik belajar adalah dengan melakukan asesmen yang berkelanjutan dan mendapatkan bukti bahwa peserta didik telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Oleh karenanya, output serta acuan terbangunnya komunitas belajar di satuan pendidikan yang efektif bukan pada seberapa baiknya rencana yang telah disusun dan dilaksanakan, tapi pada seberapa berdampaknya hal tersebut pada peningkatan hasil belajar peserta didik.
Hasil belajar peserta didik dalam konteks pembahasan ini bukan berupa nilai angka yang menunjukkan kemampuan kognisi semata, namun berupa tercapainya kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam prosesnya, satuan pendidikan harus secara sistematis memantau pembelajaran peserta didik dan menggunakan bukti pencapaian untuk segera membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dan mendorong perbaikan berkelanjutan. Dengan mengoptimalkan bantuan dalam proses pembelajaran, diharapkan hasil belajar peserta didik dapat terus meningkat seiring berjalannya waktu.
C. Jenis-jenis Komunitas Belajar
Komunitas Belajar dalam Sekolah
Komunitas belajar dalam sekolah terdiri dari para pendidik yang ada pada satu sekolah. Sekolah dapat menyesuaikan strategi penyelenggaraan komunitas belajar dalam sekolah sesuai dengan karakteristik/kondisi sekolahnya masing-masing. Komunitas belajar dalam sekolah dimungkinkan untuk dibuatkan menjadi klaster/kelompok-kelompok berdasarkan mata pelajaran (untuk jenjang SMP/SMA/SMK), kelas rendah dan kelas tinggi (untuk jenjang SD), ataupun pengelompokkan lainnya. Pengelompokkan ini biasanya disebut MGMP mata pelajaran ataupun KKG mini di sekolah. Disarankan MGMP/KKG (komunitas belajar dalam sekolah) ini tidak lebih dari 10 (sepuluh) orang agar kolaborasi pendidik dapat lebih efektif dan fokus. Pendidik yang tergabung di komunitas belajar dalam sekolah membahas secara mendalam perangkat ajar, fasilitasi dan asesmen pembelajaran peserta didik. Mereka juga dapat saling mengamati pembelajaran di kelas dan melakukan refleksi bersama. Pertemuan pendidik di komunitas belajar dalam sekolah dilakukan secara rutin, umumnya setiap minggu minimal 1 (satu) jam terjadwal dan terstruktur.
Selain pertemuan rutin yang terstruktur seperti itu, diskusi dan refleksi informal tentang pembelajaran peserta didik dapat dilakukan di ruang pendidik atau di lingkungan sekolah. Untuk mendukung hal tersebut, disarankan untuk mendekatkan tempat duduk para pendidik dalam satu komunitas belajar yang sama. Untuk mendukung komunitas belajar dalam sekolah, semua pendidik dalam sekolah dapat dikumpulkan lintas kelas/mata pelajaran untuk mendapatkan pembekalan ataupun penyegaran materi baru tentang kurikulum ataupun transformasi pembelajaran, atau berbagi praktik baik, dan agenda lainnya. Pertemuan ini dilakukan di dalam sekolah secara periodik misalnya satu bulan atau dua bulan sekali untuk mempelajari materi baru
Komunitas Belajar antar Sekolah
Komunitas belajar antar sekolah terdiri dari beberapa sekolah. Ragam komunitas belajar antar sekolah meliputi komunitas belajar seperti KKG/MGMP di tingkat gugus ataupun kabupaten/kota, komunitas pendidik penggerak, komunitas sekolah penggerak, atau komunitas belajar antar sekolah lainnya. Pertemuan para pendidik di dalam komunitas belajar antar sekolah juga dilakukan secara rutin biasanya 1 (satu) bulan sekali dengan agenda belajar yang telah ditetapkan. pendidik di dalam komunitas belajar ini dapat menjadi fasilitator kegiatan ataupun penggerak komunitas belajar
Komunitas Belajar di Platform Merdeka Mengajar
Komunitas Belajar pada Platform Merdeka Mengajar merupakan komunitas yang terbentuk secara virtual yang ada di fitur PMM. Komunitas belajar yang terdaftar dalam Platform Merdeka Mengajar dapat berupa komunitas belajar dalam sekolah, maupun komunitas antara sekolah. Saat terdaftar pada platform, maka komunitas tersebut menjadi komunitas daring, yang dapat mewadahi komunitas belajar untuk melakukan aktivitas belajar bersama tanpa ada batasan jarak dan area. Komunitas belajar daring dapat mengoptimalkan PMM sebagai wadah untuk saling berjejaring dan berbagi informasi, sehingga GTKPL di dalamnya lebih mudah dalam meningkatkan pengetahuan berbagai komunitas. PMM juga mewadahi para penggerak komunitas untuk mengadakan webinar yang dapat diikuti oleh pengguna PMM lainnya.
#merdekabelajar
#ruanggerak
#uptd.smpn1sinjai
#disdiksinjai
LANDASAN / DASAR HUKUM KOMUNITAS BELAJAR
Komunitas Belajar merupakan salah satu bagian dalam mendorong upaya pembelajaran yang berpusat pada murid dengan mewadahi secara berkesinambungan untuk belajar bersama melalui saling kolaborasi, adapun hal yang dapat menjadi rujukan bersama tentang Komunitas Belajar antara lain :
Petunjuk Teknis dan Surat Edaran Kemendikbud RI tentang Komunitas Belajar DOWNLOAD
Tentang Komunitas Belajar Portal KEMDIKBUD RI