Konten sedang dalam proses migrasi.
Sumber : Google Images
Pembelajaran Kolaboratif Berbasis TIK
Penulis : Firman Kurnialloh ( Sahabat Rumah Belajar Tahun 2022 )
25 Oktober 2022
Kolaborasi merupakan suatu kebutuhan yang nyata bagi manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berhubungan satu sama lain, bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan bersama. Hal yang sama berlaku untuk kegiatan pembelajaran yang membutuhkan kolaborasi itu sendiri.
Kegiatan pembelajaran biasanya melibatkan kolaborasi antara siswa dan guru di dalam kelas dan pembelajaran tidak hanya sebatas siswa memahami tujuan serta materi pembelajaran. Akan tetapi, siswa dapat berkoordinasi dengan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Konsep pembelajaran kolaboratif adalah metode pembelajaran yang menawarkan cara berbeda untuk mengatasi tantangan dan memecahkan masalah yang dapat diselesaikan bersama kelompok. Siswa bersama kelompoknya dapat berkomunikasi dengan melakukan diskusi, bertukar pemikiran, sudut pandang dan menelaah untuk menyelesaikan masalah berdasarkan kompetensinya. Hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan berkolaborasi siswa dan pembelajaran kolaboratif merupakan pendekatan yang berpusat pada peserta didik.
Metode kolaboratif didasarkan pada beberapa asumsi tentang siswa dan proses belajar mereka. Dilansir pada kompasiana.com beberapa metode kolaboratif diantaranya:
Belajar itu harus aktif dan juga kontruktif.
Siswa harus berpartisipasi aktif dalam materi yang diajarkan agar dapat mempelajarinya. Siswa perlu memadukan antara keterampilan dan materi yang dimilikinya. Siswa dapat mengkonstruksi makna atau menciptakan makna baru yang berhubungan dengan mata pelajaran.
Belajar bergantung pada konteks.
Siswa disajikan kegiatan belajar dalam bentuk tugas dan masalah yang menantang tetapi relevan dengan situasi yang mereka kenal. Siswa terlibat langsung dalam menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah.
Belajar memiliki sifat sosial.
Proses pembelajaran adalah proses dimana siswa bersosialisasi di lingkungannya masing-masing, dan bersama-sama mengkonstruksi makna yang diterima.
Belajar memiliki latar belakang beraneka ragam.
Siswa didalam sebuah kelompok tentunya memiliki latar belakang yang berbeda seperti gaya belajar, pengalaman dan pendapat. Perbedaan-perbedaan tersebut diperlukan untuk meningkatkan kualitas pencapaian dari proses pembelajaran.
Adapun 3 teori dalam strategi pembelajaran kolaboratif yang telah dikemukakan oleh Jean Piaget dan Vigotsky, diantaranya:
Teori kognitif (proses berpikir) mengacu pada proses berbagi ide antar anggota kelompok ketika belajar bersama. Sehingga terjadi transformasi pengetahuan baru dalam kelompok.
Teori konstruksionis sosial menunjukkan adanya interaksi sosial antar anggota kelompok. Hal ini membantu individu lain di kemudian hari dalam proses pengembangan dan juga meningkatkan rasa saling menghormati terhadap perbedaan pendapat dari semua anggota kelompok.
Teori motivasi dapat dikaitkan dengan pembelajaran kolaboratif karena nantinya pembelajaran menciptakan lingkungan belajar yang cocok bagi siswa. Mendorong belajar siswa dengan memberikan motivasi dan menciptakan situasi dimana anggota kelompok saling membutuhkan.
Para ahli dan praktisi pendidikan telah mengembangkan beberapa macam pembelajaran kolaboratif, diantaranya:
Learning Together (LT)
Team Game Turnament (TGT)
Group Ivestigation (GI)
Academic Constructive Controversy (ACC)
Jigsaw Pocedure (JP)
Student Team Achievement (STA)
Complex Instruction (CI)
Team Accelerated Instruction (CAI)
Cooperative Learning Structure (CLS)
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Suryani seperti yang dikutip oleh gramedia.com mengungkapkan beberapa keunggulan dalam penerapan pembelajaran kolaboratif yang mencakup sebagai berikut:
Prestasi belajar yang lebih tinggi
Pemahaman yang lebih mendalam
Belajar yang lebih menyenangkan
Mengembangkan keterampilan kepemimpinan
Meningkatkan sikap positif
Meningkatkan harga diri
Belajar secara inklusif
Merasa saling memiliki
Mengembangkan keterampilan masa depan
Keunggulan-keunggulan tersebut akan terasa lebih menyenangkan dan bermakna jika dipadukan dengan memanfaatkan TIK. Seperti yang dikemukakan oleh Puspita Sari dan Septiana Dwi bahwa pembelajaran berbasis TIK dapat 1) Menarik perhatian siswa 2) Pembelajaran menjadi menyenangkan 3) Pembelajaran menjadi lebih mudah 4) Memberikan pengetahuan lebih kepada siswa 5) Mempermudah komunikasi.
Selain daripada itu, Pemanfaatan TIK juga dapat membantu guru dalam mempersiapkan siswa sebagai masyarakat masa depan dengan kemampuan TIK yang memadai. Selaras dengan ini, Kemendikbudristek telah menyediakan berbagai layanan dalam mendukung proses pembelajaran berbasis TIK seperti Portal Rumah Belajar, Akun Pembelajaran Belajar.id, Platform Merdeka Mengajar dan platform-platform lainnya yang inovatif serta dapat diakses diberbagai perangkat, kapan saja dan dimana saja.
Dalam Portal Rumah Belajar, siswa disajikan berbagai macam konten pembelajaran mulai dari bank soal, kelas maya, dan sumber materi belajar dalam bentuk video, audio, games hingga augmented reality. Tidak hanya itu, siswapun diberi keleluasaan untuk praktikum secara daring dalam fitur Lab maya. Dengan fitur-fitur tersebut, siswa dapat mempelajari materi dengan gaya belajar favoritnya masing-masing.
Kemudian, dengan menggunakan Akun Pembelajaran Belajar.id, guru dan siswa dapat bekerja sama dan berkolaborasi secara daring dengan memanfaatkan fitur-fitur dari Google Workspace for Education. Bahkan, sekolah dapat mengurangi penggunaan kertas hanya dengan menggunakan Akun Pembelajaran Belajar.id dan memanfaatkan fitur-fitu dari Google Workspace for Education. Tidak hanya itu, dengan menggunakan Akun Pembelajaran Belajar.id pada aplikasi Canva, guru dapat membuat media pembelajaran yang menarik dan siswa akan lebih kreatif dalam membuat tugasnya masing-masing.
Selanjutnya, Guru dan kepala sekolah dimudahkan dalam mengajar, belajar, dan berkarya dengan adanya Platform Merdeka Mengajar. Platform Merdeka Mengajar disediakan untuk para guru dan kepala sekolah dalam mencari dan berbagi referensi, inspirasi, dan pemahaman dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Hingga saat ini, terdapat beberapa menu yang dikelompokkan berdasarkan manfaatnya, yakni: Belajar Kurikulum Merdeka, Kegiatan Belajar Mengajar, Pengembangan Diri, Mencari dan Berbagi Inspirasi.
Jadi, Pembelajaran Kolaboratif Berbasis TIK menawarkan cara berbeda untuk mengatasi tantangan dan memecahkan masalah yang dapat diselesaikan bersama kelompok. Pembelajaran Kolaboratif Berbasis TIK memiliki banyak keunggulan karena lebih menyenangkan dan bermakna. Pemanfaatan TIK juga dapat membantu guru dalam mempersiapkan siswa sebagai masyarakat masa depan dengan kemampuan TIK yang memadai. Berbagai layanan untuk menunjang Pembelajaran Kolaboratif Berbasis TIK telah disediakan oleh Kemendikbudristek diantaranya Portal Rumah Belajar, Akun Pembelajaran Belajar.id, Platform Merdeka Mengajar dan platform-platform lainnya yang inovatif serta dapat diakses diberbagai perangkat, kapan saja dan dimana saja.
Lalu, bagaimana implementasinya di dalam kelas? tunggu coretan selanjutnya.
referensi :
https://www.gramedia.com/best-seller/pembelajaran-kolaboratif/#Model_Pembelajaran_Kolaboratif
https://core.ac.uk/download/pdf/289791735.pdf
https://pusdatin.kemdikbud.go.id/pembelajaran-kolaboratif-di-era-dan-pasca-pandemi-mengapa-tidak/