2. Penyebab Klamidia

Klamidia adalah penyakit menular seksual yang dapat dengan mudah menyebar melalui aktivitas seksual tanpa pengaman. Penularan penyakit ini pun tidak harus melalui cairan ejakulasi, tetapi juga cairan pra ejakulasi. Apabila sudah pernah terserang atau terinfeksi oleh bakteri ini, maka risiko untuk terkena kembali lebih besar. Klamidia sering kali tidak menunjukkan gejala, sehingga tanpa disadari seseorang yang terinfeksi dengan mudah menularkan pada pasangannya.

Selain dari aktivitas seksual tanpa pengaman, klamidia juga bisa ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi saat melahirkan. Penyakit ini dapat menimbulkan pneumonia hingga infeksi mata pada bayi. Maka dari itu, ibu hamil yang mengidap kondisi ini wajib melakukan tes 3-4 minggu setelah dilakukan perawatan klamidia untuk memastikan perkembangan kondisinyai.

5. Komplikasi Klamidia

Selain menyebabkan infertilitas, beberapa komplikasi lain yang dapat dipicu oleh klamidia adalah sebagai berikut:

Komplikasi Pada Wanita

Klamidia yang terjadi pada wanita dapat menyebar ke rahim dan tuba falopi (saluran telur) apabila tidak segera ditangani. Penyebaran ini berisiko menyebabkan radang panggul atau PID (Pelvic Inflammatory Disease).

Radang panggul dapat berpotensi menyebabkan kerusakan sistem reproduksi wanita secara permanen. Jika sudah seperti itu, tak menutup kemungkinan penderita klamidia mengalami kehamilan ektopik, nyeri berkepanjangan, hingga kemandulan.

Komplikasi Pada Pria

Klamidia biasanya tidak menimbulkan komplikasi pada pria. Meski begitu, bakteri Chlamydia dapat menyebabkan epididimis (infeksi saluran sperma) yang memicu rasa nyeri pada testis dan perut bagian bawah, demam, bahkan kemandulan.


Klamidia

Klamidia adalah salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini bisa menyerang pria maupun wanita dan ditularkan melalui hubungan intim. Bakteri ini dapat menginfeksi beberapa organ seperti mata, tenggorokan, leher rahim (serviks) dan saluran kencing. Klamidia adalah penyakit yang mudah disembuhkan jika mendapat penanganan lebih dini. Penyakit ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius bila terlambat diketahui dan tak kunjung mendapatkan penanganan dengan tepat. Salah satunya berisiko menyebabkan infertilitas. Penyakit klamidia adalah kondisi yang banyak dialami oleh orang-orang berusia 14-24 tahun. Kondisi ini juga lebih umum terjadi jika dibandingkan dengan gonore dan sifilis.

3. Faktor Risiko Klamidia

Selain disebabkan oleh infeksi bakteri, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena klamidia, yaitu:

4. Gejala Klamidia

Gejala klamidia pada umumnya nampak 1-2 minggu setelah terinfeksi. Namun pada beberapa kasus, klamidia tidak menunjukkan gejala apapun pada penderita. Meski tidak menunjukkan gejala, klamidia tetap bisa menular pada orang lain.

Gejala Klamidia Pada Pria

Berikut merupakan beberapa gejala klamidia yang sering dialami oleh pria.

Gejala Klamidia Pada Wanita

Sementara itu, kondisi-kondisi berikut umumnya merupakan gejala klamidia pada wanita:

6. Pengobatan Penyakit Klamidia

Klamidia adalah kondisi yang dapat diobati dengan antibiotik sesuai dengan tingkat keparahan pasien. Adapun beberapa jenis antibiotik untuk menangani klamidia yaitu doxycycline atau antibiotik alternatif lain seperti erythromycin, ofloxacin, levofloxacin.

Selain mengonsumsi obat, penderita klamidia disarankan untuk menghindari berhubungan intim untuk sementara waktu. Pada beberapa kasus, infeksi biasanya akan sembuh dalam waktu satu sampai dua minggu setelah melakukan pengobatan.

7. Cara Mencegah Penyakit Klamidia

Untuk mencegah penyebaran klamidia, beberapa upaya yang dapat Anda terapkan adalah sebagai berikut: