Pada dasarnya surat pribadi dapat diartikan sebagai jenis surat yang isinya berupa cerita atau informasi, yang bersifat pribadi atau personal kepada orang lain seperti kerabat, dan keluarga. Berbeda halnya dengan surat resmi atau surat dinas yang biasanya menggunakan bahasa yang cenderung kaku dan berasal dari instansi ke instansi lain atau bisa juga dari instansi ke individu.
Meskipun begitu, tidak berarti surat pribadi dapat menggunakan seenaknya, meskipun biasanya surat pribadi pembawaannya atau penyampaiannya cenderung santai, namun dalam menulis surat pribadi etika dan juga sopan santun tetap perlu diperhatikan apalagi kalo surat pribadi itu ditujukan ke yang lebih tua atau lebih dewasa, misalnya surat pribadi ke orang tua kita, atau kakek nenek kita.
Hal ini dikarenakan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dan dapat menyebabkan orang lain yang membaca akan tersinggung dengan gaya bahasa kita.
Untuk memudahkan kalian dalam membedakan mana surat pribadi, berikut ciri-ciri yang biasa kita temukan dalam surat pribadi.
Tidak menggunakan kop dan juga nomor surat.
Biasanya tidak menggunakan bahasa baku, sesuai dengan keinginan penulis.
Memiliki salam pembuka dan penutup yang bervariasi atau non formal.
Isi surat bersifat pribadi atau personal.
Penulisan cenderung bebas.
Kaidah Penggunaan Bahasa Surat Pribadi
Kaidah bahasa yang perlu diperhatikan dalam menulis surat pribadi, sebagai berikut:
Perhatikan penggunaan huruf besar dan kecil serta penyusunan kata.
Pemilihan kata, dan istilah-istilah dengan makna yang tepat.
Susunan kalimat harus lengkap (kalimat harus selesai, atau tidak sepotong-sepotong) dan jelas.
Susunan komposisi atau isi dari surat pribadi harus teratur.
Tips Menulis Surat Pribadi
Agar surat pribadi tersampaikan dengan baik, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:
Mengungkapkan maksud dan tujuan dengan jelas.
Gunakan kata-kata yang santun dan memiliki makna yang jelas.
Memiliki pokok masalah yang ingin dibahas atau disampaikan.
Menggunakan tanda baca dan juga ejaan yang benar.
Tidak perlu terlalu kaku, penyampain bisa diselingi oleh humor atau hal-hal lain yang menarik.
Sebagai salah satu alat komunikasi, tentunya surat pribadi memiliki berbagai manfaat sesuai dengan tujuan dari surat pribadi tersebut. Berikut beberapa manfaat dari menulis surat pribadi, yaitu:
1. Bentuk dari ekspresi atau ungkapan perasaan
Mengungkapkan perasaan disini gak melulu berarti surat cinta ya guys, meskipun surat cinta pun termasuk dalam bentuk ekspresi dan ungkapan perasaan, tapi bisa juga ungkapan perasaan seperti ungkapan kerinduan dengan orang tua atau kerabat setelah hidup jauh dari mereka, atau ungkapan kebahagian atas pencapaiannya, atau bisa juga ungkapan kesedihan atas sesuatu yang menimpa seseorang, dan sebagainya.
2. Mewakili seseorang atau pribadi
Biasanya orang yang mengirim surat kepada orang lain sedang menjalani Long Distance Relationship (LDR) atau sedang terpisahkan oleh jarak yang cukup jauh sehingga sangat sulit untuk bertemu atau bertatap muka secara langsung. Surat pribadi ini dapat menjadi perwakilan pribadi seseorang demi tetap mengetahui kabar satu sama lain, atau mempererat suatu hubungan.
3. Gagasan seseorang tanpa batas
Karena penulisannya yang cenderung bebas, maka gagasan seseorang bisa dituangkan tanpa batas dalam surat pribadi, seseorang bisa dengan bebas mau menyampaikan gagasannya dengan penyampaian seperti apa, sesuai keinginan penulis.
4. Mengembangkan kreativitas berbahasa
Menulis surat pribadi dapat menjadi langkah awal dalam skill menulis, karena menjadi terbiasa mengungkapkan dan mengekspresikan tujuan atau gagasan dalam bentuk tulisan, sehingga seseorang bisa semakin kreatif dalam menyampaikan informasi dalam bentuk tulisan.
Tempat, dan tanggal menulis surat pribadi
Pada umumnya, surat pribadi diawali dengan tanggal yang tempat surat itu dibuat. Hal ini juga berfungsi agar pembaca mengetahui dimana seseorang menulis surat tersebut dan kapan surat itu ditulis. Contohnya, “Jakarta, 25 Januari 2021”
Alamat Tujuan
Selain tempat dari si penulis, biasanya dalam surat pribadi juga disertakan alamat atau tempat si pembaca dan kepada siapa surat itu ditujukan. Contohnya,
“Untuk Nurul,
Di Surabaya, Jawa Timur”
Salam Pembuka
Salam pembuka biasanya cukup bervariasi, sesuai keinginan dan suasana hati si penulis. Salam pembuka biasanya di berupa sapaan seseorang untuk mengawali surat pribadi. Contohnya
“Halo Nurul :)”
“ Asalamualaikum Nurul”
“Salam sayang untuk yang tersayang”
Paragraf Pembuka
Sesuai dengan namanya yang mengandung kata “pembuka”, paragraf pembuka ini pada umumnya berisi topik-topik awal seperti menanyakan kabar dan sebagainya, namun biasa di bagian ini bukan gagasan utama yang ingin diungkapkan, namun berupa kalimat-kalimat yang menghubungkan ke inti topiknya nanti.
Paragraf Isi
Paragraf isi merupakan paragraf yang merupakan inti topik, atau gagasan utama, atau tujuan sebenarnya dari si penulis menulis surat.
Paragraf Penutup
Nah kalo paragraf pembuka berisi kalimat-kalimat untuk membuka pembahasan, maka paragraf penutup untuk menutup pembahasan, seperti pernyataan untuk menyudahi suratnya, atau undur diri menyatakan bahwa penulis mengakhiri surat. Paragraf penutup bisa berupa permintaan maaf, harapan penulis, dan sebagainya.
Salam Penutup
Sama halnya dengan salam pembuka, salam penutup dalam surat pribadi juga beragam untuk mengakhiri surat. Contohnya,
“Salam”
“Salam manis”
Nama pengirim, dan Tandatangan
Biasanya setelah memberikan salam manis, dibawahnya akan ditulis juga nama pengirim dan tanda tangannya, namun karena menulis surat pribadi pada dasarnya bebas, jadi gak masalah kalo pun gak ada tanda tangan, atau mencoba dengan tanda lain. Tergantung keinginan dan suasana hati penulis