Kisah Seorang Gadis Buta
Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri. Karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.
Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu, yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih gadisnya itu.
Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu, ”Sayaaaang, sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.
Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik ke-2 mata yg telah aku berikan kepadamu.”
Gadis itu menangis dan menyadari kebodohannya, betapa besar pengorbanan kekasihnya selama ini tapi kekasihnya telah pergi dengan membawa luka dihati.
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.
LOOK A BACK
Rumput
Bila menyukai tanaman dan hobi menanam, kita akan tahu betapa luar biasanya kehebatan rumput.
Kita tentu pernah mendengar pepatah, “Mencabut rumput harus sampai ke akarnya.” Artinya, rumput sangatlah kuat. Ketahanannya luar biasa. Bila kita mencabutnya, tetapi masih menyisakan sedikit saja akarnya, rumput akan kembali tumbuh, menjalar, dan memenuhi tempatnya.
Saat musim kemarau, rumput terlihat kering dan layu. Saat musim hujan tiba, ia akan tumbuh seperti semula.
Untuk memiliki kekuatan dan ketahanan hidup seperti rumput, kita perlu memiliki akar yang kuat. Akar ini berupa nilai-nilai kehidupan yang kuat, yang akan menopang diri kita di masa-masa sulit. Teguh dan tidak mudah digoyangkan oleh badai kehidupan.
Rumput itu kecil, tapi memiliki ketahanan yang cukup kuat.
Filosofi Kopi
Kopi memang bukan sekedar minuman, ada banyak hal yang bisa kita ambil dari secangkir kopi. Mulai dari pemilihan biji kopi itu sendiri, pembuatan sampai rasa, banyak pelajaran penting yang bisa kita dapatkan.
Berikut ini 5 filosofi kopi yang bisa kita petik dari secangkir kopi yang nikmat.
1. Pilih biji kopi terbaik untuk mendapatkan secangkir kopi yang enak.
Jika ingin hasil yang terbaik, kita harus kerahkan kemampuan dengan maksimal pula. Untuk membuat segelas kopi yang nikmat, dibutuhkan biji kopi terbaik. Bukan yang bentuknya jelek atau sudah rusak. Biji kopi yang baik akan menghasilkan bubuk kopi yang berkualitas, sehingga rasa dan aromanya begitu sedap saat diminum.
Hal ini berlaku juga dengan tekad untuk meraih mimpi. Jika kita menginginkan hasil terbaik, maka kita harus mengerahkan semua kemampuan dengan maksimal, bukan niat yang setengah-setengah.
Pakai semua tenaga yang kita punya jika ingin semua mimpi dan cita-cita tercapai.
2. Biji kopi harus dijemur dan digiling untuk diminum dengan nikmat.
Sama halnya dengan hidup, kita harus “digiling” begitu berat agar mental jadi kuat. Secangkir kopi yang enak tak tercipta begitu saja. Butuh proses yang panjang supaya kopi tersebut dapat dinikmati semua orang. Awalnya biji kopi harus dijemur terlebih dahulu, setelahnya digiling jadi bubuk dan diseduh dengan air panas, setelah itu baru diseruput dengan nilkmat.
Jika saat ini jalan kita kian berat dan membuat letih, bersabarlah. Semua itu adalah proses untuk mendapatkan hasil akhir yang memuaskan. Kita harus jatuh, lalu bangkit dan jatuh lagi. Memang terasa sakit dan membuat sesak, tapi secara tak sadar, mental kita sudah ditempa untuk jadi kuat
3. Pahit-manis pada kopi ibarat getir dan indahnya hidup.
Jika disyukuri, perpaduan rasa keduanya malah terasa nikmat.
Kopi butuh rasa pahit agar rasanya tambah enak. Jika terlalu manis, intisari kopi malah berkurang. Paduan rasa manis dan pahit pada kopi akan membuat kopi semakin nikmat untuk disesap. Sama dengan hidup, ada hal pahit yang terasa begitu getir dan manis yang membuat hidup kita jadi lebih berwarna dan indah.
Jika dipadukan, kedua rasa tersebut adalah kombinasi terbaik untuk membuat hidup semakin bermakna. Butuh sedikit rasa pahit agar kita tahu kalau hidup ini tak selalu indah, namun dibalik rasa pahit terserbut, terselip hal baik yang terasa begitu manis
4. Menikmati segelas kopi tak boleh terburu-buru, hirup aromanya dan teguk perlahan.
Begitu juga dengan hidup, nikmati saja setiap proses dengan benar. Untuk merasakan kopi dengan benar, kita tak boleh meminumnya dengan terburu-buru. Pertama, hirup aromanya yang begitu wangi, lalu teguk sedikit demi sedikit. Dengan begitu, kita bisa menikmati kopi tersebut mulai dari sisi pahit lalu kemudian manisnya.
Begitu juga dengan jalan hidup kita, cukup nikmati saja setiap prosesnya. Walau berat atau terkadang ringan, jalani saja dengan benar. Proses yang kita jalani lebih penting daripada sekedar hasil akhir, sebab itu nikmati setiap hal yang kita rasakan sekarang.
5. Butuh langkah panjang untuk mendapatkan secangkir kopi yang nikmat.
Walau hidup ini berat, semua itu adalah proses agar lebih hebat. Setelah dipilih dari ribuan biji kopi, dijemur kemudian digiling dan diseduh air panas, teciptalah secangkir kopi dengan wangi yang harum dan rasa yang enak. Setiap orang yang meminumnya begitu menyukai dan jatuh cinta pada kenikmatan tersebut.
Secangkir kopi yang nikmat itu ibarat hidup yang sedang kita jalani saat ini. Mungkin kita belum sampai tahap dimana rasa nikmat tersebut belum dikecap, tapi masih dalam proses dijemur dan digiling agar mendapatkan hasil yang terbaik.
Tak perlu takut untuk gagal asal kita semangat dan kerja keras pada akhirnya akan tiba waktu untuk merasakan nikmat, layaknya secangkir kopi yang harum dan nikmat.
Aku Bukan Pengemis
Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”
Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya,si pemuda segera beranjak dari kafe itu.
Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.”
Bercampur antara jengkel dan kasihan sipemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. “Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil.
Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana. Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung.
”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?”
Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta.
Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan.
Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.
Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita.
Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri.
Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangkan.
PRICE THAT VERY VALUABLE
Pemenang Kehidupan
Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei.
Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”
Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain.”
“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.
“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri.”
Sahabat, Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.
Coba renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.
“Pemenang kehidupan” adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat
Kisah Seorang Pengusaha Muda Yang Sukses Dan Kaya Raya
Suatu ketika, ada seorang pengusaha muda yang sukses dan kaya raya terpaksa harus menghadapi ajalnya karena kanker kulitnya yang parah akibat sensitivitas tidak normal terhadap sinar matahari.
Sebelum meninggal, kepada dua anaknya yang masih belia ia berpesan, “Ayah akan mewariskan seluruh kekayaan dan usaha ini pada kalian berdua. Ayah hanya memberi dua pesan utama agar kalian sukses dan kaya raya seperti Ayah tapi bisa menikmatinya lebih lama.”
Suasana hening.
“Pertama, jangan biarkan sinar matahari menyinari kulitmu secara langsung terlalu lama, karena mungkin gen kanker kulit ini menurun pada kalian.”
Suasana makin hening.
“Kedua, dalam bisnis, jangan pernah menagih utang pada pelanggan.”
Setelah memberi pesan tersebut sang ayang meninggal, tanpa sempat memberi penjelasan yang lebih banyak. Kedua anak tersebut berjanji akan memenuhi permintaan ayah mereka.
Kemudian kedua anak tersebut dibesarkan oleh ibunya.
Setelah cukup umur, sang ibu memberi keduanya usaha yang diwariskan ayah mereka.
Sepuluh tahun kemudian, salah satu anak menjadi anak yang sangat kaya raya, sedangkan satu lagi bangkrut menjadi sangat miskin.
Sang ibu akhirnya bertanya, kenapa salah satu menjadi miskin sedangkan yang satu menjadi kaya. Padahal keduanya memegang teguh nasihat ayah mereka.
Jawab anak sulung:
“Inilah karena saya mengikuti pesan Ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih utang kepada orang yang berutang kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih. Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong. Sebetulnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan Ayah demikian maka akibatnya pengeluaranku bertambah banyak.”
Kepada anak bungsu yang bertambah kaya, ibu pun bertanya hal yang sama. Jawab anak bungsu:
“Ini semua adalah karena saya menaati pesan Ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berutang kepada saya. Maka saya tidak memberikan hutang. Prinsip saya ada uang, ada barang. Supaya tetap kompetitif, saya memberikan harga paling murah dan layanan yang jauh lebih baik kepada pelanggan dibandingkan toko2 yang lain. Juga Ayah berpesan agar jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup. Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama.”
Kaedah yang sama penerapannya berbeda, hasilnya juga akan sangat berbeda.
Adam di Tepi Kubur
Waktu itu sudah sore menjelang magrib, Saat pulang bersiarah kubur, kudapati seorang anak berjarak 3 meter duduk ditepi kuburan
Karena kasihan, tanpa sepengetahuannya kutunggu dia selesai, sambil menjaga khidmatnya saya bersembunyi mengamati anak tersebut
Berikut ceritranya
“Assalamualaikum, Ibu..” ucapnya pelan. “maaf... Adam baru sempat jenguk, Ibu.." lirihnya.
Nafasnya tersengal, tangis pun akhirnya pecah! "Ibu apa kabar? Adam ada kabar gembira buat, Ibu" setengah tawa bercampur tangis.
Anak kecil bernama Adam, tersendu pilu memeluk kedua lututnya. “Maaf ...,” lirihnya tertahan. Air matanya kian berlinang. “Aaa ... Adam ... Adam.”
Sesak! Dadanya kian bergemuruh. “Adam puasanya lancar, Bu. Hiks ... hiks.” Adam, anak yang malang.
“Semua teman Adam di kasih hadiah, Bu...” lirihnya, seiring dengan tangan mengusap wajahnya. “Adam istimewa ya, Bu? Kata Nenek, Adam spesial di mata Allah.” Ia curahkan semua kepada Ibunya. Entah dengan sang Ibu. Apakah ia mendengarnya?
“Adam sudah berubah, Bu. Tidak lagi ngerepotin Nenek. Nenek bilang baju Adam masih bagus semua. Makanya Adam nggak beli.” Tersenyum getir. Padahal, hatinya bergetar. “Kalo Ibu gimana? Apakah Allah memberikan baju baru disana? Kalau iya, Adam mau menyusul Ibu...”
Tak ada tisu untuk mengusap. Yang ada, hanya tangan kumal yang setia menghapus air matanya.
Adam berbalik. Menghadap nisan di sebelahnya. “Assalamualaikum, Bapak..” Ia bersihkan rerumputan yang mulai tumbuh di nisan Bapaknya.
“Maafkan Adam, Pak. Adam belum bisa menjalankan amanat yang Bapak berikan. Adam masih saja cengeng, terus mengeluh. Padahal, Bapak melarang itu semua.” Hanya bisa menangis! Untuk berhenti pun ia tak mampu.
"Adam rindu, Bapak. Rindu bermain sama Bapak. Kapan bisa diulang? Adam tidak pengen sepeda beroda.., yang Adam mau hanya pundak Bapak yang bisa membuat Adam tertawa.”
Rintik hujan mulai terasa. Awan hitam mulai terlihat. “Adam pulang dulu, ya. Taqobbalallahu minna waminkum, mohon maaf lahir bathin.. Adam sayang Bapak dan Ibu.” Setelahnya, anak itu pulang dengan sejuta kerinduan..
Kejadian Ahad 25 Juli 2021, menjelang sore di ATM Mandiri dekat gues hause jl kartini, tdk sengaja menemukan tas di samping mesin ATM. Tasnya terbuka dan keliatan uangnya banyak. Mungkin baru diambil. Saya rogoh ternyata ada dompet, Surat-surat, dll... Liat KTP, alamatnya tdk terlalu jauh. Kebetulan dekat. Langsung saya cari alamatnya. Kasihan, pasti yang punya bingung. Kira-kira sampai 15 menit ketemu rumahnya. Bukan main senengnya ibu si pemilik tas ini, isinya surat-surat penting dan uang 150 juta. Saya langsung saja pamit. Tiba-tiba ibu itu langsung mengambil uang dari tas tersebut, terus disodorkan ke saya
Hah, menurut ku kira-kira 10 jutaan, Antara, malu dan gengsi, saya bilang "tdk usah bu saya ikhlas" sambil jalan keluar... Tapi ibu itu masih mengejar dan langsung uang itu dimasukkan kedalam tas saya
"rasa terima kasih saya"
kata ibu itu sambil menepuk pundak saya,
ibu itu bilang. "Nggak perlu uangnya pak Anto Tawang yang penting surat-suratnya kembali".
Akhirnya uang itu saya terima dengan rasa senang.
Duh... seandainya ini cerita benar terjadi, pasti bisa buat traktir yang lagi baca tulisan ini.
Senyum dulu jangan lupa bahagia yaah....
10 Tipe Anak Sekolah yang Selalu Ada di Setiap Kelas SMA
Ketika masih duduk di bangku sekolah SMA, mungkin pada saat itu kita selalu merasa malas dan ingin segera lulus. Namun, kenyataannya banyak orang yang setelah lulus SMA, justru ingin balik lagi mengenang masa-masa indah di sekolah. Itulah kenapa banyak yang menyebut jika SMA adalah masa-masa indah dalam hidup. Dari mulai memiliki banyak teman, bisa menambah skill dengan ikut berbagai macam ekskul, dan sekolah juga menjadi masa romantis pacaran.
Di dalam sebuah kelas, tentunya banyak berbagai macam siswa dari latar belakang yang berbeda. Latar belakang inilah yang menjadi pembeda dari setiap siswa. Namun hampir kebanyakan di setiap sekolah, pasti ada beberapa tipe siswa yang selalu ada di dalam kelas. Gak percaya? Nah berikut 10 tipe siswa di dalam sekolah, kamu termasuk tipe yang mana?
1. Tipe #pendiam
Setiap kelas di semua sekolah, pasti minimal ada satu siswa yang tipe pendiam. Tipe ini biasanya hanya akan membuka mulut jika ada yang mengajaknya berbicara, itupun suaranya sedikit tidak jelas. Kalau diajak bercanda pun biasanya anak pendiam hanya ikut tertawa tanpa bisa membalas lawakan tersebut.
2. Tipe #standar
Nah, ini mungkin siswa yang populasinya paling banyak di dalam kelas. Semuanya serba normal dan standar. Datangnya gak pagi, gak juga telat. Kadang ngerjain tugas, kadang juga enggak. Nilainya pun standar, gak bagus dan gak jelek.
3. Tipe #PTP (Pintar Tapi Pelit)
Nah, yang satu ini pasti hampir kamu temui di setiap kelas. Selalu mengumpulkan tugas, selalu bertanya ketika sesi tanya jawab, dan ketika dibagi ke dalam tugas kelompok, biasanya tipe ini hanya mau sekelompok dengan orang-orang pintar saja. Namun hal yang paling nyebelin dari siswa tipe ini adalah pura-pura budek saat ujian dan gak mau pernah ngasih tugasnya untuk siswa lain.
4. Tipe #PDBH (Pintar dan Baik Hati)
Kalau tipe yang satu ini, sangat disenangi oleh semua siswa di dalam kelas. Siswa ini gak akan segan-segan buat memberi contekan dan memberikan tugas di kala teman-temannya belum beres. Bahkan anak bandel sekalipun biasanya akan respect ke siswa tipe kayak gini.
Jam istirahat tidur, jam pelajaran kosong tidur, lagi jam belajar juga tidur. Biasanya siswa dengan tipe ini selalu terlihat kumel dan kusut. Tampilannya seperti orang yang tidak pernah mandi. Tipe ini biasanya akan memilih posisi bangku yang amat strategis agar tidak kelihatan guru ketika ia sedang tidur. Tas pun menjadi salah satu bantal yang selalu ia gunakan saat tidur.
6. Tipe #pelawak
Siswa tipe ini selalu menjadi pemecah suasana di kala kelas sedang tegang dan serius. Selalu ada celetukan yang berhasil membuat seisi kelas tertawa. Bisa dikatakan, siswa pelawak adalah siswa yang paling diingat oleh guru setelah siswa pintar dan siswa nakal. Gak jarang juga, para guru ikut tertawa saat siswa ini nyeletuk di tengah-tengah jam pelajarannya. Biasanya siswa tipe ini banyak kenalan kakak kelas, karena cenderung asyik dan mudah akrab.
7. Tipe #Rajin
Datang selalu pagi, baju selalu rapi, dan gak pernah bolos inilah tipe siswa rajin. Tapi siswa rajin belum tentu pintar ya guys. Ia hanya menaati peraturan, tanpa melanggar sedikit pun. Terkadang siswa yang satu ini dijadikan Ketua Kelas karena dikenal rajin. Dan biasanya agak sedikit susah untuk diajak nongkrong setelah pulang sekolah, karena harus mengerjakan PR buat besok.
Berbeda dengan siswa yang tukang tidur, siswa yang tukang bolos biasanya lebih slenge'an. Baju jarang dimasukin, menjadi langganan hukuman saat upacara, dan kurang peduli dengan nilai. Yang terpenting, gak remedial. Walaupun remedial, setidaknya ada temen yang remedial juga. Surat palsu adalah senjata utama dari siswa tipe yang satu ini.
9. Tipe #Ekskul
Siswa ini mungkin agak jarang terlihat di dalam kelas, karena ia selalu minta izin untuk kegiatan ekskulnya. Tipe ini biasanya lebih dekat dengan teman-teman ekskulnya ketimbang teman-teman di dalam kelas.
10. Tipe #Konak
Siswa dgn tipe ini melihat segala sesuatu berhubungan dgn cerita parno
Candaannya selalu bernuansa parno dan merasa dirinya paling sexy
Kamu Termasuk yang Mana?