Karya Publikasi Buku Bahan Ajar dan Referensi, serta book chapter
Karya Publikasi Buku Bahan Ajar dan Referensi, serta book chapter
PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH TERINDEKS SINTA 5
PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH TERINDEKS SINTA 5
Publikasi Artikel Ilmiah di Ojs Terindek SInta 4
KONEKSI ANTARMATERI MODUL 3.1.
KONEKSI ANTARMATERI MODUL 3.1
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi dan Semboyan Ki Hajar Dewantara (KHD) Pratap Triloka memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin harus mampu memberi tauladan), Ing Madya Mangunkarsa (Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah), Tut Wuri handayani (Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan dari belakang), yang artinya adalah Seorang pemimpin (Guru) harus mampu memberikan teladan dan memberikan semangat dan motivasi dari tengah juga mampu memberikan dorongan dari belakang untuk kemajuan seorang muridnya.
Dalam setiap proses pendidikan seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja, namun juga guru mentransfer nilai -nilai kebajikan dan keteladanan dalam pengambilan keputusan. Guru dalam proses pembelajaran harus dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada murid.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Guru dalam proses pembelajaran dapat mewujudkan nilai yang berorientasi untuk membangun sikap murid seperti tanggung jawab, reflektif, kolaboratif, kreatiaf, dan inovatif. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri guru diharapkan dapat mewarnai setiap pengambilan keputusaan dalam proses PBM. Nilai kejujuran, integritas sebagi guru dapat tergambar dalam sikap dan perilaku untuk dijadikan teladan dan kebajikan dalam setiap keputusan. Dalam proses pembelajaran nilai-nilai positif tanggung jawab, reflektif, kolaboratif, kreatif, dan inovatif merupakan implementasi kompetensi sosial emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan berinteraksi sosial dalam mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Pengambilan keputusan dengan keterampilan coaching, harus memiliki keterampilan menggali kemampuan orang lain dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi coachee. Keterampilan coaching tersebuat diantaranya yaitu: mampu memberikan pertanyaan yang berbobot, memiliki pembawaan yang positif, kemampuan mendengarkan dan memotivasi, bisa memandu percakapan, berkomitmen untuk terus belajar. Pendekatan coaching sistem among dapat diterapkan dengan menggunakan metode TIRTA yang merupakan kepanjangan dari T: Tujuan, I: Identifikasi, R: Rencana aksi, dan TA: Tanggung jawab. Keterampilan coaching membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan untuk memprediksi hasil dan pilihan yang berbeda untuk pengambilan keputusan. Teknik coaching dapat membantu seorang guru untuk mengidentifikasi masalah dan menghasilkan keputusan yang tepat ketika menentukan dilema etika ataupun bujukan moral pada murid.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Guru yang dapat mengelola dan menyadari aspek sosial emosional dapat berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika. Dalam hal ini guru harus dapat melihat dan memahami kebutuhan belajar siswa dalam mengelola kapasitas sosial dan emosional untuk pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Sesuai dengan koneksi materi antar modul maka proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab membutuhkan keterampilan sosial-emosional seperti kepercayaan diri, kesadaran diri (self awarness), kesadaran sosial, dan keterampilan sosial. Guru harus mampu mengenali berbagai pilihan dan kemungkinan hasil serta meminimalkan kesalahan/resiko dalam proses pengambilan keputusan, terutama masalah dilema etika dimana keduanya sama-sama memiliki nilai kebenaran atau sama-sama mengandung nilai kebajikan.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Dalam proses pembelajaran guru adalah pemimpin pembelajaran yang harus mampu melihat setiap masalah yang dihadapi di sekolah. Bisa jadi kasus atau masalah yang dihadapi merupakan sebuah dilema etika atau bujukan moral. Guru harus berusaha membuat keputusan yang bertanggung jawab dengan melakukan pengambilan dan pengujian pengambilan keputusan pada setiap masalah yang dihadapi. Guru dalam menghadapi masalah dilema etika yaitu nilai benar vs benar, maka guru harus melakukan analisa melalui 4 paradigma pengambilan keputusan dan 3 prinsip pengambilan keputusan serta melakukan tahapan dalam 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Kesembilan Langkah dalam pengujian pengambilan keputusan ini adalah pedoman yang dapat diterapkan secara sistematis untuk melahirkan keputusan yang berpihak pada murid, mengandung nilai kebajikan yang dapat dipertanggung jawabkan.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Guru dalam proses pembelajaran harus mengambil keputusan yang tepat dan berpihak pada murid. Putusan yang mengandung nilai kebajikan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam pengambilan putusan wajib mengenali masalah yang terjadi apakah masalah termasuk dilema etika atau bujukan moral. Apabila masalah adalah dilema etika, dalam membuat keputusan guru wajib menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Intinya pengambilan keputusan yg sempurna terkait masalah dalam bujukan atau dilema etika hanya bisa dicapai bila dilakukan melalui 9 langkah pengambilan & pengujian keputusan.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan di lingkungan saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah keputusan yang diambil cenderung bukan kesepakatan bersama yang melibatkan banyak stakeholder di dalamnya. Keputusan yang diambil juga secara langsung tanpa melalui tahapan yang tepat sehingga berdampak pada risiko yang besar dan lingkungan yang bisa tidak kondusif. Pemimpin cenderung kurang mendegarkan saran dan pendapat dalam penetapan sebuah keputusan. Oleh karena itu, diharapkan sebuah putusan dapat berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan agar dapat mewadahi semua kepentingan pihak yang terlibat.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh yang dapat lahir adalah pengaruh positif antara pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pembelajaran yang memerdekakan murid., Pengambilan keputusan oleh guru adalah yang berpihak pada murid dan memperhatikan potensi murid yang berbeda-beda. Modul 3.1 sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid karena keputusan yang diambil akan berdampak positif kepada murid karena pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah dapat mengantarkan murid mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam kehidupannya.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Dalam proses pembelajaran guru sebagai pembelajaran, harus mampu mengambil keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid. Jika ini terwujud maka, murid sebagai benih akan dapat tumbuh menjadi pribadi yang merdeka, kreatif, inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Semua keputusan yang diambil harus berpihak kepada murid melalui pertimbangan yang sangat akurat sesuai dengan pemetaan terhadap minat belajar murid, profil belajar dan kesiapan belajar murid. Hal ini sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan berdasarkan hasil pembelajaran dalam modul ini yang dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya sebagai berikut:
Pengambilan keputusan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran yakni Pratap Triloka. Guru memberikan pengaruh kepada murid dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Keputusan yang diambil berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang menyenangkan, kondusif, aman dan membahagiakan.
Pengambilan keputusan guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk mengantarkan murid menuju dan sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Keterampilan pengelolaan aspek sosial emosional dapat berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika. Guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar murid serta mengelola kapasitas sosial dan emosionalnya dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Pengambilan keputusan dalam proses coaching, coach harus mampu dan terampil untuk menggali kemampuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi coachee. Keterampilan coaching tersebuat yaitu: mampu memberikan pertanyaan yang berbobot, memiliki pembawaan yang positif, kemampuan mendengarkan dan memotivasi, bisa memandu percakapan, berkomitmen untuk terus belajar. Pendekatan coaching sistem among dapat diterapkan dengan menggunakan metode TIRTA yang merupakan kepanjangan dari T: Tujuan, I: Identifikasi, R: Rencana aksi, dan TA: Tanggung jawab.
Kasus yang umum terjadi yang dihadapi guru dalam PBM adalah dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan proses analisa 4 paradigma, 3 prinsip dan panduan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan.
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman saya tentang modul 3.1:
Dilema etika sendiri merupakan dua keputusan yang sama-sama benar sedangkan bujukan moral adalah dua keputusan dimana salah satunya adalah keputusan yang salah. Jadi jelas bahwa dilema etika benar lawan benar sedangkan bujukan moral keputusan yang benar lawan salah. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:
1. Individu lawan kelompok (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).
Guru dalam pengambilan keputusan dapat berdasarkan tiga prinsip:
a. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
b. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
c. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Ada 9 tahapan pengambilan dan pengujian keputusan yaitu:
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
4. Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)
5. Pengujian paradigma benar atau salah
6. Prinsip pengambilan keputusan
7. Investigasi tri lema
8. Buat keputusan
9. Meninjau kembali keputusan dan refleksikan
Guru dalam pengambilan keputusan tidak hanya berdasar kepada proses pemikiran pribadi, namun perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Selama ini secara umum, setiap memutuskan semua kasus tanpa melakukan pengujian terlebih dahulu. Keputusan saya dasarkan pada intuisi saya, nilai-nilai saya, dan pertimbangan saya terhadap orang lain. Setelah mempelajari modul 3.1, saya merasa bahwa pemikiran berbasis rasa peduli atau care based thinking adalah prinsip yang digunakan dalam pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan dilema etika. Dalam kasus dilema etika bahkan sering berakibat lingkungan kurang kondusif karena saya mengambil keputusan tanpa pengujian, saya juga menerapkan uji panutan atau idola. Prosedur pengambilan keputusan memang tidak sama persis dengan konsep dalam modul, tetapi ada kesamaan. Ini berarti menganalisis unsur kebenaran lawan salah dan uji panutan dan idola.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Kegiatan pembelajaran dalam modul 3.1, memberikan dampak yang sangat positif kepada saya. Saya menjadi lebih yakin dan percaya diri dalam proses mengambil keputusan terkait kasus dilema etika, terutama sebagai pemimpin pembelajaran. Setelah melalui proses analisa paradigma dan prinsip pengambilan keputusan serta pengujian keputusan melalui sembilan langkah, saya merasa lebih percaya diri karena saya dapat tahu dan paham tentang proses pengambilan sebuah keputusan yang benar dan efektif.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting. Materi dalam modul dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan pada kasus dilema etika. Secara individu sebagai guru ataupun sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah, saya dapat membuat keputusan yang benar dan efektif serta menghindari pengambilan keputusan yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan kebutuhan orang banyak. Saat ini saya lebih terbantu dalam membuat keputusan yang tepat pada saat menghadapi sebuah masalah dalam proses pembelajaran di lingkungan kelas dan sekolah.