Pendekatan pembelajaran berbasis TPACK menggunakan media pembelajaran virtual reality (VR) tidak hanya memaksimalkan penggunaan indra penglihatan saja sebagai kebutuhan belajar visual, namun mengakomodir kebutuhan belajar lainnya baik untuk gaya belajar auditory maupun kinestetik sebagai upaya mengakomodir pembelajaran berdiferensiasi pada kurikulum merdeka. Sebagai contoh dalam penggunaannya, peserta didik dapat merasakan sensasi berada di sebuah museum alat musik tradisional dan melihat objek alat musik tradisional yang ada di dalam museum tersebut dalam bentuk tiga dimensi (3D) dari sudut 360˚ saat belajar seni dan kebudayaan nusantara secara nyata dengan virtual reality. Fasilitas yang tersedia dalam teknologi virtual reality memberikan simulasi positif terhadap perkembangan minat belajar, peningkatan pemahaman peserta didik, pemenuhan kebutuhan belajar, dan pada akhirnya meningkatkan capaian dari tujuan pembelajaran itu sendiri. Teknologi ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif, tetapi juga menghadirkan potensi untuk merevolusi cara kita memahami dan menyampaikan pengetahuan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi manfaat teknologi imersif dalam pendidikan.
1. Pembelajaran yang Lebih Interaktif
Teknologi imersif, seperti realitas virtual (VR), memungkinkan siswa untuk terlibat secara langsung dalam materi pembelajaran. Mereka tidak lagi hanya menjadi penonton, tetapi menjadi bagian dari pengalaman belajar itu sendiri. Misalnya, dalam pelajaran sejarah, siswa dapat mengunjungi zaman kuno melalui simulasi VR yang menampilkan situasi dan kondisi sehari-hari pada masa itu sehingga siswa dapat memahami keadaan berdasarkan kondisi yang telah disimulasikan.
2. Simulasi yang Realistis
Teknologi imersif memungkinkan pembuatan simulasi yang sangat realistis dalam berbagai subjek. Misalnya dalam pelajaran sains, siswa dapat melakukan eksperimen virtual di laboratorium tanpa resiko bahaya yang sebenarnya serta dapat melampaui keterbatasan peralatan/ fasilitas yang dimiliki. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep-konsep ilmiah, tetapi juga memperkuat keterampilan praktis siswa yang dapat diperdalam melalui aktifitas berulang.
3. Peningkatan Keterlibatan dan Motivasi
Keterlibatan adalah kunci untuk pembelajaran yang efektif, dan teknologi imersif memberikan tingkat keterlibatan yang tinggi. Siswa cenderung lebih termotivasi untuk belajar ketika mereka terlibat secara aktif dalam pengalaman pembelajaran yang menarik dan interaktif. Dengan teknologi seperti permainan pembelajaran , siswa dapat mengeksplorasi konten kurikulum dengan cara yang menyenangkan dan menantang serta sesuai dengan kodrat zaman yang mereka miliki.
4. Aksesibilitas yang Lebih Luas
Salah satu keunggulan teknologi imersif adalah kemampuannya untuk menjangkau siswa dari berbagai latar belakang dan kemampuan. Dengan menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yang sesuai, siswa dapat mengakses pengalaman pembelajaran yang sama, tidak peduli di manapun mereka berada dan kapanpun mereka menggunakannya. Hal ini membuka pintu bagi inklusi dan kesetaraan yang terakomodir dalam pendidikan.
5. Pemecahan Masalah dan Keterampilan Kritis
Teknologi imersif seringkali memerlukan siswa untuk memecahkan masalah dalam lingkungan yang interaktif. Ini mendorong perkembangan keterampilan pemecahan masalah, kreativitas, dan pemikiran kritis yang penting dalam dunia yang terus berubah. Siswa belajar untuk berpikir di luar kotak dan menemukan solusi untuk tantangan yang kompleks berdasarkan data yang didapatkannya dalam konten pelajaran dan stimulus yang dapat membantunya dalam menemukan alternatif solusi pemecahan masalah.
6. Memperluas Batas-batas Ruang dan Waktu
Dengan teknologi imersif, pembelajaran tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Siswa dapat belajar dari mana saja, kapan saja, dan bahkan dalam lingkungan yang sama sekali berbeda. Ini memberikan fleksibilitas yang luar biasa bagi siswa yang memiliki keterbatasan fisik atau geografis sebagai kodrat alam.
Teknologi imersif membawa perubahan besar dalam pendidikan dengan membuka pintu menuju pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif, realistis, dan menarik. Dengan memanfaatkan potensi teknologi ini, pendidikan dapat menjadi lebih inklusif, efektif, dan relevan dengan kebutuhan siswa di era digital saat ini. Sebagai pendorong inovasi dalam dunia pendidikan, teknologi imersif menjanjikan masa depan yang cerah di mana pembelajaran tidak lagi terbatas oleh batasan-batasan tradisional yang bersifat konservatif dan tidak menghadirkan pendidikan yang memerdekakan kepada siswa.
Siapakah yang akan memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi seperti virtual reality ini di dalam kelas?, tentu jawabannya adalah guru. Kita tidak bisa menunggu kehadiran penyedia layanan atau pendampingan khusus dari pemerintah dalam mengakomodir pendidikan berbasis TPACK untuk kita gunakan dalam tugas kita sebagai pendidik. Untuk itu guru perlu meningkatkan motivasi belajar dan kompetensinya dalam menjawab tantangan ini. Sebagai manusia yang hidup di era perubahan pesat, guru memang harus adaptif dan membentengi diri dengan kompetensi-kompetensi baru sesuai tuntutan zaman. Secara khusus dalam menghadirkan pembelajaran bermakna di dalam kelas dimana guru perlu memahami dan mengakomidir kebutuhan belajar anak agar anak dapat belajar sesuai dengan kodrat yang dimiliki olehnya. Penerapan pembelajaran berbasis teknologi menjadi salah satu usaha guru dalam mewujudkan pembelajaran yang memerdekakan dan berpusat pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Mishra, P., & Koehler, M. (2007). Technological pedagogical content knowledge (TPCK): Confronting the wicked problems of teaching with technology. In C. Crawford et al.(Eds.), Proceedings of Society for Information Technology and Teacher Education International Conference 2007. (pp. 2214-2226).