Sidoarjo, 5 September 2022
Menurut Afriana (2015) Model Pembelajaran Berbasis Projek (PjBL) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik . Pengalaman belajar peserta didik maupun konsep dibangun dari pengalaman nyata peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas proyek yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Pada model PjBL, peserta didik tidak hanya memahami konten materi, namun peserta didik juga dilatih untuk memiliki keterampilan kolaborasi dan kemampuan pemecahan masalah meliputi berpikir kritis, kreatif, dan penalaran yang logis. Dalam menyelesaikan tugas-tugas proyek, peserta didik dapat melakukan manajemen pembagaian tugas dan waktu kerja bersama kelompoknya.
Sintaks model PjBL ada 6 tahapan yaitu pengenalan masalah, mendesain perencanaan project, penyusunan jadwal project, pelaksanaan dan monitoring project, menguji hasil, evaluasi dan refleksi. Agar peserta didik terpacu untuk menyelesaikan tugas-tugas proyek yang diberikan maka perlu suatu inovasi dalam model pembelajaran ini. Seperti halnya di dalam suatu game, para gamers akan berlomba-lomba menaiki level game demi mencapai suatu peringkat, hadiah, atau bertemu dengan boss game. Hal inilah, yang diadaptasi ke dalam model pembelajaran berbasis projek, siswa secara tidak sadar dibuat berlomba-lomba untuk menyelesaikan tugas-tugas proyek di setiap tahapan. Ketika mereka merasa tidak puas dengan capaiannya mereka bisa mengulang level tugas mereka hingga mereka mendapat capaian terbaik sesuai dengan kompetensi tim mereka.
Checkpoint Progress adalah istilah yang tepat digunakan untuk menunjukkan pos-pos atau tempat dimana peserta didik melaporkan progress proyek tim mereka, mengevaluasi bersama dengan pendidik tentang strategi dan pemikiran tim. Hal ini, akan sangat membantu peserta didik utnuk melakukan metakognisi dan merencanakan strategi berikutnya yang tepat bahkan mungkin dapat memperbaiki kinerja tim di checkpoint sebelumya.