Penerapan Learning Management System (LMS) dalam matakuliah Bahasa Indonesia di perguruan tinggi menjadi sangat penting dalam mendukung pembelajaran yang efektif, adaptif, dan berorientasi pada pengembangan kompetensi literasi akademik mahasiswa. LMS memungkinkan dosen dan mahasiswa untuk berinteraksi secara fleksibel melalui berbagai fitur digital seperti pengunggahan materi, forum diskusi, penugasan daring, kuis interaktif, serta sistem penilaian yang transparan.
Dalam konteks matakuliah Bahasa Indonesia yang berfokus pada kemampuan berbahasa, berpikir kritis, dan berkomunikasi ilmiah, LMS berfungsi sebagai sarana yang mendukung proses pembelajaran aktif (active learning) dan kolaboratif. Mahasiswa dapat mengakses materi ajar kapan saja, mengunggah tugas tulis akademik, menerima umpan balik langsung dari dosen, serta terlibat dalam diskusi literasi yang memperkaya pemahaman dan keterampilan berbahasa mereka.
Selain itu, LMS juga memungkinkan integrasi berbagai media pembelajaran (teks, audio, video, dan presentasi interaktif) yang mendukung pendekatan multimodal dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Dengan demikian, LMS tidak hanya memperkuat proses pembelajaran konvensional, tetapi juga memperluas akses belajar serta meningkatkan motivasi dan partisipasi mahasiswa.
Secara strategis, penggunaan LMS dalam matakuliah Bahasa Indonesia selaras dengan tuntutan pendidikan tinggi di era digital, yaitu pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), berorientasi pada kompetensi abad 21, serta mendukung implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).