Pada kegiatan pembiasaan hari Rabu “Maneuh di Sunda” yang dilaksanakan di UPTD SMPN 1 Jatiluhur tanggal 2 Oktober 2024 yang bertepatan dengan Hari Batik Nasional, Tim Pembiasaan membahas tentang perkembangan batik di Indonesia. Hal tersebut bertujuan untuk memperkenalkan salah satu kebudayaan Indonesia yang menjadi kebanggaan bagi kita semua.
Pada saat pembiasaan tersebut dibahas secara singkat perkembangan batik nasional, sebagai bagian dari literasi tentang budaya bangsa. Pembahasan dimulai dengan perkembangan batik, pada saat itu dijelaskan batik yang sering kita gunakan sekarang ini, dikenal sejak abad ke-16, pada masa Keraton Mataram Islam. Pada awalnya batik dikelompokkan menjadi tiga yakni batik keraton, batik saudagar dan batik petani. Seiring perkembangan jaman, sekarang batik digunakan oleh siapapun, pada waktu kapanpun dan dipadukan jenis pakaian apapun.
Batik berasal dari kata Bahasa Jawa “ambatik” yang berarti “menulis” atau “menulis titik-titik”. Seiring perkembangan jaman, jenis batik menjadi semakin berkembang antara lain batik tulis, batik cap, batik kombinasi, dan batik printing serta batik dengan teknik lainnya. Motif batik untuk setiap daerah berbeda-beda dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya. Pada saat ini dikenal beberapa motif batik yaitu motif parang, motif truntum, motif kawung, motif mega mendung, motif alas-alasan, motif kokrosono.
UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan non bendawi (Intangible Cultural Heritage of Humanity) sejak Oktober 2009. Sejak saat itulah setiap tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 yang dikeluarkan pada tanggal 17 November 2009 sebagai bentuk penghargaan terhadap batik, warisan budaya bangsa yang diakui dunia internasional.
Dengan mengenal secara singkat perkembangan batik di Indonesia, diharapkan semua warga sekolah bangga menggunakan batik sebagai bagian dari budaya bangsanya. (Tim Redaksi Spenja)