Bahan Bacaan Literasi SMP

Cerita ini merupakan karya sastra dari tanah Minahasa. Awalnya ditulis oleh Wantalangi Mamuaja dan diceritakan kembali oleh Mardianto dengan judul “Wulan Lumeno Dilamar Ular Belang”. Untuk mempermudah anak didik memahami cerita sebagai bahan literasi bacaan sekolah, judul cerita diubah menjadi “Ainun dan Manusia Daun.” 

Di daerah Kutai, Kalimantan Timur, sosok seorang petinggi sangat dihormati atau disegani oleh penduduk setempat. Boleh dikatakan bahwa semua keinginan atau kemauan petinggi, baik yang dilisankan, maupun yang tidak terucapkan, harus bisa diterjemahkan oleh bawahannya. Tersebutlah seorang petinggi bersama istrinya yang tinggal di sebuah gunung jauh dari keramaian dan dari sanak saudara. Mereka sengaja mencari tempat yang sulit dijangkau orang agar kekhusukannya dalam bertapa tidak mudah terganggu. Orang Kutai menyebut petinggi itu Petinggi Jaitan Layar, dan istrinya bernama Nyai Minak Mampi.

Cerita “Ayam Jantan dari Timur” bersumber pada Hikayat Hasanuddin. Cerita ini mengandung nilai-nilai moral dan ajaran kehidupan yang perlu dikenalkan kepada anak-anak. Bagaimana perjuangan Sultan Hasanuddin melawan penjajah Belanda dan bagaimana Belanda memecah belah keberadaan masyarakat Indonesia, dapat dilihat dalam cerita ini. 

Buku “Dewi Joharmanik” diawali dengan kisah seorang putri dari Kerajaan Bagdad yang bernawa Dewi Joharmanik yang difitnah oleh Pendita Mustaki karena menolak untuk dijadikan pendamping. Karena fitnah ini Baginda Badrulkamari memerintahkan Sultan Badarusamsi untuk membunuh adiknya sendiri yaitu Dewi Joharmanik. 

Cerita Indra Laksana dan Indra Mahadewa bersumber dari Hikayat Indra Laksana yang merupakan salah satu karya sastra Indonesia lama, berbahasa Arab-Melayu. Cerita ini mengisahkan tentang dua putra raja yang ingin membantu ayahnya untuk menemukan benda ajaib guna menyelamatkan para penduduk di Negeri Indra Perjangka dari wabah penyakit? Berhasilkah Indra Laksana dan Indra Mahadewa membantu ayahnya menyelesaikan permasalahan wabah di Negeri Indra Perjangka? 

Cerita Rakyat “Indara Pitaraa dan Siraapare” merupakan salah satu cerita legenda yang berasal dari Pulau Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Ceritan ini diawali dengan kelahiran Indra Pitara dan Siraapare yang merupakan anak laki-laki kembar dari pasangan suami istri bernama La Jampi dan Wa Sara yang sangat ditungu-tunggu sejak mereka menikah. La Jampi dan Wa Sara terus berdoa kepada Tuhan agar dikaruniai anak, sampai suatu saat mereka melahirkan anak kembar. Kejadian yang luar biasa saat anak kembar lahir dengan memegang keris di tangan kanannya. Kemudian kedua anak kembar tersebut tumbuh dengan bentuk tubuh dan sifat yang berbeda dengan sifat kenakalan mereka yang meresahkan penduduk desa. Karena kenakalan Indra Pitaraa dan Siraapare akhirnya orangtuanya menyuruh mereka pergi dari rumah dan desanya untuk mengembara.