INOVASI
KADO BUGAR
(KANIGORO DUA OLAH BULETIN GURU, SISWA DAN ORANG TUA)
Kado Bugar merupakan akronim dari Kanigoro Dua Olah Buletin Guru, Siswa dan Orang Tua. Kado Bugar dimunculkan sebagai istilah yang paling mudah diingat oleh semua warga sekolah, khususnya di SDN 02 Kanigoro Madiun. Kado Bugar dipakai sebagai terobosan atau strategi pendekatan bagi semua warga sekolah untuk menerapkan Permendikbud no 23 tahun 2015 tentang Gerakan Literasi Sekolah dan sarana meningkatkan kreatifitas warga sekolah . Kado Bugar juga merupakan sarana publikasi keberadaan SDN 02 Kanigoro Madiun kepada seluruh warga sekolah dan masyarakat pada umumnya.
Buletin Kado Bugar dapat meningkatkan motivasi dan gairah warga sekolah(siswa,guru dan orang tua) untuk berkreativitas menciptakan beberapa karya seni di sekolah. Sebagai bukti bahwa keaktifan warga sekolah semakin meningkat ketika diberi tugas untuk membuat karya seni atau artikel yang dimuat dalam Buletin. Dari pertengahan tahun 2018 sampai dengan awal tahun 2019 adanya peningkatan keaktifan warga sekolah dalam membuat karya . Prosentasi keaktifan warga menunjukkan peningkatan mulai dari 50% pada pertengahan tahun 2018 menjadi 93% sampai awal tahun 2019. Demikian juga dengan jumlah karya yang dihasilkan juga mengalami peningkatan , pada pertengahan tahun 2018 sekitar 39% menjadi 82% pada awal tahun 2019. Publikasi Kado Bugar mampu memotivasi warga sekolah menjadi lebih bangga dan percaya diri dalam berkreativitas.
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
Peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah merupakan usaha dan perjuangan bagi guru dan semua stake holder sekolah demi tercapainya visi dan misi sekolah. Salah satu wahana untuk meningkatan kualitas tersebut adalah adanya GLS (Gerakan Literasi Sekolah). Peran serta dari warga sekolah sangat penting untuk menciptakan pembiasaan GLS yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis.Mengacu hal di atas, kondisi yang ada di SDN 02 Kanigoro masih berbeda jauh dengan kenyataannya. GLS belum menjadi salah satu motor penggerak peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Hal ini terbukti dari peran serta guru, siswa dan orang tua masih pasif dalam menciptakan kreatifitas di sekolah. Guru dan siswa jarang membaca, menulis dan membuat karya yang bisa dilihat atau di publikasikan di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Mading ( Majalah Dinding ) sekolah sering kosong atau tidak ada karya yang bisa dipajang. Guru belum aktif dalam memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku dan menulis laporan kegiatan pembelajaran. Ruang perpustakaan sering kosong / sepi pengunjung / pembaca. Peran serta Komite sekolah juga masih pasif. Kreativitas warga sekolah tidak nampak, kegiatan rutinitas KBM di kelas saja yang menonjol. Guru dan siswa kurang percaya diri untuk mengekspresikan ide, gagasan dan karya. Keberadaan sekolah belum terpublikasikan secara meluas ke masyarakat. GLS masih menjadi slogan saja belum menjadi pembiasaan bagi seluruh warga SDN 02 Kanigoro Madiun.Berkaitan dengan kondisi tersebut, penulis berusaha menciptakan terobosan atau pemecahan masalah melaui Buletin Kado Bugar.
Tujuan dari pembuatan buletin Kado Bugar adalah :
· Meningkatkan minat baca warga sekolah dan orang tua siswa
· Kreativitas berliterasi warga sekolah dan orang tua siswa
· Sebagai wadah berkreasi warga sekolah dan orang tua siswa
· Serta media publikasi sekolah.
KEBARUAN/NILAI TAMBAH
Buletin Kado Bugar dapat meningkatkan motivasi dan semangat warga sekolah ( siswa, guru dan orang tua ) untuk berkreativitas menciptakan beberapa karya seni di sekolah. Sebagai buktinya bahwa keaktifan warga sekolah semakin meningkat ketika diberi tugas untuk membuat karya-karya seni atau artikel yang dimuat dalam Buletin. Dari pertengahan tahun 2018 sampai dengan awal tahun 2019 adanya peningkatan keaktifan warga sekolah dalam membuat karya . Prosentasi keaktifan warga menunjukkan peningkatan mulai dari 50% pada pertengahan tahun 2018 menjadi 93% sampai awal tahun 2019. Demikian juga dengan jumlah karya – karya yang dihasilkan juga mengalami peningkatan , pada pertengahan tahun 2018 sekitar 39% menjadi 82% pada awal tahun 2019. Publikasi Kado Bugar mampu memotivasi warga sekolah menjadi lebih bangga dan percaya diri dalam berkreativitas. Sehingga jumlah karya warga sekolah terus mengalami peningkatan.
IMPLEMENTASI
Implementasi dalam pelaksanaan Buletin Kado Bugar terdiri dari tiga tahap , yaitu :
Tahap pertama adalah memberi tugas kepada setiap kelas secara bergiliran yaitu setiap 2 bulan sekali mulai dari kelas 6,5,4,3,2,1 untuk menunjukkan kreativitasnya masing-masing. Tugas tersebut berlaku untuk guru kelas, semua siswa dan wali murid yang ditunjuk oleh guru kelas. Mereka dalam waktu 2 bulan diwajibkan membuat kreativitas kelas untuk diliput di Buletin Kado Bugar. Kreativitas bisa berupa karya cipta puisi / pantun / karangan singkat, karya seni lukis, karya pekerjaan tangan, inovasi atau artikel ( bagi guru kelas ).
Tahap kedua, Tim redaksi menyeleksi dan mengedit karya –karya yang dianggap bagus untuk dimuat pada Buletin Kado Bugar. Sedangkan 4 siswa kelas 5 dan 6 yang ditunjuk sebagai Jurlik ( Jurnalis Cilik ) mulai belajar mencari berita /informasi yang akan dimuat pada Pojok Idola.
Tahap ketiga , jika proses penyusunan dan pengeditan Buletin sudah selesai maka langkah berikutnya pencetakkan , Buletin dicetak dengan kemasan yang menarik dan digandakan sesuai kebutuhan.
SIGNIFIKANSI
Publikasi Kado Bugar mampu memotivasi warga sekolah menjadi lebih bangga dan percaya diri dalam berkreativitas. Metode yang digunakan Deskriptif Kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.
ADAPTABILITAS
Bulletin Kado Bugar sudah direpilikasikan,bahkan sudah di cetak dan digandakan. Buletin diletakkan di setiap pojok baca kelas sebanyak 10 eksemplar, dengan harapan para siswa bisa membaca dan ditunjukkan kepada orang tua di rumah secara bergiliran. Buletin juga dibagikan kepada semua guru, beberapa sekolah TK di sekitar sekolah, Pengawas Sekolah, K3S kecamatan Kartoharjo dan beberapa instansi yang terkait. Pada saat launching ( peluncuran ) Buletin Kado Bugar edisi pertama, sekolah mengundang wartawan dari Suara Madiun dan Madiun Today untuk diliput dan dipublikasikan kepada masyarakat Madiun dan sekitarnya.
Data Pendukung :
Sarana dan Prasarana
1. Komputer
2. Laptop
3. Kertas
4. Printer
5. Kamera
6. HP
7. Tinta printer
8. Percetakan
9. MOU dengan Kominfo
Metode
Metode yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.
Peralatan / material
Kertas,Komputer,laptop,Tinta,printer,kamera,HP,Percetakan,dan Notulen
Strategi Keberlanjutan
Permendikbud no 23 tahun 2015 tentang Gerakan Literasi Sekolah, menjadi cambuk semangat bagi pelaku dunia pendidikan untuk meningkatkan kemampuan membaca, mengamati, menulis bahkan menciptakan suatu karya yang berguna bagi dunia pendidikan. Literasi tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah.
Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis. Namun, Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003). Deklarasi UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi terkait pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan. Kemampuan - kemampuan itu perlu dimiliki tiap individu sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat.
Sedangkan pengertian Literasi Sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran . Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif. Sedangkan Tujuan GLS adalah menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat serta menjadikan sekolah menjadi taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak, agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
DOKUMENTASI KEGIATAN