Makalah Ringkasan Konsep Dasar Geomorfologi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geomorfologi merupakan studi yang mempelajari bentuk lahan dan proses yang mempengaruhinya serta menyelidiki hubungan timbal balik antara bentuk lahan dan proses-proses itu dalam susunan keruangan (Verstappen,1983). Proses geomorfologi adalah perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang mengakibatkan modifikasi permukaan bumi (Thornbury, 1970). Bentuklahan adalah kenampakan medan yang dibentuk oleh prosesproses alam dan mempunyai komposisi serangkaian, karateristik fisik dan visual tertentu di manapun bentuklahan ditemui (Way, 1973 dalam Van Zuidam, 1979). Bentuk lahan mengalami proses perubahan secara dinamis selama proses geomorfologi bekerja pada bentuklahan tersebut. Tenaga yang bekerja disebut dengan tenaga geomorfologi yaitu semua media alami yang mampu mengikis dan mengangkut material di permukaan bumi, tenaga ini dapat berupa air mengalir, air tanah, gelombang, arus, tsunami, angin, dan gletser. Berdasarkan pada proses yang bekerja pada permukaan bumi dikenal dengan proses, fluvial, marine, eolin, pelarutan, dan proses gletser. Akibat dari adanya proses tersebut maka terjadi proses degradasi dan agradasi. Proses degradasi menyebabkan penurunan permukaan bumi, sedangakan agradasi menyebabkan penaikan permukaan bumi. Pada proses degradasi didalamnya terdapat proses pelapukan, gerak massa dan erosi (Thornbury, 1970).
Suprapto Dibyosaputro (1999) mengemukakan bahwa manusia dalam upayanya memanfaatkan lahan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, kadang hanya memandang penghasilan (income) dari hasil kegiatanya. Campur tangan manusia terhadap pengelolaan sumberdaya lahan dalam wujud pemanfaatan dan pengelolaan tanah yang mencakup penterasan, pencangkulan penanaman, penebangan kayu pada lahan-lahan yang mempunyai kemiringan lereng miring hingga terjal tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air akhirnya dapat menimbulkan masalah baru seperti terjadinya berbagai macam gerak massa (mass movement). Informasi geomorfologi suatu daerah menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam upaya pengelolaan daerah yang bersangkutan, salah satunya adalah konservasi tanah sebagai upaya untuk rehabilitasi lahan.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah Pembahasan mengenai Konsep Dasar Geomorfologi
C. Manfaat
Adapun manfaat yang di dapat dari penulisan makalah ini adalah:
Menambah pengetahuan pembaca mengenai geomorfologi
Mengembangkan ide penulisan penulis
Menambah bahan bacaan yang telah ada
Membantu pembaca memahami konsep dasar dari geomorfologi
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian geomorfologi
Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari tiga akar kata, yaitu Ge(o) = bumi, morphe = bentuk dan logos = ilmu, sehingga kata geomorfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi. Berasal dari bahasa yang sama, kata geologi memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang proses terbentuknya bumi secara keseluruhan.
Definisi ;
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi serta proses - proses yang berlangsung terhadap permukaan bumi sejak bumi terbentuk sampai se-karang. Berdasarkan pengertian dan definisi geomorfologi, maka bidang ilmu geomorfologi merupakan bagian dari geologi yang mempelajari bumi dengan pendekatan bentuk rupa bumi dan arsitektur rupa bumi. Tujuan mempelajari geomorfologi di lingkungan geologi selaras dengan motto Hutton , yaitu THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST (sekarang adalah kunci masa lalu). Pemahaman kata sekarang (the present) adalah pemahaman terhadap bentuk rupa bumi yang dapat dijadikan cerminan proses yang berlangsung di masa lalu. Faedah yang diharapkan dengan mempelajari geomorfologi yaitu membantu menelusuri proses - proses yang berlangsung pada bumi sejak terbentuknya bumi sampai sekarang dengan pendekatan bentuk rupa bumi yang tampak sekarang,sehingga pada penelitian geologi dapat dilakukan dengan cepat dan
B. Beberapa konsep dasar Thornbury (1969)
Pembahasan tentang konsep geomorfologi untuk bentanglahan jangan hanya menggunakan salah satu konsep saja, tetapi akan lebih baik jika beberapa konsep geomorfologi dapat dipahami sehingga evaluasi terhadap bentanglahan akan lebih baik.
Konsep 1 :
Proses yang berlangsung secara fisik saat ini memiliki kecepatan yang berbeda selaras dengan waktu geologi.
Dasar - dasar geologi modern yang dikenal sebagai uniformitarian telah dikembangkan oleh Hutton pada tahun 1785, selanjutnya ditulis kembali oleh Playfair pada tahun 1802 dan dikembangkan oleh Lyell sebagai maha karyanya dengan judul Dasar - dasar Geologi ( Principles of Geology ). Hutton mencetuskan : " saat ini adalah kunci masa lalu " telah diterapkan secara baku sehingga menimbulkan perdebatan karena pernyataan tersebut mengandung arti bahwa proses geologi yang berlangsunG selaras dengan waktu geologi memiliki kecepatan yang sama dengan saat sekarang. Konsep ini tentunya salah, karena galasiasi (pencairan es) memiliki peran yang sangat penting sejak kala Plistosen dan sepanjang waktu geologi dari pada sekarang.
Konsep 2 :
Geologi struktur merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap evolusi bentuklahan yang tampak sekarang.
Siswa - siswa W.M Davis diajarkan tentang faktor utama yang mempengaruhi perkembangan bentuklahan adalah struktur geologi, proses geomorfologi dan tingkat pengaruhnya. Saat ini beberapa akhli geomorfologi meragukan terhadap tingkat pengaruh sebagai faktor utama yang mempengaruhi perkembangan bentuklahan, akan tetapi para akhli geologi setuju terhadap konsep proses dan geologi struktur sebagai pengaruh utama. Pernyataan struktur geologi tidak hanya diterapkan pada pandangan sempit, seperti struktur batuan, struktur perlipatan, struktur sesar dan ketidak selarasan, tetapi perhatian perlu ditekankan pula terhadap material bumi penyusun bentuklahan secara keseluruhan yang memiliki perbedaan pengaruh fisika dan kimia. Pandangan struktur geologi selanjutnya didalam pembahasan ini adalah suatu fenomena geologi yang lebih luas, yaitu posisi batuan di tempat yang tinggi, kekar, perlapisan batuan, sesar dan perlipatan, kekerasan mineral tertentu, porositas batuan dan berbagai macam perbedaan pada batuan penyusun kulit bumi. Pernyataan struktur geologi dapat dimanfaatkan untuk memahami strtigrafi dan struktur susunan (sikuen) batuan yang muncul sebagai singkapan pada suatu daerah, seperti perlapisan horisontal, perlapisan yang memiliki kemiringan perlapisan (dip), terlipat atau tersesarkan, sehingga pemahaman struktur geologi yang seerhana menjadi penting.
Konsep 3 :
Relief permukaan bumi yang luas karena proses geomor-Fologi berlangsung pada tingkat yang berbeda.
Alasan utama permukaan bumi memiliki gradasional yang berbeda karena kerak bumi disusun oleh batuan yang berbeda dan struktur yang berbeda, sehingga memiliki ketahanan batuan terhadap proses geomorfologi yang berbeda pula. Proses geomorfologi yang memiliki keaneka ragaman sangat kecil, masih memiliki arti yang sangat penting, kecuali pada daerah diatropisme sekarang (Resen) dapat diperkirakan bahwa daerah yang memiliki posisi topografi yang tinggi disusun oleh batuan yang keras, sedangkan daerah dengan posisi topografi lebih rendah disusun oleh batuan yang lunak. Perbedaan komposisi batuan dan struktur tercermin dari keaneka ragaman geomorfologi dan topografi lokal. Topografi minor dan rinci atau disebut sebagai mikrotopografi memiliki hubungan yang erat dengan keaneka ragaman batuan, tetapi terlalu kecil untuk diamati.
Konsep 4 :
Proses geomorfologi meninggalkan jejak pada bentuk Lahan dan proses geomorfologi yang berkembang membentuk ciri - ciri pada bentuklahan.
Penggunaan istilah proses yang dipakai untuk semua perubahan yang terjadi terhadap rupa bumi secara fisika dan kimia. Proses diatropisma dan vulkanisma dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari dalam bumi, sehingga oleh Penck disebut sebagai proses endogenetik, sedangkan proses yang lain, seperti pelapukan, perombakan massa batuan dan erosi yang dipe-ngaruhi oleh gaya eksternal disebut sebagai proses eksogenetik. Secara umum proses endogenetik bersifat membangun, sedangkan proses eksogenetik bersifat sebaliknya, yaitu pengikisan terhadap permukaan bumi. Konsep proses geomorfologi yang berlangsung terhadap permukaan bumi bukan sesuatu yang baru, tetapi pemikiran tentang proses geomorfologi akan meninggalkan jejak di atas permukaan bumi adalah pemikiran yang lebih maju.
Konsep 5 :
Media erosi yang berbeda pada permukaan bumi membentuk susunan bentuklahan tertentu.
Ciri - ciri proses bentuklahan tergantung pada tahap perkembangan proses, dan W.M Davis menyebutnya sebagai konsep siklus geomorfologi. tahap perkembangan proses diawali dari tahap muda, dewasa dan tua. Pada tahap akhir dari proses geomorfologi permukaan bumi memiliki topografi berelief rendah yang disebut sebagai peneplain (perataan). Beberapa akhli geomorfologi percaya bahwa permukaan bumi memiliki keteraturan umur, tetapi tidak semua yakin bahwa tahap muda, dewasa dan tua yang dikemukakan oleh W.M Davis merupakan suatu kenyataan. Konsep umum yang digunakan pada tingkat dasar memiliki beberapa kelemahan apabila di-terapkan pada evolusi permukaan bumi yang lebih rumit, karena akan sulit menentukan karakteristik perkembangan bentuklahan yang khusus, sehingga menimbulkan keraguan, terutama terhadap peneplain (perataan) yang dianggap sebagai akhir dari suatu siklus geomorfologi.
Konsep 6 :
Evolusi Geomorfologi tidak sesederhana yang dibayangkan.
Perdebaan dan pertentangan didalam ilmu pengetahuan merupakan akibat dari penjelasan yang sangat sederhana dan tidak jelas. Mempelajari bentuklahan akan mengalami kesulitan jika tidak memahami bahwa topografi merupakan hasil dari proses atau siklus geomorfologi. Pada umumnya topografi rinci hasil dari siklus erosi yang berlangsung . Horberg (1952) mengelompokkan bentanglahan menjadi beberapa kategori, yaitu (1) bentanglahan sederhana, (2) bentanglahan campuran, (3) bentanglahan siklus tunggal, (4) bentanglahan multi siklus dan (5) bentanglahan hasil pembentukan kembali.
Konsep 7 :
Topografi bumi yang paling menonjol adalah topografi yang lebih muda dari kala Plistosen.
Ciri - ciri topografi tua jarang ditemukan, kecuali berupa bentuklahan tua yang tersingkap kepermukaan akibat dari gradasional. Sebagian besar topografi sekarang lebih muda dari kala Plistosen. Ashley (1931) percaya bahwa pahatan rupa bumi seperti gunung, lembah, pantai, danau, sungai, air terjun dan tebing berumur lebih muda dari Miosen, serta terbentuk sejak munculnya manusia dan sebagian kecil muka bumi sekarang memiliki hubungan yang jelas dengan permukaan bumi pra Miosen. Diperkirakan pula bahwa permukaan bumi 90 % terbentuk setelah Tersier dan mungkin 99 % terbentuk setelah Miosen Tengah.
Konsep 8 :
Pemahaman terhadap bentanglahan sekarang diperlukan pemahaman kondisi geologi dan iklim pada kala Plistosen.
Pemahaman topografi rupa bumi adalah untuk mengenal perubahan kondisi geologi dan kondisi iklim kala Plistosen yang mempengaruhi topografi sekarang. Glasial sangat berpengaruh baik secara langsung atau tidak langsung, Material - material hasil pengikisan galsial dan tiupan angin menyebar luas sampai ke daerah yang tidak mengalami glasiasi.
Konsep 9 :
Pengenalan iklim sangat penting untuk dapat memahami dengan baik perbedaan proses geomorfologi yang berlangsung.
Faktor iklim, khususnya temperatur dan penguapan sangat berpengaruh terhadap proses geomorfologi. Perubahan iklim dapat berpengaruh secara langsung atau tidak langsung, sebagai contoh iklim yang berpengaruh tidak langsung terhadap proses geomorfologi adalah sebaran, kerapatan dan jenis vegetasi, sedangkan pengaruh langsung antara lain curah hujan, penguapan dan perubahan temperatur harian.
Konsep 10 :
Geomorfologi menekankan kondisi sekarang bermanfaat untuk mengungkap sejarah perkembangan bumi
Geomorfologi cenderung menekankan asal - usul (proses) bentanglahan saat ini dan masa lalu selaras dengan waktu geologi. Akhli geomorfologi selalu melakukan pendekatan dengan menggunakan hukum uniformitarianisme. Paleogeomorfologin bentuklahan merupakan sejarah alam geomorfologi yang diperkenalkan oleh Bryan (1940) dan menjelaskan bahwa bentuklahan merupakan hasil dari suatu proses, sehingga tidak ada alasan untuk memisahkan antara studi bentanglahan dengan geologi dinamik. Perbedaan antara bentuk lahan dengan geologi dinamik yang paling jelas adalah proses terjadinya bentuk lahan atau sisa - sisa bentuk lahan yang relatif muda
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Geomorfologi merupakan studi yang mempelajari bentuk lahan dan proses yang mempengaruhinya serta menyelidiki hubungan timbal balik antara bentuk lahan dan proses-proses itu dalam susunan keruangan (Verstappen,1983). Proses geomorfologi adalah perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang mengakibatkan modifikasi permukaan bumi (Thornbury, 1970). Bentuk lahan adalah kenampakan medan yang dibentuk oleh proses-proses alam dan mempunyai komposisi serangkaian, karateristik fisik dan visual tertentu di manapun bentuk lahan ditemui (Way, 1973 dalam Van Zuidam, 1979). Bentuk lahan mengalami proses perubahan secara dinamis selama proses geomorfologi bekerja pada bentuk lahan tersebut. Proses geomorfologi dibedakan menjadi dua yaitu proses eksogen (tenaga asal luar bumi) yang umumnya sebagai perusak dan proses endogen (tenaga yang berasal dari dalam bumi) sebagai pembentuk, keduanya bekerja bersama-sama dalam merubah permukaan bumi. Berdasarkan proses yang bekerja pada permukaan bumi dikenal proses, fluvial, marine, eolin, pelarutan, dan proses gletser akibat bekerjanya proses tersebut maka terjadi proses degradasi dan agradasi. Proses degradasi menyebabkan penurunan permukaan bumi, sedangkan agradasi menyebabkan kenaikan permukaan bumi.
sumber:
ums. KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG PROPINSI JAWA TENGAH. http://eprints.ums.ac.id/27167/2/04._BAB_I.pdf .(28 Agustus 2020).
Pratomo,Adirfan. Geomorfologi. https://www.academia.edu/6207884/Geomorfologi. (28 Agustus 2020).