Mahasiswa S1 & S2 Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah sebagai Presenter pada ICECED

Mahasiswa S1 dan S2 Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah menjadi Presenter pada 3rd INTERNASIONAL CONFERENCE ON EARLY CHILDHOOD EDUCATION (ICECED)

The 3rd International Conference on Early Childhood Education (ICECED) dihelat di Anjongan Mon Mata, Banda Aceh, Indonesia pada Tanggal 22-23 November 2019.  Acara ini terselenggara berkat kerjasama PKK Aceh, Unsyiah dan Sultan Idris Education University, Malaysia. Kali ini, tema yang diangkat adalah "the importance of STEM Learning in Early Years of Education: Practice dan Pedagogies. Kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi guru-guru, terutama guru paud dan TK, agar kreatif dan inovatif  dalam mengajar sehingga terbentuk siswa yang berkarakter, memiliki rasa ingin tahu, dan daya juang tinggi agar dapat bersaing kelak di era revolusi industri 4.0

Secara resmi, acara tersebut dibuka oleh Plt. Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah. Dalam sambutannya Ia menyampaikan, “…kita akan meraih masa keemasan Indonesia Emas pada tahun 2045. Harapannya, pada saat itu kita bisa meraih generasi emas, setelah bonusnya pada tahun 2030 sampai 2035.” Ia juga menegaskan pentingnya peran para guru paud dalam mencetak generasi emas Indonesia.

Kegiatan dilanjutkan dengan seminar dan workshop yang diisi oleh peneliti dari seluruh Indonesia, yang berasal dari berbagai latar belakang. Pakar pendidikan, guru, dosen, mahasiswa, dokter dan psikolog turut andil menyampaikan temuan-temuan dan inovasi mereka dalam menerapkan STEM dan kendala apa saja yang mereka jumpai. Forum juga menekankan pentingnya kesadaran dari seluruh pihak.

Ibu Dr. Rahmah Johar sebagai penggerak STEM di Unsyiah memacu mahasiswa Prodi S1 maupun S2 Pendidikan Matematika untuk berpartisipasi sebagai presenter dalam ICECED, sehingga kedua mahasiswa yaitu Fatma Salinda dan T. Julizal, S.Pd berkesempatan menyampaikan hasil penelitian mereka berkaitan dengan STEM.

Fatma Salinda, mahasiswa S1 Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah, memaparkan tentang Inisiatif Siswa selama Pembelajaran melalui STEM. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 6 Banda Aceh, bersama dengan tim peniliti, yaitu Ibu Dr. Rahmah Johar dan Ibu Dr. Cut Morina Zubainur. Selama ini guru mengajarkan materi yang berkaitan dengan skala dengan cara memberikan latihan kepada siswa menggunakan rumus yaitu skala adalah jarak pada peta dibagi dengan jarak sesungguhnya. Melalui STEM materi ini bisa dikemas menjadi aktivitas yang menarik dan bermanfaat untuk masyarakat, yaitu siswa diminta merancang rumah idamana dengan bantuan Google SketchUp. Kegiatan berbasis STEM ini dapat mengembangkan keterampilan di zaman globaliasi, salah satunya keterampilan dalam berinisiatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Inisiatif siswa meningkat terlihat dari peningkatan jumlah indikator yang terpenuhi oleh siswa, jelas Fatma Salinda sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran STEM ini selain memberikan pengalaman baru kepada siswa, juga mengajak siswa untuk aktif berdiskusi dengan berbagai Inisiatif dari anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas yang berbasis Proyek. Begitu tutup Mahasiswa Pendidikan Matematika.

Teuku Julizal, S. Pd mahasiswa Magister (S2) Pendidikan Matematika Unsyiah, menyampaikan dalam presentasinya, penerapan pembelajaran dengan  pendekatan STEM sangat penting dilakukan oleh guru Indonesia khususnya guru yang ada di aceh, untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kritis siswa. T Julizal yang didampingi oleh Devi Arhami Putri, membagikan pengalamannya dalam menerapkan STEM di SMK Negeri 1 Panga Kabupaten Aceh Jaya. Siswa diminta membuat donkrak pneumatik untuk mengatasi masalah petani sawit dalam mengangkut sawit ke dalam truk. Kelapa sawit merupakan komuditi terbesar di kabupaten tersebut. Selama ini masyarakat mengangkatnya dengan konvensional, sehingga dengan adanya inovasi seperti ini ia berharap kedepannya masyarakat mengaplikasikan konsep dari "dongkrak pneumatik" ini dalam aktivitas sehari-hari. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa STEM dapat meningkatkan kreativitas, inovasi, dan proses berfikir kritis siswa.

Siswa juga memberikan respon bahwa matematika itu sangat dekat dengan kehidupan nyata.  Setelah lulus siswa tersebut benar-benar siap dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. tutup mahasiswa pasca sarjana pendidikan matematika Unsyiah ini.

Prof. Dr. Rahmah Johar, M.Pd.