Materi Pengantar
MENGENAL PHYTAGORAS
Dalil phytagoras sering dikenal dengan istilah Teorema phytagoras (pitagoras). Kalimat pythagoras pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita, karena sejak SD ketika pembelajaran matematika pasti kita tidak ketinggalan untuk mempelajari pytagoras. Rumus phytagoras merupakan rumus yang ditemukan oleh ilmuwan yunani yang bernama Pythagoras.
Pengertian dari teorema pythagoras atau dalil phytagoras yaitu berbunyi :
Sisi miring atau sisi terpanjang dalam segitiga siku – siku sama dengan kuadrat sisi – sisi lainnya.
TUGAS !
Coba carilah salah satu contoh penggunaan Teorema Phytagoras dalam kehidupan sehari-hari, kemudian kirim di Grup WA hasil temuanmu. Jangan Lupa Tulis nama dan Kelas yaaa... !
Selamat Belajar ~~~
Memeriksa Kebenaran Teorema Phytagoras
PEMBUKTIAN TEOREMA PHYTAGORAS
Teorema Pythagoras berbunyi pada suatu segitiga siku-siku berlaku sisi miring kuadrat sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya. Secara umum, jika segitiga ABC siku-siku di C maka teorema Pythagoras dapat dinyatakan : AB² = AC² + BC²
Teorema Pythagoras ini adalah teorema yang sangat terkenal. Teorema ini akan sering digunakan dalam menghitung luas bangun datar. Selain digunakan dalam perhitungan pada bangun datar, perhitungan pada dimensi 3 atau yang lain juga sering menggunakan teorema Pythagoras. Banyak buku-buku menuliskan teorema ini sebagai . Dengan c adalah sisi miring.
Bukti dari teorema ini sangat bermacam-macam. Sangat banyak cara untuk membuktikan teorema Pythagoras ini. Di sini akan diberikan salah satu bukti teorema Pythagoras. Kebanyakan bukti teorema Pythagoras adalah pengembangan dari bukti-bukti inti (bukti-bukti dasar).
MEMBUKTIKAN TEOREMA PHYTAGORAS dengan menggunakan SEGITIGA SIKU-SIKU
Disediakan 4 buah segitiga siku-siku. Perhatikan gambar di atas. 4 segitiga di atas adalah segitiga yang sama. Mempunyai sisi-sisi a, b dan c. dan sisi c merupakan sisi miring dari segitiga tersebut. Ketiga segitiga disampingnya adalah hasil rotasi 90, 180 dan 270 derajat dari segitiga pertama.
Luas masing-masing segitiga yaitu ab/2 . Sehingga luas 4 segitiga tersebut adalah 2ab.
Segitiga-segitiga tersebut kita atur sedemikian sehingga membentung persegi dengan sisi c seperti gambar berikut.
Perhatikan gambar hasil susunan 4 segitiga tersebut. gambar tersebut membentuk sebuah persegi dengan sisi c. dan didalamnya ada persegi kecil. Panjang sisi persegi kecil tersebut adalah (b - a).
Secara langsung kita dapat menentukan luas persegi besar tersebut, yaitu c². Dan secara tidak langsung, luas persegi besar dengan sisi c tersebut adalah sama dengan luas 4 segitiga ditambah luas persegi kecil yang mempunyai sisi (b - a). Sehingga diperoleh,
c² = 2ab + ( b - a)²
c² = 2ab + b² - 2ab + a²
c² = b² + a²
===================
TUGAS !
Coba carilah Satu Pembuktian Dasar Teorema Phytagoras yang lain yang mudah kamu pahami, tulis di buku catatan kemudian Kirim Hasil Temuanmu di Grup WA, jangan lupa Tulis nama yaaa...
Selamat Belajar !
Menerapkan Teorema Phytagoras untuk Menyelesaikan Masalah
Pernahkah kamu berpikir apa manfaatnya kita mempelajari teorema Pythagoras? Suatu ilmu akan tahu manfaatnya jika ilmu tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga dengan teorema Pythagoras.
Banyak sekali permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan dalam bentuk soal cerita dan dapat diselesaikan dengan menggunakan teorema Pythagoras.
Untuk memudahkan menyelesaikan soal-soal penerapan teorema Pythagoras diperlukan bantuan gambar (sketsa). Untuk mengetahui manfaat teorema Pythagoras silahkan pelajari contoh soal di bawah ini.
CONTOH SOAL :
Seorang anak menaikkan layang-layang dengan benang yang panjangnya 250 meter. Jarak anak di tanah dengan titik yang tepat berada di bawah layang-layang adalah 70 meter. Hitunglah ketinggian layang-layang tersebut.
Penyelesaian :
==========
Untuk lebih memahami tentang materi ini, Kerjakanlan Latihan Soal di Google Classroom, dengan klik Tombol di bawah.
LATIHAN SOAL
Menentukan Jenis Segitiga
Menentukan Jenis Segitiga dengan Kebalikan Teorema Phytagoras
Kebalikan teorema Pythagoras ialah suatu cara untuk memilih jenis segitiga jika panjang sisi-sisinya diketahui. Kebalikan teorema Pythagoras dipakai untuk melihat apakah segitiga itu siku-siku, lancip, atau tumpul.
Untuk memilih jenis segitiga menurut panjang sisi-sisinya, maka kita harus memilih sisi terpanjangnya terlebih dahulu. Sisi terpanjang inilah yang kemudian kita jadikan sebagai patokan untuk memilih jenis segitiga menurut sudutnya.
Misal diberi sebuah segitiga ABC dengan a > b > c > 0 yang kita tidak tahu jenisnya apakah siku-siku, lancip, atau tumpul. Dari kondisi ini sanggup kita lihat bahwa sisi a ialah sisi terpanjang sedangkan c yaitu sisi terpendek.
Jika panjang a, b, dan c diketahui, maka untuk memeriksa jenis segitiganya kita sanggup memakai prinsip kebalikan teorema Pythagoras, yaitu:
1. Jika a2 = b2 + c2, segitiga ABC siku-siku
2. Jika a2 < b2 + c2, segitiga ABC lancip
3. Jika a2 > b2 + c2, segitiga ABC tumpul
Untuk segitiga siku-siku, kita sanggup memilih letak sikut-sikunya menurut tiga kemungkinan diberikut:
1. Jika a2 = b2 + c2, segitiga ABC siku-siku di A
2. Jika b2 = a2 + c2, segitiga ABC siku-siku di B
3. Jika c2= a2 + b2, segitiga ABC siku-siku di C
CONTOH SOAL
Diketahui segitiga ABC dengan ukuran AB = 5 cm, AC = 12 cm, dan BC = 13 cm. Tentukanlah jenis segitiga ABC tersebut.
Pembahasan :
Dik : AB = 5 cm, AC = 12 cm, dan BC = 13 cm
Dit : jenis segitiga = ... ?
Dari data yang diketahui, sanggup kita lihat bahwa sisi terpanjangnya yaitu BC yaitu 13 cm. Sebagai langkah pertama, kita tentukan kuadrat BC sebagai diberikut:
⇒ BC2 = 132
⇒ BC2 = 169
Jumlah kuadrat sisi lainnya :
⇒ AC2 + AB2 = 122 + 52
⇒ AC2 + AB2 = 144 + 25
⇒ AC2 + AB2 = 169
Dari hasil di atas, maka kita peroleh hubungan :
⇒ BC2 = AC2 + AB2
Karena BC2 = AC2 + AB2, maka segitiga ABC yaitu segitiga siku-siku. Letak siku-sikunya yaitu di titik A alasannya yaitu titik A berada di hadapan sisi terpanjang BC.
====================
Untuk lebih memahami materi di atas, Kerjakanlah Latihan Soal di Bawah ini !
LATIHAN SOAL
===================
Menemukan & Memeriksa Tripel Phytagoras
Tripel Phytagoras adalah tiga bilangan asli yang memenuhi persamaan pada Teorema Phytagoras.
Kita menguji Tripel Phytagoras dengan menguadratkan panjang Hipotenusa (sisi miring) yakni c², kemudian menghitung a² + b². Jika kedua penghitungan tersebut memiliki nilai yang sama, maka ketiga bilangan tersebut adalah Tripel Phytagoras.
Contoh :
Diketahui bilangan 3,4 dan 5. Apakah ketiga bilangan tersebut merupakan Tripel Phytagoras ?
Jawab :
sisi miring/hipotenusa = Sisi terpanjang = angka terbesar = 5
Jadi, c² = 5² = 25
Kemudian kita cek a² + b² = 3² + 4² = 9 + 16 = 25
Jadi, 5² = 3² + 4²
Sehingga, bilangan 3,4, dan 5 memenuhi persamaan Phytagoras dan merupakan pasangan bilangan tripel Phytagoras.
==========
Untuk menemukan Pasangan Bilangan Tripel Phytagoras yang lain, coba lengkapilah Tabel di bawah ini. Kemudian Foto Hasil pekerjaanmu dan kirimkan ke Classroom dengan klik Nama Kelas di bawah ini sesuai kelas masing-masing !
Menemukan Perbandingan Sisi-sisi pada Segitiga Siku-Siku Sama Kaki
Teorema Phytagoras dapat digunakan untuk melakukan penyelidikan terhadap sifat menarik dari segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku yang besar sudutnya 30º - 60º - 90º.
SEGITGA SIKU-SIKU SAMA KAKI
Salah satu dari segitiga khusus adalah segitiga sama kaki dengan besar ketiga sudutnya 45º - 45º - 90º. Setiap segitiga siku-siku sama kaki adalah setengah dari persegi. Perhatikan gambar segitiga siku-siku sama kaki di bawah ini.
Tugas Penalaran
1. Bagaimanakah hubungan Ketiga sisi pada segitiga siku-siku sama kaki ?
2. Bagaimana cara menghitung panjang sisi segitiga siku-siku sama kaki jika hanya salah satu panjang sisi segitiga yang diketahui.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, coba perhatikan penjelasan berikut !
Jadi hubungan ketiga sisi segitiga siku-siku sama kaki adalah :
Jika panjang sisi segitiga siku-siku adalah s maka panjang sisi miring adalah s√2
Perbandingan sisi dari segitiga siku-siku sama kaki adalah 1:1:√2
Dengan menggunakan hubungan di atas, kita dapat mencari panjang sisi segitiga siku-siku sama kaki jika hanya salah satu panjang sisi segitiga yang diketahui.
=========
Untuk lebih memahami materi pertemuan ini, Kerjakanlah Latihan Soal Berikut !
Salah satu jenis segitiga yang kita kenal adalah segitiga yang setiap sudutnya memiliki sudut 30, 60 dan 90 derajat. Segitiga ini memiliki sifat yang spesial dari yang lain misal untuk mencari perbandingan sudutnya saja kita dapat menggunakan pola. Bagaimanankah kita dapat mencari hubungan panjang ketiga sisi pada segitiga ini ?.
Kita dapat menentukan hubungannya dengan mudah untuk menentukan panjang salah satu sisi segitiga siku-siku yang bersudut 30-60-90 derajat meski hanya diketahui salah satunya saja. Kita bisa menemukannya dengan menggunakan theorema pythagoras sama seperti segitiga siku-siku lainnya untuk memahaminya perhatikan segitiga dan sifat-sifat berikut ini.
Misalkan segitiga ABC adalah segitiga sama sisi. Garis CD adalah garis simetris segitiga ABC.
Berapakah besar sudut segitiga ABC ? pastinya setiap segitiga memiliki sudut 180⁰.
Berapa besar sudut ACD, ADC, BCD, BDC ? Pertama sudut ACD adalah sudut 30⁰ karena segitiga sama sisi memiliki sudut 60⁰ semuannya jadi tinggal dibagi menjadi 2. Kedua, sudut ADC adalah sudut siku-siku atau 90⁰ karena membagi garis lurus (180⁰). Ketiga, sudut BCD sama dengan sudut ACD dan sudut BDC sama dengan sudut ADC.
Bagaimana dengan panjang garis AD dan BD ? Panjang garis AD dan BD adalah sama karena berada pada garis alas pada segitiga sama sisi.
Berapakah perbandingan panjang sisi BD dan AB? Berapakah perbandingan sisi BD dan BC ? Perbandingan panjang sisi BD dan AB adalah 1 : 2 karena BD adalah setengah dari AB dan perbandingan BD dan BC adalah 1 : 2 karena panjang BC sama dengan AB (segitiga sama sisi)
Jika diketahui pada segitiga BDC, panjang BC = 20 cm, tentukan panjang BD dan CD ? panjang BD adalah setengah dari BC yaitu 10 cm karena BC = AB (segitiga sama sisi) dan panjang CD adalah menggunakan sifat pytagoras yaitu
KESIMPULAN MATERI :
Sifat sifat dari segitiga yang memiliki 30⁰, 60⁰, dan 90⁰ yaitu Jika diberikan segitiga siku siku ABC dengan besar sudut 30⁰, 60⁰, dan 90⁰ dengan panjang sisi AB yang terpendek adalah a, maka rasio AB : BC : AC adalah a : a√3 : 2a .
Perbandingan segitiga siku-siku yang mempunyai sudut 30° , 60° dan 90⁰ adalah alas : tinggi : hipotenusa = 1 : √3 : 2
=====
CONTOH SOAL
PENYELESAIAN
KERJAKAN ULANGAN HARIAN 1 DENGAN KLIK LINK DI BAWAH.
BATAS WAKTU MENGERJAKAN SAMPAI DENGAN JAM 10 MALAM.
CEK SKOR SETELAH MENGERJAKAN. JIKA SKOR KURANG DARI 80, MAKA LANGSUNG KERJAKAN REMEDIAL DENGAN MASUK KE MENU REMEDIAL, DAN KERJAKAN SOAL YANG SALAH DALAM BENTUK ESSAY.
SELAMAT MENGERJAKAN.
Materi tentang lingkaran telah kalian pelajari ketika masih SD. Di kelas VIII ini akan dipelajari lebih banyak tentang materi lingkaran. Banyak hal yang akan dipelajari pada bab tentang lingkaran. Sebelum mempelajari lebih jauh Bab Lingkaran, mari mengenal lebih dulu “apa itu lingkaran?”. Untuk mengenal lingkaran, mari amati gambar-gambar yang menunjukkan lingkaran dan bukan lingkaran berikut.
Dari gambar di atas, dapat kita simpulkan sbb :
Lingkaran merupakan salah satu kurva tutup sederhana yang membagi bidang menjadi dua bagian, yaitu bagian dalam dan bagian luar lingkaran.
jarak titik (r) terhadap titik pusat O pada lingkaran memiliki nilai yang sama (r1=r2=r3=r4)
Selain titik pusat dan jari-jari, masih banyak istilah yang berkaitan dengan lingkaran yang akan kita pelajari pada BAB ini. Dengan pemahaman tentang istilah-istilah tersebut kalian bisa memecahkan berbagai masalah yang terkait dengan lingkaran.
Bentuk-bentuk lingkaran banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini merupakan salah satu contoh masalah sehari-hari yang berkaitan dengan lingkaran.
==========
TUGAS
Gambar di bawah ini adalah foto salah satu peninggalan sejarah, yaitu stonehenge yang berada di Inggris. Seorang arkeolog menduga, bentuk utuh stonehenge adalah lingkaran. Namun dia tidak bisa menentukan berapakah jari-jari lingkaran dari susunan stonehenge, karena bentuknya hanya berupa busur. Andaikan kalian menjadi penemu tersebut, apa yang kalian lakukan untuk menentukan posisi titk pusat stonehenge dan membuat sketsa lingkaran.
A. Unsur-unsur Lingkaran yang Berupa Garis dan Ciri-cirinya
BUSUR
Ciri-ciri
1. Berupa kurva lengkung.
2. Berhimpit dengan lingkaran.
3. Jika kurang dari setengah lingkaran (sudut pusat < 180⁰) disebut busur minor.
4. Jika lebih dari setengah lingkaran (sudut pusat > 180⁰) disebut busur mayor.
5. Busur setengah lingkaran berukuran sudut pusat = 180⁰
Keterangan :
Untuk selanjutnya, jika tidak disebutkan mayor atau minor, maka yang dimaksud adalah minor.
JARI-JARI
Ciri-ciri
1. Berupa ruas garis.
2. Menghubungkan titik pada lingkaran dengan titik pusat.
DIAMETER
Ciri-Ciri :
1. Berupa ruas garis
2. Menghubungkan dua titik pada lingkaran.
3. Melalui titik pusat lingkaran.
TALI BUSUR
Ciri-ciri :
1. Berupa ruas garis.
2. Menghubungkan dua titik pada lingkaran.
APOTEMA
Ciri-ciri :
1. Berupa ruas garis.
2. Menghubungkan titik pusat dengan satu titik di tali busur.
3. Tegak lurus dengan tali busur.
B. Unsur-unsur Lingkaran yang Berupa Luasan serta Ciri-cirinya
JURING
Ciri-ciri :
1. Berupa daerah di dalam lingkaran.
2. Dibatasi oleh dua jari-jari dan satu busur lingkaran.
3. Jari-jari yang membatasi memuat titik ujung busur lingkaran.
TEMBERENG
Ciri-ciri :
1. Berupa daerah di dalam lingkaran.
2. Dibatasi oleh tali busur dan busur lingkaran.
Selain istilah yang disajikan, ada satu istilah lagi yang erat kaitannya dengan lingkaran, yaitu sudut pusat. Perhatikan gambar dan ciri-cirinya berikut.
SUDUT PUSAT
Ciri-ciri
1. Terbentuk dari dua sinar garis (kaki sudut).
2. Kaki sudut berhimpit dengan jari-jari lingkaran.
3. Titik sudut berhimpit dengan titik pusat lingkaran.
Pada gambar di bawah ini sudut pusat AOB ditulis “∠AOB” atau “α”, sudut pusat JPG ditulis “∠JPG” atau “β”, dan sudut pusat KQJ ditulis “∠KQJ” atau “θ”.
Keterangan: Untuk istilah busur, juring, tembereng, maupun sudut, jika tidak disebutkan secara spesifik minor atau mayor, maka kita sepakati minor.
=======
TUGAS PENALARAN
Berikan tanggapan (Ya atau Tidak) terhadap pernyatan nomor 1 - 5 berikut serta berikan alasan kalian.
Sudut pusat adalah sudut terkecil yang dibentuk oleh pusat lingkaran dan dua titik yang terletak pada busur lingkaran.
Sudut keliling adalah sudut yang kaki sudutnya berhimpit dengan tali busur, dan titik pusatnya berhimpit dengan suatu titik pada lingkaran.
Hubungan Besar Sudut Pusat dan Sudut Keliling
Besar sudut pusat dan sudut keliling yang menghadap busur yang sama memiliki hubungan. Jadi, jika suatu besar sudut pusat diketahui, maka sudut keliling yang menghadap busur yang sama juga dapat diketahui.
Perhatikan gambar di bawah!
Dapat disimpulkan hubungan antara sudut pusat dengan sudut keliling adalah sbb :
Besar sudut pusat adalah dua kali besar sudut keliling yang menghadap busur yang sama ⇨ ∠AOB = 2 × ∠ACB
Besar sudut keliling adalah setengah dari besar sudut pusat yang menghadap busur yang sama ⇨ ∠ACB = ½ ∠AOB
Besar sudut keliling yang menghadap busur yang sama adalah sama.
Jumlah dari sudut keliling yang saling berhadapan adalah 180⁰
CONTOH SOAL
=======
Untuk Lebih memahami materi ini, kerjakanlah latihan soal berikut !
2. Perhatikan gambar di bawah ini. Jika O adalah titik pusat, Besar sudut ABC adalah ...
Busur lingkaran adalah segmen garis yang terletak pada keliling lingkaran yang merupakan bagian dari lingkaran. Segmen garis tersebut dibatasi oleh dua titik. Panjang busur lingkaran berbanding lurus dengan besar sudut yang dibentuk oleh titik pusat lingkaran dan kedua titik yang membatasi segmen garis tersebut.
Juring lingkaran adalah luas daerah yang dibatasi oleh dua buah jari-jari dan busur lingkaran. Seperti panjang busur, luas juring lingkaran berbanding lurus dengan besar sudut yang dibentuk oleh kedua jari-jari (sudut pusat).
Perhatikan gambar di bawah!
Segmen garis AB, MN, dan KL adalah busur lingkaran, sedangkan daerah yang dibatasi oleh OAB, OMN, dan OKL adalah juring lingkaran.
CONTOH SOAL
Perhatikan gambar di bawah ini !
Titik O pada gambar di atas adalah pusat lingkaran.
a. Panjang busur kecil AB adalah ...
b. Luas juring OAB adalah . . . .
PEMBAHASAN
a. Panjang busur kecil AB
b. Luas juring OAB
=========
TIDAK ADA TUGAS UNTUK PERTEMUAN INI
Harap pahami materi dan contoh soal di atas.
Selamat Belajar
Lingkaran dan garis singgungnya sering dijumpai di sekitar kita. Rantai sepeda dapat dianalogikan sebagai garis singgung lingkaran, dalam hal ini yang menjadi lingkarannya adalah gear sepeda. Jadi, apakah yang dimaksud dengan garis singgung lingkaran? Sebelum menjelaskan pengertian tentang garis singgung lingkaran, perhatikan gambar berikut.
Apakah perbedaan antara garis k, l, dan m? Ya! Garis k tidak memotong lingkaran O, garis l memotong lingkaran O pada 2 titik, sedangkan garis m memotong lingkaran O tepat di satu titik. Garis m tersebut disebut garis singgung lingkaran O.
Garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong lingkaran tepat di satu titik.
Sifat-sifat Garis Singgung Lingkaran
Garis singgung lingkaran memiliki beberapa sifat yang merupakan akibat dari definisi di atas. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut:
Garis singgung lingkaran tegak lurus dengan diameter lingkaran yang melalui titik singgungnya. Titik singgung adalah titik perpotongan garis singgung dengan lingkaran.
Melalui suatu titik pada lingkaran hanya dapat dibuat satu dan hanya satu garis singgung pada lingkaran.
Melalui suatu titik di luar lingkaran dapat dibuat dua garis singgung lingkaran.
Apabila dua garis singgung berpotongan pada suatu titik di luar lingkaran, maka jarak antara titik potong tersebut dengan titik-titik singgung kedua garis singgung tersebut sama.
PAHAMILAH MATERI DI ATAS.
TIDAK ADA TUGAS UNTUK PERTEMUAN INI.
Selamat Belajar
Garis singgung persekutuan luar adalah garis singgung persekutuan yang berada di bagian luar dua buah lingkaran.
Perhatikan gambar berikut !
Berdasarkan gambar diatas, maka kita dapat memperoleh :
jari-jari lingkaran yang berpusat di P = R
jari-jari lingkaran yang berpusat di Q = r
panjang garis singgung persekutuan luar adalah AB
jarak titik pusat kedua lingakaran yaitu PQ = p
Misalnya garis AB kita geser sejajar ke bawah sejauh BQ maka diperoleh garis SQ. Selanjutnya garis AB sejajar SQ, sehingga ∠PSQ = ∠PAB = 90º (sehadap).
Kemudian perhatikan segi empat ABQS maka kita peroleh garis AB//SQ, AS//BQ, dan ∠PSQ = ∠PAB =90º. Karena segitiga PQS siku-siku di S, maka berlaku :
Dikarenakan QS = AB = Garis Singgung Persekutuan Luar (GSPL), sehingga rumus panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah :
GSPL² = p² - (R - r)²
dimana
p = jarak kedua titik pusat
R = jari - jari lingkaran yang lebih besar.
r = jari - jari lingkaran yang lebih kecil.
Contoh Soal :
Diketahui dua buah lingkaran dengan pusat A dan B, dengan panjang jari-jari masing-masing 7 cm dan 2 cm. Jika jarak AB = 13 cm, maka panjang garis singgung persekutuan luar kedua lingkaran tersebut adalah...
Jawab :
Diketahui :
R = 7 cm
r = 2 cm
p = 13 cm
Ditanyakan : GSPL = ...?
Penyelesaian :
GSPL² = p² - (R - r)²
GSPL² = 13² - (7 - 2)²
GSPL² = 169 - 5²
GSPL² = 169 - 25
GSPL² = 144
GSPL = √144
GSPL = 12 cm.
Jadi garis singgung persekutuan luar dua lingkaran tersebut adalah 12 cm.
========
Untuk lebih memahami materi ini, kerjakanlah Latihan soal berikut !
LATIHAN SOAL
Diketahui dua buah lingkaran dengan pusat M dan N, dengan panjang jari-jari masing-masing 25 cm dan 10 cm. Jika jarak MN = 17 cm, Tentukan panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran tersebut !
Kerjakan di bukumu, kemudian kirim ke Classroom dengan klik pada kelas masing-masing di bawah ini.
KIRIM JAWABAN
Selamat Belajar
Garis singgung persekutuan dalam adalah panjang ruas garis yang dibentuk oleh titik-titik singgung lingkaran dengan garis singgung persekutuan dalam
Perhatikan Gambar Berikut !
Berdasarkan gambar diatas, terdapat dua buah lingkaran L1 dan L2 yang berpusat di P dan Q serta berjari-jari R dan r. Maka berdasarkan gambar kita dapat memperoleh sebagai berikut :
Jari-jari lingkaran yang berpusat di P=R
jari-jari lingkaran yang berpusat di Q = r
panjang garis singgung persekutuan dalam (GSPD) adalah AB
jarak titik pusat kedua lingkaran adalah PQ = p
Jika garis AB digeser sejajar ke atas sejauh BQ maka diperoleh garis SQ. Garis SQ sejajar dengan AB, maka ∠PSQ = ∠PAB = 90º (sehadap). Selanjutnya perhatikanlah segi empat ABQS.
Garis AB//SQ, AS//BQ, dan ∠PSQ = ∠PAB = 90º. Maka kita dapat simpulkan jika segi empat ABQS adalah persegi panjang dengan panjang AB = GSPD dan lebar BQ = r.
Selanjutnya perhatikanlah segitiga PQS, dimana ΔPQS siku-siku di titik S. Menggunakan teorema pythagoras kita dapat memperoleh : QS² = PQ² – PS²
Dikarenakan panjang QS = AB, sehingga rumus garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran (GSPD) menjadi :
GSPD² = p² - (R + r)²
dimana
GSPD = Garis Singgung Persekutuan Dalam
p = jarak kedua titik pusat
R = jari - jari lingkaran yang lebih besar.
r = jari - jari lingkaran yang lebih kecil.
***
Agar lebih memahami cara mengitung garis singgung persektuan dalam dua lingkaran perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal
Berdasarkan gambar diatas, panjang jari-jari MA = 5 cm dan panjang jari-jari NB = 4 cm, serta panjang MN = 15 cm. Hitunglah panjang garis singgung persekutuan dalamnya?
Jawab :
Diket :
MA = R = 5 cm
NB = r = 4 cm
MN = p = 15 cm
Dit : AB = GSPD = ... ?
Penyelesaian :
GSPD² = p² - (R + r)²
GSPD² = 15² - (5 + 4)²
GSPD² = 225 - (9)²
GSPD² = 225 - 81
GSPD² = 144
GSPD = √144
GSPD = 12 cm
Jadi panjang Garis Singgung Persektuan Dalam (Garis AB) adalah 12 cm.
=============
LATIHAN SOAL
Diketahui dua buah lingkaran dengan pusat M dan N, dengan panjang jari-jari berturut-turut adalah 10 cm dan 5 cm. Jika jarak titik M dan N adalah 17 cm. Tentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran tersebut !
Kerjakan dibukumu, kemudian kirimkan ke Classroom dengan klik kelas masing-masing di bawah ini !
KIRIM TUGAS
Selamat Belajar
KERJAKAN ULANGAN HARIAN 2 DENGAN KLIK LINK DI BAWAH.
BATAS WAKTU MENGERJAKAN ULANGAN HARIAN SAMPAI DENGAN JAM 10 MALAM.
SETELAH MENGERJAKAN
CEK SKOR DAN CATAT NOMOR YANG SALAH DAN JAWABAN YANG BENAR
JIKA SKOR KURANG DARI 72, MAKA LANGSUNG KERJAKAN REMEDIAL
MASUK KE MENU REMEDIAL PADA WEBSITE & KERJAKAN REMEDIAL 2
SELAMAT MENGERJAKAN.
Seperti yang kita ketahui, bangun ruang banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari, seperti pada bentuk lemari yang menyerupai balok, bentuk dadu yang menyerupai kubus, bentuk piramida yang menyerupai limas, dsb.
PENGERTIAN
Bangun ruang adalah bangun dalam matematika yang memiliki volume / isi. Bangun ruang disusun oleh tiga komponen, yaitu sisi, rusuk, dan titik sudut. Bangun ruang disebut juga sebagai bangun tiga dimensi. Bangun ruang digolongkan menjadi dua bagian, yaitu bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung.
Bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang yang memiliki sisi berbentuk datar (bukan sisi lengkung). Bangun ruang sisi datar meliputi kubus, balok, limas, dan prisma.
BAGIAN-BAGIAN BANGUN RUANG
Bidang sisi : yakni bidang/sisi pada bangun ruang yang membatasi wilayah antara ruang satu dengan ruangan lainnya.
Rusuk : yakni pertemuan dua sisi pada bangun datar yang tampak sebagai ruas garis.
Titik sudut : yakni titik hasil pertemuan dua rusuk atau lebih pada sebuah bangun ruang.
Diagonal sisi : yakni garis yang merupakan diagonal dari sisi pada bangun ruang tersebut.
Diagonal ruang : yakni garis yang merupakan diagonal dari sebuah bidang diagonal.
Bidang diagonal : yakni bidang datar yang terbentuk dari diagonal sisi dan rusuk
=========
TUGAS
Coba carilah di sekelilingmu benda-benda yang merupakan bangun ruang sisi datar, foto kemudian kirimkan foto benda temuanmu di grup WA dengan format :
<FOTO BENDA>
Nama Siswa :
Nama Benda :
Bangun Ruang Sisi Datar :
Contoh :
<FOTO BENDA>
Nama : Santi
Nama Benda : Lemari
Bangun Ruang Sisi Datar : Balok
Selamat Belajar
Luas permukaan suatu bangun ruang dapat dicari dengan cara menjumlahkan luas dari bidang-bidang yang menyusun bangun ruang tersebut. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan banyaknya bidang dan bentuk masing-masing bidang pada suatu bangun ruang.
1. LUAS PERMUKAAN BALOK
Perhatikan Gambar di bawah ini !
Jika kita mempunyai balok seperti gambar di atas, maka:
Luas permukaan = luas bidang SWVR + luas bidang SRQP + luas bidang PQUT + luas bidang TUVW + luas bidang TPSW + luas bidang QUVR
= (p×t) + (p×l) + (p×t) + (p×l) + (l×t) + (l×t)
= 2 (p × l) + 2 (p × t) + 2 (l × t)
= 2 [(p × l) + (p × t) + (l × t)] (sifat distributif)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika sebuah balok mempunyai ukuran rusuk panjang p, lebar l, dan tinggi t, maka berlaku rumus:
LP Balok = 2 [(p × l) + (p × t) + (l × t)]
CONTOH
Sebuah balok berukuran panjang 23 cm, lebar 19 cm, dan tinggi 8 cm. Hitunglah luas permukaan balok tersebut!
Jawab :
Diketahui : p = 23 cm, l = 19 cm, t = 8 cm
Ditanyakan : LP Balok : ...?
Penyelesaian:
LP Balok = 2 [(p × l) + (p × t) + (l × t)]
LP Balok = 2 [(23 × 19) + (23 × 8) + (19 × 8)] cm²
LP Balok = 2 [437 + 184 + 152] cm²
LP Balok = 2 [773] cm²
LP Balok = 1.546 cm²
2. LUAS PERMUKAAN KUBUS
Jaring-jaring kubus terdiri atas enam buah persegi. Perhatikan gambar berikut !
CONTOH
Jika panjang rusuk sebuah kubus adalah 23 cm. Hitunglah luas permukaan kubus tersebut !
Jawab :
Diketahui : s = 23 cm
Ditanyakan : LP Kubus = ...?
Penyelesaian :
LP Kubus = 6s²
LP Kubus = 6 × 23² cm
LP Kubus = 6 × 529 cm²
LP Kubus = 3.174 cm²
=========================
SILAHKAN CATAT MATERI DI ATAS, dan KIRIMKAN FOTO CATATANMU KE GRUP WA sebagai BUKTI telah MENCATAT MATERI.
Selamat Belajar
1. LUAS PERMUKAAN PRISMA
Menghitung luas permukaan prisma tidak sama seperti menghitung luas permukaan balok maupun menghitung luas permukaan kubus, di mana pada luas permukaan balok dan kubus sudah ada rumusnya yang mudah diingat. Akan tetapi, untuk menghitung luas permukaan prisma kita harus tentukan terlebih dahulu jenis prisma (bentuk prisma) yang akan dihitung luas permukaannya.
Akan tetapi, dalam menentukan luas permukaan prisma, sama caranya seperti menentukan luas permukaan balok dan kubus, yaitu dengan menggunakan jaring-jaringnya. Luas permukaan prisma juga dapat ditentukan dengan menggunakan jaring-jaring prisma.
Perhatikan contoh gambar Prisma Tegak Segitiga di bawah ini !
Dari prisma segitiga di atas dapat dibuat jaring-jaring prisma segitiga seperti gambar di bawah ini.
Dari gambar jaring-jaring prisma tegak segitiga di atas terlihat bahwa prisma tegak segitiga ABC.DEF memiliki sepasang segitiga yang identik dan tiga buah persegipanjang sebagai sisi tegak. Dengan demikian, luas permukaan prisma segitiga tersebut adalah:
L. permukaan = L.ΔABC + L.ΔDEF + L.EDAB + L.DFCA + L.FEBC
L. permukaan = 2 · L.ΔABC + L.EDBA + L.DFAC + L.FEBC
L. permukaan = (2 · luas alas) + (jumlah luas bidang tegak)
Jumlah luas bidang tegak dapat dicari dengan cara mengalikan keliling alas dengan tinggi prisma, yakni:
L.bidang tegak = keliling alas x tinggi
Maka, secara umum luas permukaan prisma dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
LP Prisma = 2 x luas alas + keliling alas x tinggi prisma
LP Prisma = (2 x L.a( + (K.a x t)
***
CONTOH SOAL
Iwan mendapatkan sebuah barang berbentuk prisma segitiga milik temannya. Namun, sebelum dikembalikan ia mencoba mengukur prisma tersebut. Alas sebuah prisma berbentuk segitiga siku siku dengan panjang sisi 8 cm , 15 cm , dan 17 cm. Jika tinggi prisma 25 cm , maka berapa luas permukaanya?
Jawab :
Diketahui :
panjang sisi segitiga = 8 cm, 15 cm , dan 17 cm.
t. prisma = 25 cm
Ditanyakan : LP Prisma : ...?
Penyelesaian :
LP Prisma = (2 x L.a) + (K.a x t)
LP Prisma = (2 x 1/2 x 8 x 15) + ((8+15+17) x 25)
LP Prisma = (2 x 60) + (40 x 25)
LP Prisma = 120 + 1000
LP Prisma = 1120 cm²
Jadi Luas Permukaan Prisma tersebut adalah 1.120 cm²
2. LUAS PERMUKAAN LIMAS
Perhatikan gambar di bawah ini !
Berdasarkan gambar diatas, gambar (a) menunjukan limas segi empat T.ABCD dimana alasnya berbentuk persegi panjang. Dan selanjutnya gambar sebelahnya atau gambar (b) menunjukkan jaring-jaring limas segi empat tersebut. Seperti pada menentukan luas permukaan prisma dalam artikel sebelumnya, dalam menentukan luas permukaan limas caranya juga dengan menentukan luas jaring-jaring limas tersebut, sehingga :
Luas permukaan limas = luas persegi ABCD + luas Δ TAB + luas Δ TBC + luas Δ TCD + luas Δ TAD
Luas permukaan limas = luas alas + jumlah luas seluruh sisi tegak
Maka secara umum kita dapat menyimpulkan rumus luas permukaan limas sebagai berikut :
Luas permukaan limas = luas alas + jumlah luas seluruh sisi tegak
LP. Limas = L.a + Jumlah Luas Seluruh Sisi Tegak
***
CONTOH SOAL
Jika diketahui sebuah limas T.ABCD memiliki alas berbentuk persegi dengan panjang rusuk 10 cm, serta tinggi limas tersebut adalah 12 cm. Hitunglah berapa luas permukaan limas T.ABCD ?
Jawab :
Diket : rusuk alas : 10 cm, tinggi limas : 12 cm
Luas permukaan limas ?
Penyelesaian :
Luas alas limas = Luas persegi ABCD
Luas alas limas = 10 × 10
Luas alas limas = 100 cm²
Panjang EF = ½ AB = ½ × 10 = 5 cm
Perhatikanlah gambar limas T.ABCD diatas, karena Δ TEF siku-siku maka berlaku teorema phytagoras, maka :
TF² = TE² + EF²
TF² = 12² + 5²
TF² = 144 + 25
TF² = 169
TF = √169
TF = 13 cm
Luas segitiga TAB = luas segitiga TBC = luas segitiga TCD = luas segitiga TAD
Luas segitga TBC = ½ × 10 × 13
Luas segitiga TBC = 65 cm²
Sehingga,
LP Limas = luas persegi ABCD + (4×luas Δ TAB)
LP Limas = 100 + (4×65)
LP Limas = 360 sm²
======
CATAT dan PELAJARILAH MATERI DI ATAS.
KIRIMKAN FOTO CATATANMU DI GRUP WA MATEMATIKA sebagai BUKTI TELAH MENCATAT MATERI.
Selamat Belajar
Volume atau bisa juga disebut kapasitas adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek itu bisa berupa benda yang beraturan ataupun benda yang tidak beraturan. Benda yang beraturan misalnya kubus, balok, silinder, limas, kerucut, dan bola.
1.Volume Balok
Untuk menghitung volume balok, kita harus membandingkannya dengan satuan pokok volume bangun ruang. Contohnya volume kubus yang memiliki panjang rusuk 1 satuan, sehingga volume kubus satuan ini adalah 1 cm³.
Perhatikan gambar berikut!
Balok pada gambar (a) merupakan balok yang tersusun atas dua lapis dimana setiap lapis terdiri dari 10 kubus satuan. Banyak kubus satuan pada balok tersebut adalah 5 × 2 × 2 = 20 kubus satuan.
Karena satu kubus satuan bernilai 1 cm3, maka volume balok tersebut adalah 20 cm3. Cobalah kamu buat susunan balok yang lainnya seperti gambar (a) dengan ukuran balok yang berbeda-beda.
Berdasarkan uraian di atas, secara umum, jika balok dengan ukuran rusuk panjang = p, lebar = l, dan tinggi = t, seperti terlihat pada gambar (b), maka volume balok tersebut adalah:
Volume Balok = panjang × lebar × tinggi
Volume Balok = p × l × t
2. Volume Kubus
Untuk menentukan rumus volume kubus dapat diturunkan dari rumus volume balok. Karena kubus merupakan balok khusus yang ukuran panjang, lebar, dan tingginya sama, maka volume kubus yang panjang rusuknya s adalah:
Volume = p × l × t
Volume = s × s × s
Volume = s3
Maka untuk setiap kubus dengan rusuk s, berlaku rumus:
Volume Kubus = s3
CONTOH SOAL :
1. Hitunglah volume balok yang berukuran panjang 29 cm, lebar 12 cm, dan tinggi 8 cm !
Jawab :
Diketahui : p = 29, l = 12 cm , t = 8cm
Ditanyakan : Volume Balok : ...?
Penyelesaian :
V. Balok = p × l × t
V. Balok = 29 × 12 × 8
V. Balok = 2.784 cm3
Jadi Volume Balok tersebut adalah : 2784 cm3
2. Jika luas alas sebuah kubus 169 cm2, hitunglah volume kubus tersebut !
Jawab :
Diketahui L.alas Kubus = 169 cm2
Ditanyakan : Volume Kubus : ...?
Penyelesaian :
(Untuk mencari Volume Kubus, terlebih dahulu kita cari panjang sisi kabus dari Luas alas)
L.alas Kubus = s2
169 = s2
√169 = s2
s = 13 cm
V. Kubus = s3
V. Kubus = 133
V. Kubus = 2.197 cm3
Jadi Volume Kubus tsb. adalah 2.197 cm3
========
TUGAS !
Sebuah bak mandi berbentuk balok yang berukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 50 cm. Hitunglah volume air pada bak tersebut jika diisi dengan penuh !
Sebuah Kubus memiliki Luas permukaan 384 cm². Hitunglah Volume Kubus tersebut !
KIRIMKAN JAWABANMU DI CLASSROOM DENGAN KLIK KELAS MASING-MASING DI BAWAH INI.
Selamat Belajar
VOLUME PRISMA
Kita ketahui bahwa balok merupakan salah satu contoh prisma tegak segi empat. Untuk menentukan rumus volume prisma, dapat menggunakan analogi setengah volume balok. Sekarang perhatikan bangun ruang balok ABCD.EFGH di bawah ini.
Jika balok di atas di potong pada bidang diagonal FH, maka akan terbentuk dua bangun ruang prisma tegak segitiga siku-siku, seperti pada gambar (b).
Sekarang kita fokuskan pada salah satu prisma tegak segitiga siku-siku di atas. Perhatikan gambar prisma segitiga ABD.EFH pada gambar (c).
Dari gambar di atas dapat diperoleh, volume prisma tegak segitiga siku-siku di atas adalah setengah kali volume balok, maka:
Prisma BCD.FGH = ½ × V. balok ABCD.EFGH
Prisma BCD.FGH = ½ × (p × l × t)
Prisma BCD.FGH = (½ × p × l) × t
Dalam hal ini luas alas prisma tersebut berbentuk segitiga siku-siku dengan luas alas yakni:
Luas alas = ½ × p × l
Maka volume prisma tegak segitiga siku-siku di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Prisma BCD.FGH = luas alas × tinggi
Jadi, volume prisma secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut, yakni:
Volume = luas alas × tinggi
atau
V = La x t
Jika diperhatikan ada dua hal penting dalam menentukan atau menghitung volume bangun ruang prisma yaitu luas alas prisma dan tinggi prisma.
VOLUME LIMAS
Perhatikan gambar di bawah ini !
Berdasarkan gambar diatas, gambar (a) menunjukan kubus yang panjang rusuknya 2a dimana keempat diagonal ruangnya berpotongan disatu titik, yaitu titik O. Sehingga akan terbentuk 6 buah limas yang kongruen seprti terlihat pada gambar (b) Apabila volume limas masing-masing adalah V maka diperoleh hubungan sebagai berikut.
Volume limas = 1/6 × volume kubus
Volume limas = 1/6 × 2a × 2a × 2a
Volume limas = 1/6 × (2a)² × 2a
Volume limas = 1/3 × (2a)² × a
Volume limas = 1/3 × luas alas × tinggi
Maka kita dapat menyimpulkan bahwa setiap limas berlaku rumus sebagai berikut.
Volume Limas = 1/3 × luas alas × tinggi
atau
V. Limas = 1/3 × L.a × t.
CONTOH SOAL
1. Diketahui sebuah prisma alasnya berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 14 cm serta lebar 8 cm. Jika tinggi prisma 16 cm, hitunglah volume prisma tersebut ?
Jawab :
Diket : Alas = persegi panjang (p = 14 cm, l = 8cm) dan tinggi prisma = 16 cm
Dit : V. Prisma = ... ?
Penyelesaian :
Volume prisma = L.a × t
alas = persegi panjang
Jadi,
L. alas = p × l
L. alas = 14 × 8
L. alas = 112
Sehingga,
Volume prisma = L.a × t
Volume prisma = 112 × 16
Volume prisma = 1.792 cm³
Jadi volume prisma tersebut yaitu 1.792 cm³
2. Sebuah limas memiliki berbentuk persegi dengan panjang sisi alas 6 cm, dan limas tersebut memilki tinggi 10 cm. Tentukanlah berapa volume limas tersebut ?
Jawab :
Diket : sisi alas = 6, t = 10
Dit : V. Limas = ... ?
Jawab :
Volume limas = 1/3 × L.a × t
Volume limas = 1/3 × 6 × 6 × 10
Volume limas = 120 cm³
Jadi volume limas tersebut adalah 120 cm³
========
TUGAS !
Sebuah mainan kayu berbentuk prisma dengan alas segitiga siku - siku dengan panjang masing-masing sisinya 20cm, 29cm, dan 24 cm. Jika tinggi prisma 30 cm maka volumenya adalah ...?
Sebuah limas segiempat T.ABCD, dengan alas berbentuk persegi, panjang AB 8 cm, jika tinggi limas 15 cm, volume Limas tersebut adalah ?
Tuliskan hasil pekerjaan kalian di buku, dan kirimkan ke Classroom dengan pilih sesuai kelas masing-masing di bawah ini !
KIRIM JAWABAN
Selamat Belajar
Sebelumnya kita telah mempelajari berbagai jenis bangun ruang sisi datar. Sekarang, coba perhatikan gambar-gambar berikut !
Bangun-bangun tersebut terbentuk dari gabungan bangun ruang sisi datar. Bagian atas Mesjid Agung Demak terdiri dari limas terpotong, balok, dan limas segiempat. Monumen Proklamasi terdiri dari limas terpotong dan limas segiempat. Begitupun bangunan yang lainnya terdiri atas beberapa bangun ruang sisi datar yang digabungkan.
Untuk menentukan Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar Gabungan, menggunakan rumus berikut :
Rumus bangun ruang sisi datar gabungan
Luas = total luasan yang menyelimuti bangun ruang sisi datar gabungan
Volume = total volume penyusun bangun ruang sisi datar
CONTOH SOAL
Alternatif Penyelesaian
Perhatikan ilustrasi gambar berikut !
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, terdapat gabungan dua bentuk bangun datar yaitu bagian bawah tenda adalah balok dan bagian atas tenda adalah prisma segitiga. Kemudian kita menghitung luas permukaan dan volume masing-masing bangun datar tersebut, yakni sebagai berikut :
(i) Perhatikan gambar balok berikut :
Untuk menetukan luas permukaan balok tersebut kita perhatikan dulu gambar tenda (a), bahwa luas permukaan kain pada balok tersebut tanpa alas dan tutup, yakni sebagai berikut.
Luas permukaan balok tanpa alas dan tutup
= 2(AB×AE + BC×CG)
= 2(6×0,5 + 10×0,5)
= 2(3 + 5)
= 2(8)
= 16 m2
Volume balok
V = p × l × t
V = BC × AB × CG
V = 10 × 6 × 0,5
V = 30 m2
(ii) Perhatikan gambar prisma berikut !
Untuk menetukan luas permukaan prisma tersebut kita perhatikan dulu gambar tenda (a), bahwa luas permukaan kain pada prisma tersebut luas persegi panjang EFGH, yakni sebagai berikut.
Luas permukaan prisma tanpa luas EFGH
= 2 × luas segitiga EFI + 2 × luas FGJI
= 2 × (1/2) × 6 × 4 + 2 × 10 × FI
dengan dalil Phytagoras, didapat panjang FI
FI² = 3² + 4²
FI² = 9 + 16
FI² = 25
FI = √25
FI = 5
Sehingga,
Luas permukaan prisma tanpa luas EFGH
= 2 × (1/2) × 6 × 4,5 + 2 × 10 × 5
= 6 × 4,5 + 100
= 127 m²
Volume prisma
V = Luas alas × tinggi prisma
V = (1/2× 6 × 4) × 10
V = 12 × 10
V = 120 m²
Jadi,
Luas permukaan tenda yang dimaksud adalah 16 + 127 = 143 m²
Volume tenda yang dimaksud adalah 30 + 120 = 150 m³
========
TUGAS !
Tentukanlah Volume dan Luas Permukaan dari Bangun Ruang Sisi Datar Gabungan di bawah ini !
Diagonal bidang pada kubus atau balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang terletak pada rusuk-rusuk berbeda pada satu bidang kubus atau balok
Diagonal ruang pada kubus atau balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang masing-masing terletak pada bidang atas dan bidang alas yang tidak terletak pada satu bidang kubus atau balok
Bidang diagonal pada kubus atau balok adalah suatu bidang yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua diagonal bidang yang sejajar dan tidak terletak pada satu bidang kubus atau balok.
Perhatikan gambar berikut !
Dari gambar di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Diagonal ruang terletak di dalam balok dan sekaligus terletak pada bidang diagonal itu.
Diagonal ruang merupakan diagonal bidang pada bidang diagonal itu yang membagi bidang diagonal itu menjadi dua bagian sama besar.
======
TUGAS !
Pahamilah materi di atas.
Gambarlah bangun ruang KUBUS dan tentukan Diagonal Bidang, Diagonal Ruang, dan Bidang Diagonalnya. Kemudian tuliskan kesimpulan hubungan antara diagonal ruang, diagonal bidang, dan bidang diagonal pada bangun kubus yang kamu gambar !
Kirimkan foto hasil pekerjaanmu ke Grup WA.
Selamat Belajar
KERJAKAN ULANGAN HARIAN 3 DENGAN KLIK LINK DI BAWAH.
BATAS WAKTU MENGERJAKAN ULANGAN HARIAN SAMPAI DENGAN JAM 10 MALAM.
SETELAH MENGERJAKAN
CEK SKOR DAN CATAT NOMOR YANG SALAH DAN JAWABAN YANG BENAR
JIKA SKOR KURANG DARI 72, MAKA LANGSUNG KERJAKAN REMEDIAL
MASUK KE MENU REMEDIAL PADA WEBSITE & KERJAKAN REMEDIAL 3
SELAMAT MENGERJAKAN.
ISTILAH-ISTILAH STATISTIKA
Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan. Informasi ini bisa berupa angka, lambang, atau keadaan objek yang sedang diamati.
Berdasarkan jenisnya, data dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
> Data kualitatif, merupakan data yang menunjukkan sifat atau keadaan suatu objek dan tidak bisa diukur secara numerik. Contohnya, data kualitas beras bulan Februari 2020 yang kurang baik. Nah, data itu menunjukkan keadaan beras yang kurang baik, tapi kita nggak bisa mengukur keadaan kurang baik itu dengan angka.
> Data kuantitatif, merupakan data yang menunjukkan ukuran suatu objek, disajikan dalam bentuk angka, dan nilainya dapat berubah-ubah. Contohnya, data pertumbuhan panjang tanaman kacang hijau pada tabel di atas. Dari data itu, kita bisa mengetahui perubahan panjang batang kacang hijau dari angka yang diperoleh.
Setelah data terkumpul, data-data itu kemudian akan disusun, diolah, dan dianalisis untuk diperoleh sebuah kesimpulan. Nah, ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengumpulkan, menyusun, menyajikan, menganalisis, dan merepresentasikan data adalah statistika. Statistika ini banyak diterapkan di banyak bidang, loh. Misalnya dalam bidang ilmu sosial dan kependudukan, statistika dapat digunakan untuk berbagai tujuan, salah satunya sensus penduduk. Selain itu, dalam bidang ekonomi, statistika juga dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu negara.
Populasi merupakan keseluruhan objek yang menjadi sumber data penelitian. Populasi ini bisa berupa manusia, hewan, tumbuhan, peristiwa, dan lain sebagainya.
Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat menggambarkan sifat atau ciri populasi tersebut. Sampel harus benar-benar dapat mewakili dan mencerminkan karakteristik dari populasi yang menjadi objek penelitian.
BENTUK-BENTUK PENYAJIAN DATA
Penyajian data ini bertujuan untuk menyederhanakan bentuk dan jumlah data, sehingga dapat mudah dipahami oleh pembaca.
Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Frekuensi
Tabel merupakan susunan data dalam bentuk baris dan kolom. Penyajian data dalam bentuk tabel berarti mengumpulkan data-data ke dalam kelompok yang sama pada suatu baris atau kolom, sehingga setiap kelompok memiliki frekuensi (jumlah).
Penyajian Data dalam Bentuk Diagram
Penyajian data dalam bentuk diagram akan lebih menarik dibandingkan dalam bentuk tabel karena berbentuk gambar-gambar. Penyajian data bentuk ini dibedakan menjadi tiga, yaitu diagram grais (grafik), diagram lingkaran dan diagram batang.
> Pada Diagram Garis, data disajikan mengunakan garis atau kurva. Grafik garis banyak digunakan untuk menggambarkan suatu perkembangan atau perubahan dari waktu ke waktu pada sebuah objek yang di teliti. Garfik ini terdiri dari 2 sumbu utama yakni sumbu X dan sumbu Y.
> Pada diagram lingkaran, data-data akan disajikan dalam bentuk lingkaran. Data-data ini telah dibagi menjadi juring-juring berdasarkan kelompoknya masing-masing.
> Pada diagram batang, data-data akan disajikan dalam bentuk persegi panjang yang memanjang ke atas dan memiliki lebar yang sama. Setiap batang tidak boleh saling menempel dan harus memiliki jarak yang sama.
CONTOH :
Di bawah ini, terdapat tabel yang menyediakan data 20 siswa dengan pilihan rasa es krim yang mereka sukai. Sajikanlah data tersebut ke dalam bentuk Tabel dan Bentuk Diagram !
JAWAB :
BENTUK TABEL FREKUENSI
BENTUK DIAGRAM GARIS
BENTUK DIAGRAM LINGKARAN
BENTUK DIAGRAM BATANG
Hasil analisa :
Pada penyajian-penyajian data di atas, data dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu siswa yang menyukai es krim coklat, vanila, dan stroberi. Masing-masing kelompok memiliki frekuensi yang berbeda. Dari data tersebut kita bisa mengetahui kalau ada 9 siswa menyukai es krim rasa coklat, 5 siswa menyukai es krim rasa vanila, dan 6 siswa menyukai es krim rasa stroberi.
PAHAMILAH MATERI PENYAJIAN DATA DI ATAS.
TIDAK ADA TUGAS UNTUK PERTEMUAN INI.
SELAMAT BELAJAR
Ukuran pemusatan data adalah metode deskriptif yang menunjukkan pusat suatu data atau perwakilan suatu data. Ukuran pemusatan data yang umum kamu kenal ada tiga, yaitu mean, modus, dan median.
MEAN
Mean merupakan nilai rata-rata dari beberapa buah data.
Nilai mean dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah data dengan banyaknya data.
Rumus Mean = Jumlah Seluruh Data / Banyaknya Data
MODUS
Modus merupakan nilai yang paling sering muncul.
Untuk bisa melihat hasil akhir dari modus maka kita harus menentukan kelas pada tabel dengan memilih frekuensi yang paling banyak.
MEDIAN
Median adalah nilai data tengah.
Cara untuk menentukan letak tengah data setelah data disusun menurut urutan nilainya.
Simbol untuk median ini yaitu Me.
Untuk Median dengan jumlah data genap maka rumus Mediannya adalah rata-rata dari mean.
CONTOH SOAL :
Jawab :
Urutkan data dari terkecil sampai terbesar.
Buat Tabel Frekuensi
Menentukan Mean
Mean = Jumlah seluruh data dibagi banyaknya data.
Jumlah seluruh data :
= (1 x 50) + (3 x 60) + (4 x 70) + (6 x 80) + (4 x 90) + (2 x 100)
= 50 + 180 + 280 + 480 + 360 + 200
= 1.550
Banyaknya data = Jumlah Siswa = 20
Jadi,
Mean = 1550 : 20
Mean = 77,5
Menentukan Median
Menentukan Modus
TUGAS !
Masih ingatkah kalian dengan pembahasan kita kemarin mengenai ukuran pemusatan data. Dengan menentukan pemusatan data (mean, median, dan modus) ukuran letak data ternyata belum cukup untuk memberikan gambaran yang jelas dari suatu data. Pada pengukuran statistika, selain ukuran pemusatan dan ukuran letak juga ada Ukuran Penyebaran Data.
Ukuran penyebaran data adalah ukuran yang menunjukkan seberapa jauh data suatu menyebar dari rata-ratanya. Ukuran penyebaran data yang ada dalam materi statistika meliputi Jangkaun, Kuartil, jangkauan Antarkuartil, dan Simpangan Kuartil.
Jangkauan (Range)
Range atau sering disebut jangkauan yaitu selisih antara data dengan nilai terbesar dan data dengan nilai terkecil pada data berkelompok. Jangkauan merupakan salah satu ukuran persebaran data. Jangkauan di definisikan sebagai selisih antara data dengan nilai terbesar dan data dengan nilai terkecil.
Dirumuskan :
R = Xmax - Xmin
Ket.
R = Range/Jangkauan
Xmax = Nilai data terbesar
Xmin = Nilai data terkecil
Quartil
Pada topik sebelumnya, kita telah membahas mengenai median yang membagi data yang sudah di urutkan menjadi dua kelompok yang sama banyak. Bagaimana jika data yang telah terurut di bagi menjadi empat kelompok yang sama banyak? Jika data di bagi dengan cara demikian, maka akan di peroleh empat kelompok yang masing-masingnya terdiri atas 14 data.
Quartil adalah ukuran yang membagi data menjadi empat kelompok yang sama banyak.
Dalam suatu data ada tiga jenis kuartil, yaitu kuartil bawah, kuartil tengah, dan kuartil atas. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi di bawah ini. Misalkan suatu data di gambarkan seperti berikut ini. Data tersebut di bagi menjadi empat bagian yang sama besar, sehingga menjadi :
Keterangan :
Q2 atau median terletak di tengah – tengah data
Q1 terletak di antara Xmin dan Q2
Q3 terletak diantara Q2 dan Xmaks
Jangkauan Antarkuartil
Hamparan atau jangkauan antar kuartil adalah selisih antara kuartil ketiga dengan kuartil pertama atau dengan kata lain jankauan antar kuartil adalah selisih antara kuartil atas dan kuartil bawah dari suatu data. Jika jangkauan antar kuartil di notasikan H, maka di peroleh persamaan:
H=Q3−Q1
Simpangan Kuartil
Rentang semi antarkuartil atau simpangan kuartil (Qd) atau adalah setengah kali jangkauan antarkuartil atau dengan kata lain setengah dari selisih kuartil atas dengan kuartil bawah.
Simpangan kuartil = ½ (Q₃ – Q₁)
Kuartil di dapat dengan cara :
Mengurutkan data dari nilai terkecil hingga terbesar
Menentukan median atau (Q2)
Menentukan (Q1) (median data kurang dari (Q2)) dan (Q3) (median data lebih dari (Q2))
========
SILAHKAN CATAT DI BUKUMU MATERI DI ATAS, KEMUDIAN KIRIMKAN FOTO CATATATN DI GRUP WA SEBAGAI BUKTI TELAH MENCATAT MATERI
Contoh Soal Ukuran Penyebaran Data
Contoh Soal Jangkauan
2. Contoh Soal Kuartil
Perhatikan data berikut ! Tentukanlah Q1, Q2, Q3, Jangkauan inter kuartil, dan simpangan kuartil dari data tsb !
20 35 50 45 30 30 25 40 45 30 35
Jawab :
Urutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar
Q2 = Mean = nilai data tengah = 35
Q1 = data tengah yang terletak diantara Xmin dan Q2 = 30
Q3 = data tengah yang terletak diantara Xmax dan Q2 = 45
Jangkauan Interkuartil :
QR = Q3 - Q1
QR = 45 - 30
QR = 15
Simpangan Kuartil :
Qd = ½ (Q3 – Q1)
Qd = ½ (15)
Qd = 7,5
=======
PAHAMILAH CONTOH SOAL DI ATAS. DAN SIAP-SIAP UNTUK ULANGAN HARIAN KE-4 JAM 15.00 SORE NANTI.
SELAMAT BELAJAR
ULANGAN HARIAN - IV
Klik "KERJAKAN" di bawah ini untuk mengerjakan Ulangan Harian IV
Setelah mengerjakan Ulangan Harian, cek Skormu.
Jika Kurang dari 72, segera kerjakan Remedial di Menu Remedial pada Halaman Kelas.
Remedial dikerjakan sampai dapat nilai TUNTAS 72
Batas Pengerjaan sampai jam 22.00 WITA (10 malam)
Selamat Mengerjakan
TOKOH
Peluang atau dikenal juga sebagai probabilitas merupakan cara untuk mengutarakan pengetahuan atau keyakinan bahwa suatu peristiwa akan berlaku atau sudah terjadi. Konsep peluang matematika sudah dirumuskan dengan lebih cermat dalam matematika dan kemudian dipakai secara lebih luas tidak hanya dalam matematika atau statistika, namun juga keuangan, sains dan filsafat. Konsep peluang matematika ini bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Semua pasti pernah melihat mata uang logam ataupun koin kan? Mata uang logam tersebut terdiri dari 2 buah sisi. Kita misalkan sisi pertama merupakan angka, sementara sisi kedua merupakan gambar. Apabila uang logam tersebut kita lemparkan ke atas sebanyak satu kali. Berapa peluang munculnya angka? Sementara apabila kita lempar sebanyak 2 hingga 3 kali bahkan 10 kali berapa peluang munculnya angka? Konsep yang demikian dinamakan peluang.
Peluang bisa diartikan sebagai sebuah cara yang dijalankan untuk memahami kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa.
Dalam setiap permasalahan ada ketidakpastian yang diakibatkan suatu perbuatan yang sekali-kali berdampak lain. Contoh diatas sebelumnya adalah sebuah mata uang logam yang dilemparkan ke atas dampaknya bisa muncul sisi gambar (G) atau sisi angka (A), maka sisi yang akan muncul tidak bisa dikatakan secara pasti. Dapak melemparkan sebuah mata uang logam tersebut terdapat salah satu dari dua peristiwa yang bisa terjadi yakni munculnya sisi G atau A.
Aktivitas melemparkan mata uang logam tersebut dinamakan suatu perbuaatan acak.
Tindakan tersebut bisa diulang beberapa kali dan disusun perbuaatan tersebut dinamakan percobaan.
Perbuatan satu kali juga bisa disebut dengan suatu percobaan.
===========================
PAHAMILAH KONSEP PELUANG DI ATAS.
TIDAK ADA TUGAS DI PERTEMUAN INI.
Pernahkah mendengar komentator dan ahli sepak bola memprediksi suatu pertandingan sepak bola ?. Misalnya kalian dapat memprediksi kemenangan tim sepak bola Indonesia melawan Malaysia dengan cara mencari peluang kemenangannya. Nah, cara mencari peluang kemenangan tim Indonesia melawan Singapura inilah yang disebut sebagai peluang empirik.
Peluang empirik adalah perbandingan antara frekuensi kejadian n(A) terhadap percobaan yang dilakukan n(S).
Contoh :
Pada pertandingan sepak bola yang dilaksanakan sebanyak 30 kali, ternyata Tim Indonesia menang 18 kali, seri 8 kali dan kalah 2 kali. Dari data yang sudah ada, jika Tim Indonesia bertanding sekali lagi berapakah peluang Tim Indonesia akan menang?
Jawab:
Pertandingan sepak bola dilaksanakan 30 kali, berarti n(S) = 30
Sedangkan Tim Indonesia menang sebanyak 18 kali, berarti n (A) = 18
Peluang tim Indonesia menang :
P = n(A) / n(S)
P = 18/30
P = 3/5
Jadi, peluang tim Indonesia menang adalah 3/5
======
TUGAS
Pada percobaan penggelindingan dadu sebanyak 100 kali, mata dadu "3" muncul sebanyak 25 kali. Tentukan peluang empriknya !
Kirimkan jawabanmu ke Classroom dengan memilih kelas masing-masing di bawah ini !
Selamat Belajar
Peluang teoritik adalah perbandingan antara frekuensi kejadian yang diharapkan terhadap frekuensi kejadian yang mungkin (ruang sampel). Biasanya peluang teoritik digunakan saat percobaan yang dilakukan hanya satu kali.
CONTOH
Dua buah dadu hitam dan merah dilempar bersama-sama. Peluang munculnya dadu pertama bermata 3 adalah ...
Jawab:
Berdasarkan tabel di atas, Diketahui :
n(S) = 36
A = kejadian muncul mata dadu pertama bermata 3 = (3,1) , (3,2), (3,3), (3,4), (3,5), (3,6), n(A) = 6
Munculnya dadu pertama bermata 3 :
Jadi peluang munculnya mata dadu bernilai 3 adalah 1/6
PAHAMILAH MATERI DI ATAS DAN KIRIMKAN SCREENSHOOT MATERI INI KE GRUP WA SEBAGAI BUKTI TELAH MEMPELAJARI MATERI.