BILANGAN BULAT
Pengertian Bilangan Bulat
Jenis- Jenis Bilangan Bulat
Membandingkan bilangan bulat yang (relatif) besar atau memuat banyak angka
PENGERTIAN BILANGAN BULAT
Bilangan bulat merupakan himpunan bilangan yang termasuk didalamnya adalah bilangan cacah, bilangan asli, bilangan prima, bilangan komposit, bilangan nol, bilangan satu, bilangan negatif, bilangan ganjil dan bilangan genap.
Bilangan bulat didapatkan ketika kita menggabungkan bilangan negatif dengan bilangan cacah. Lambangnya adalah huruf ‘Z’, yang berasal dari Bahasa Jerman, ‘Zahlen’ dan berarti bilangan.
Z = {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …}
Himpunan bilangan positif dikenal dengan istilah bilangan asli. Bilangan asli ditambah dengan nol disebut dengan bilangan cacah. Himpunan bilangan cacah ditambah dengan bilangan negatif disebut bilangan bulat.
JENIS-JENIS BILANGAN BULAT
a. Bilangan bulat Positif
Bilangan bulat positif adalah bilangan yang bernilai positif dan dimulai dari bilangan satu ke atas dan seterusnya. Contoh bilangan bulat positif adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya.
b. Bilangan bulat negatif
Bilangan bulat negatif adalah bilangan yang dimulai dari bilangan negatif satu ke bawah dan seterusnya.
Contoh bilangan bulat negatif adalah -1, -2, -3, -4, -5, dan seterusnya.
c. Bilangan 0 (Nol)
Nol bukan bilangan positif atau pun bilangan negatif.
MEMBANDINGKAN BILANGAN BULAT
Pada garis bilangan:
Semakin ke kanan, nilai bilangan semakin besar
Semakin ke kiri, nilai bilangan semakin kecil
Dua pernyataan di atas dapat kita gunakan untuk membandingkan atau mengurutkan beberapa bilangan bulat.
Namun, bagaimana jika nilai bilangan bulat yang ingin dibandingkan memuat banyak angka ?. Tentunya tidak efektif jika menggunakan garis bilangan.
Untuk membandingkan bilangan bulat positif yang sangat besar atau bilangan bulat negatif yang sangat kecil, kalian bisa dengan mengamati angka-angka penyusunnya.
Contoh :
Manakah yang lebih besar antara 59821 dengan 6754 ?
Jawab :
Jumlah angka penyusun pada bilangan 59821 adalah 5 angka. Sedangkan jumlah angka penyusun pada bilangan 6754 adalah 4 angka.
Sehingga, 59821 > 6754 (lebih besar)
Untuk lebih jelas mengenai materi Bilangan Bulat pada pertemuan ini, simaklah video berikut !
Operasi Penjumlahan & Pengurangan Bilangan Bulat
Sifat-Sifat Operasi Penjumlahan dan Pengurangan pada Bilangan Bulat
Di sekolah dasar kalian sudah mengenal beberapa operasi hitung bilangan bulat. Misalnya penjumlahan dan pengurangan. Pada materi kali ini kita akan membahas lebih dalam mengenai operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.
Simak videonya berikut ini !
Operasi Perkalian & Pembagian Bilangan Bulat
Sifat-Sifat Operasi Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat
Pertemuan sebelumnya, kita sudah membahas mengenai operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Nah, di pertemuan ketiga ini kita akan membahas mengenai operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat.
Perkalian Bilangan Bulat
Operasi perkalian biasanya disimbolkan dengan tanda silang (×) atau tanda titik (∙). Konsep perkalian sesungguhnya berasal dari operasi penjumlahan yang berulang.
Sifat-sifat perkalian pada bilangan bulat
Seperti yang sudah kamu pelajari, jika a adalah bilangan bulat positif berarti a>0 sedangkan jika a adalah bilangan bulat negatif berarti a<0. Setelah mengingat materi tersebut, cek yuk sifat-sifat operasi perkalian pada bilangan bulat berikut!
a. Tertutup
Misalnya:
# 2 x 5 = 10, 2 dan 5 bilangan bulat, hasil kalinya 10 juga bilangan bulat.
# –5 x 7 = –35, –5 dan 7 bilangan bulat, hasil kalinya –35 juga bilangan bulat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perkalian dua buah bilangan bulat atau lebih bersifat tertutup dan dirumuskan dengan:
Untuk setiap bilangan bulat a dan b, jika a x b = c, maka c juga bilangan bulat.
b. Komutatif
Perhatikan operasi perkalian berikut ini:
# 3 x 5 = 15
# 5 x 3 = 15
Jadi 3 x 5 = 5 x 3 = 15
Secara umum dituliskan
Untuk setiap bilangan bulat a dan b selalu berlaku a x b = b x a.
c. Asosiatif (Pengelompokkan)
Perhatikanlah contoh-contoh di bawah ini!
a. {6 x (–5)} x (–2) = –30 x (–2) = 60
b. 6 x {–5 x (–2)} = 6 x 10 = 60
Jadi, {6 x (–5)} x (–2) = 6 x {–5 x (–2)}
Maka kesimpulannya adalah:
Untuk bilangan bulat a, b, dan c selalu berlaku (a x b) x c = a (b x c)
d. Distributif
Perhatikanlah contoh-contoh berikut ini!
a. 5 x (6 – 2) = 5 x 4 = 20
b. 5 x (6 – 2) = (5 x 6) – (5 x 2) = 30 – 10 = 20
c. 5 x (6 + 2) = 5 x 8 = 40
d. 5 x (6 + 2) = (5 x 6) + (5 x 2) = 30 + 10 = 40
Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa perkalian bilangan bulat mempunyai sifat distributif, sehingga dapat dirumuskan:
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c berlaku
1. a x (b – c) = (a x b) – (a x c), distributif perkalian terhadap pengurangan.
2. a x (b + c) = (a x b) + (a x c), distributif perkalian terhadap penjumlahan.
Pembagian Bilangan Bulat
Invers (lawan atau kebalikan) dari operasi perkalian adalah operasi pembagian. Operasi pembagian biasanya disimbolkan dengan tanda titik dua (÷ atau :) atau tanda garis (/). Lain halnya dengan perkalian, konsep pembagian merupakan pengurangan berulang sampai habis.
Sifat-sifat Operasi Pembagian Bilangan Bulat
Syarat utama pembagian a/b, yaitu b tidak boleh sama dengan nol (b≠0). Apabila b=0 maka disebut tidak terdefinisi.
Coba cek, apakah sifat-sifat pada perkalian (tertutup, komutatif, asosiatif, dan distribusi) juga berlaku pada pembagian !
Untuk materi selanjutnya simak video berikut !
Tuliskan nama dan kelas pada kolom komentar sebagai bukti bahwa telah menyimak video !
Operasi Hitung Campuran pada Bilangan Bulat
Sebelumnya, kalian telah mempelajari operasi hitung pada bilangan bulat, yakni penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Nah, bagaimana jika operasi-operasi hitung tersebut digabungkan dalam satu soal ? Bagaimana cara menyelesaikannya ?.
Simak, catat, dan pelajari video berikut ! Tuliskan nama dan kelas di kolom komentar sebagai bukti telah menyimak video.
Pengertian Bilangan Pecahan
Menyederhanakan Pecahan
Membandingkan Bilangan Pecahan
Mengurutkan Pecahan
Seperti namanya, bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dipecah menjadi bagian yang tidak utuh. Bilangan pecahan merupakan suatu bagian dari bilangan yang terbagi menjadi bagian yang sama. Pada bilangan pecahan, ada yang disebut pembilang dan penyebut. Mari simak video berikut untuk pembahasan lengkapnya !
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
Pada pertemuan ini, kalian akan diajak untuk memahami operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan pecahan.
Silahkan simak dan pelajari video berikut dengan seksama sebelum mengerjakan tugas yang ada !.
Pelajari juga BUKU PAKET/BSE Matematika-mu Hal. 51-60 untuk menambah pemahamanmu !
Selamat Belajar !
Perkalian dan Pembagian Bilangan Pecahan
Simak video berikut untuk materi pertemuan 7.
Simak video berikut untuk materi pertemuan 8.
Simak video berikut untuk materi pertemuan 9 mengenai KPK & FPB
MATERI : BILANGAN
KLIK TOMBOL DI BAWAH UNTUK MENGERJAKAN ULANGAN HARIAN 1
KODE TUGAS : MAT7UH1
Konsep Himpunan
Penyajian Himpunan
A. KONSEP HIMPUNAN
Di dalam kehidupan sehari-hari, kata himpunan dipadankan dengan kumpulan, kelompok, grup, atau gerombolan. Misal, Kumpulan Suku Bugis, Kumpulan Suku Jawa, Kumpulan Suku Dayak, dll.
Dalam Matematika, Himpunan adalah kumpulan objek yang memiliki sifat yang dapat didefinisikan dengan jelas, atau segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan.
Jadi, tidak semua Kumpulan dapat dikatakan Himpunan.
Contoh Himpunan :
Kumpulan siswa yang lahir pada bulan Agustus
Kumpulan siswa laki-laki
Kumpulan buah-buahan yang diawali dengan huruf M
Kumpulan nama kota di Indonesia yang diawali dengan huruf S
Kumpulan binatang yang berkaki dua
Kumpulan negara di Asia Tenggara
Contoh Bukan Himpunan :
Kumpulan kota-kota besar di Indonesia
Kumpulan orang kaya di Indonesia
Kumpulan siswa yang pandai di sekolahmu
Kumpulan gunung yang tinggi di Indonesia
Kumpulan pelajaran yang disenangi siswa
Kumpulan makanan yang lezat
Coba kamu amati perbedaan Himpunan dan Bukan Himpunan !. Untuk anggota himpunan terdefinisi dengan jelas. Sedangkan Bukan Himpunan tidak terdefinisi dengan jelas.
LAMBANG HIMPUNAN
Anggota Himpunan dilambangkan dengan "∈"
Contoh :
Mangga adalah anggota dari himpunan Buah-buahan, dapat dikatakan mangga adalah elemen dari himpunan buah-buahan dan dilambangkan dengan mangga ∈ Buah-buahan
Tongkol bukan anggota dari himpunan bumbu dapur, dapat dikatakan tongkol bukan elemen dari himpunan bumbu dapur dan dilambangkan dengan tongkol ∉ Bumbu dapur.
B. PENYAJIAN HIMPUNAN
Dinyatakan dengan menyebutkan anggotanya (enumerasi)
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan menyebutkan semua anggotanya yang dituliskan dalam kurung kurawal. Manakala banyak anggotanya sangat banyak, cara mendaftarkan ini biasanya dimodifikasi, yaitu diberi tanda tiga titik (“…”) dengan pengertian “dan seterusnya mengikuti pola”.
Contoh :
A = {3, 5, 7}
B = {2, 3, 5, 7}
C = {a, i, u, e, o}
D = {…, −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, …}
Dinyatakan dengan menuliskan sifat yang dimiliki anggotanya
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan menyebutkan sifat yang dimiliki anggotanya.
Contoh :
A adalah himpunan semua bilangan ganjil yang lebih dari 1 dan kurang dari 8.
B adalah himpunan semua bilangan prima yang kurang dari 10.
C adalah himpunan semua huruf vokal dalam abjad Latin.
D adalah himpunan bilangan bulat
Dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan menuliskan syarat keanggotaan himpunan tersebut.
Notasi ini biasanya berbentuk umum : {x | P(x)}
dimana : x mewakili anggota dari himpunan, dan P(x) menyatakan syarat yang harus dipenuhi oleh x agar bisa menjadi anggota himpunan tersebut.
Simbol x bisa diganti oleh variabel yang lain, seperti y, z, dan lain-lain.
Misalnya A = {1, 2, 3, 4, 5} bisa dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan A = {x | x < 6, dan x ∈ asli}.
Lambang {x | x < 6, dan x ∈ asli} ini bisa dibaca sebagai “Himpunan x sedemikian sehingga x kurang dari 6 dan x adalah elemen bilangan asli}.
Tetapi, jika kita sudah memahami dengan baik, maka lambang ini biasanya cukup dibaca dengan “Himpunan bilangan asli kurang dari 6”.
CONTOH :
A = {x | 1 < x < 8, x adalah bilangan ganjil},
(dibaca: A adalah himpunan yang anggotanya semua x demikian sehingga x lebih dari 1 dan x kurang dari 8, serta x adalah bilangan ganjil).
B = {y | y < 10, y adalah bilangan prima}.
C = {z | z adalah huruf vokal dalam abjad latin}.
INGAT !!!
Bilangan Prima adalah Bilangan yang hanya bisa dibagi oleh angka 1 dan oleh bilangan itu sendiri.
P = {2, 3, 5, 7, 11, 13,...}
Himpunan semua bilangan asli dinotasikan A. Anggota A = {1, 2, 3, 4, ...}
Himpunan semua bilangan cacah dinotasikan C. Anggota C = {0, 1, 2, 3, 4, ...}
Himpunan semua bilangan bulat dinotasikan B. Anggota B = {…, −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, ...}
Himpunan semua bilangan real dinotasikan R. Contoh bilangan Real : 3 , 2/3, 0,45
Simak Penjelasan Materi Pada Video Berikut !
HIMPUNAN KOSONG & HIMPUNAN SEMESTA
A. HIMPUNAN KOSONG
Himpunan Kosong adalah Himpunan yang tidak memiliki anggota.
Dinotaksikan dengan ∅ atau { }.
Contoh :
Himpunan Bilangan Cacah yang kurang dari 0
Himpunan A adalah Bilangan Cacah yang kurang dari 0
Bilangan Cacah = 0, 1, 2, 3, 4, 5, ...
Tidak ada bilangan cacah yang kurang dari 0
Sehingga anggota Himpunan A adalah kosong
Dapat dituliskan A = { } atau A = ∅
Himpunan Bilangan Bulat yang lebih dari 0 dan kurang dari 1
Bilangan Bulat = -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, ...
Tidak ada bilangan bulat antara 0 dan 1
Sehingga anggota Himpunan B adalah kosong
Dapat dituliskan B = { } atau B = ∅
B. HIMPUNAN SEMESTA
Himpunan semesta adalah himpunan seluruh unsur yang menjadi objek pembicaraan, dan dilambangkan dengan S.
Himpunan semesta pembicaraan mempunyai anggota yang sama atau lebih banyak dari pada himpunan yang sedang dibicarakan.
Himpunan semesta disebut juga sebagai himpunan universal dan disimbolkan dengan U
Contoh 1 :
S = Himpunan semua siswa kelas VII-7
A = Himpunan siswa laki-laki kelas VII-7
B = Himpunan siswa perempuan kelas VII-7.
Berdasarkan keterangan di atas diperoleh :
Himpunan S adalah himpunan yang memuat seluruh nama siswa di kelas VII-7.
Sedangkan A adalah himpunan siswa laki-laki dan berada dalam himpunan S, begitupun himpunan B adalah himpunan siswa perempuan yang juga berada dalam himpunan S.
Himpunan A dan B berada dalam Himpunan S, yang artinya Himpunan S memuat seluruh anggota A dan B (Himpunan yang sedang dibicarakan)
Seluruh siswa di kelas VII-7 merupakan Himpunan Semesta dari Himpunan Siswa Laki-Laki Kelas VII-7 dan Himpunan Siswa Perempuan Kelas VII-7.
Contoh 2 :
Diketahui Himpunan A = { 1, 3, 5, 7 }
Tulislah Himpunan Semesta yang mungkin dari Himpunan A !
Jawab :
Himpunan Semesta yang mungkin dari himpunan A :
Himpunan S sama dengan himpunan A . Sehingga S = { 1, 3, 5, 7 }
Himpunan A adalah bilangan ganjil, Sehingga S = { bilangan ganjil }
Himpunan S memuat himpunan A, sehingga :
S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
S = { bilangan cacah }
S = { 10 bilangan asli yang pertama }
COBA BUKU PAKET/BSE Halaman 122- 126 untuk lebih memahami tentang Himpunan Kosong dan Himpunan Semesta
SIMAK VIDEO BERIKUT UNTUK PENJELASAN MATERI 12
DIAGRAM VENN
DIAGRAM VENN
Cara menyajikan himpunan juga bisa dinyatakan dengan gambar atau diagram yang disebut dengan Diagram Venn. Diagram Venn diperkenalkan oleh pakar matematika Inggris bernama John Venn (1834 – 1923). Petunjuk dalam membuat diagram Venn antara lain:
Himpunan semesta (S) digambarkan sebagai persegi panjang dan huruf S diletakkan di sudut kiri atas.
Setiap himpunan yang ada dalam himpunan semesta ditunjukkan oleh kurva tertutup sederhana.
Setiap anggota himpunan ditunjukkan dengan titik.
Bila anggota suatu himpunan mempunyai banyak anggota, maka anggotaanggotanya tidak perlu dituliskan.
Untuk materi lengkap silahkan buka Buku Paket/BSE hal. 126 - 129
SIFAT-SIFAT HIMPUNAN
SIFAT-SIFAT HIMPUNAN
KARDINALITAS
Adalah banyaknya anggota dari suatu himpunan.
Dinotasikan n(A)
Contoh :
A = { 1, 2, 3, 4, 5 }
Maka n(A) = 5
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
Adalah himpunan yang termuat dalam himpunan lain.
Dinotasikan "⊂"
Contoh :
A = {1, 2, 3}
B = {1,2,3,4,5}
Karena A termuat di B, maka A ⊂ B. (dibaca A himpunan bagian /subset dari B)
HIMPUNAN KUASA (POWER SET)
Adalah himpunan yang anggotanya merupakan himpunan-himpunan bagian dari himpunan itu sendiri.
Banyaknya anggota himpunan Kuasa dirumuskan : n(P(A))= 2ⁿ
Contoh :
A = { 1, 2 }
n(A) = 2
Maka n(P(A))= 2^2 = 4
Anggotanya adalah :
> 0 anggota : { }
> 1 anggota : {1}, {2}
> 2 anggota : {1,2}
KESAMAAN DUA HIMPUNAN (EKUIVALENSI)
Suatu himpunan dikatakan sama atau ekuivalen jika :
A ⊂ B dan B ⊂ A
n(A) = n(B)
Contoh :
A = {1,2,3}
B = {3,2,1}
Apakah A dan B ekuivalen ?
Karena :
A ⊂ B dan B ⊂ A dan n(A) = n(B) = 3
Maka A = B ( A ekuivalen dengan B)
OPERASI HIMPUNAN
IRISAN
Misalkan S adalah himpunan semesta, irisan himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya semua anggota S yang merupakan anggota himpunan A dan anggota himpunan B, dilambangkan dengan A ∩ B.
Irisan dua himpunan dinotasikan A ∩ B = {x | x ∈ A dan x ∈ B}.
GABUNGAN (UNION)
Misalkan S adalah himpunan semesta, gabungan himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya semua anggota S yang merupakan anggota himpunan A atau anggota himpunan B, dilambangkan dengan A ∪ B.
Gabungan dua himpunan ditulis A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}.
KOMPLEMEN
Komplemen himpunan A adalah suatu himpunan semua anggota himpunan S yang bukan anggota himpunan A, dinotasikan dengan Ac.
Notasi pembentuk himpunan Ac = {x | x ∈ S tetapi x ∉ A}
SELISIH
Selisih himpunan B terhadap himpunan A adalah himpunan semua anggota himpunan A yang bukan anggota himpunan B, dinotasikan dengan A – B.
Notasi pembentuk himpunan A – B = {x | x ∈ A dan x ∉ B} = A ∩ Bc
SIFAT-SIFAT OPERASI HIMPUNAN
IDEMPOTEN
Untuk sebarang himpunan A berlaku :
A ∪ A = A
A ∩ A = A
IDENTITAS
Untuk sebarang himpunan A, berlaku:
A ∪ ∅ = A
A ∩ ∅ = ∅
KOMUTATIF
Misalkan A dan B adalah himpuan:
A ∪ B = B ∪ A
A ∩ B = B ∩ A
ASSOSIATIF
Untuk sebarang himpunan P, Q, dan R, berlaku:
(P ∪ Q) ∪ R = P ∪ (Q ∪ R)
(P ∩ Q) ∩ R = P ∩ (Q ∩ R)
DISTRIBUTIF
Untuk sebarang himpunan P, Q, dan R, berlaku:
P ∪ (Q ∩ R) = (P ∪ Q) ∩ (P ∪ R)
P ∩ (Q ∪ R) = (P ∩ Q) ∪ (P ∩ R)
SILAHKAN DIKERJAKAN ULANG SOAL MID SEMESTERNYA. DIKUMPULKAN PADA HARI RABU 30 SEPTEMBER 2020 DI KETUA KELAS. PELAJARI KEMBALI VIDEO MATERI MID YANG SUDAH PERNAH DISHARE.
KHUSUS UNTUK MARISSA DE ADGNA CUKUP MENGERJAKAN NOMOR 2 & 3 SAJA.
DOWNLOAD LEMBAR KERJA MID DI LINK >>>> REMEDIAL MID
Mengenal Bentuk Aljabar
DOWNLOAD MATERI PERTEMUAN 18 >>>> MENGENAL BENTUK ALJABAR
Mengenal Unsur-Unsur Bentuk Aljabar
Mengelompokkan Suku Sejenis
Menyederhanakan Aljabar
SIMAK VIDEO MATERI BERIKUT INI !
PENJUMLAHAN & PENGURANGAN BENTUK ALJABAR (TABEL)
SIMAK VIDEO MATERI BERIKUT DAN KERJAKAN LATIHAN SOAL YANG TERSEDIA (GUNAKAN EMAIL RESMI YANG SUDAH IBU BERIKAN UNTUK MENGAKSES LATIHAN SOAL)
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BENTUK ALJABAR (2)
SIMAK VIDEO MATERI BERIKUT DAN KERJAKAN LATIHAN SOAL YANG TERSEDIA (GUNAKAN EMAIL RESMI YANG SUDAH IBU BERIKAN UNTUK MENGAKSES LATIHAN SOAL)
SILAHKAN LIHAT HASIL KOREKSI LATIHAN SOAL 21 (KLIK) : LATIHAN SOAL 21
YANG BELUM MENGERJAKAN SEGERA DIKERJAKAN. YANG ADA KOREKSI SILAHKAN DIPERBAIKI. YANG SUDAH BENAR SILAHKAN DIBACA-BACA MATERI TENTANG PERKALIAN BENTUK ALJABAR PADA HAL 216-218. MATERINYA AKAN KITA BAHAS DI PERTEMUAN SELANJUTNYA.
SELAMAT BELAJAR.
PERKALIAN BENTUK ALJABAR
SILAHKAN BUKA BUKU PAKET HAL 216-218.
PERHATIKAN DAN CATAT TABEL 3.5
KEMUDIAN SIMAK VIDEO PENJELASAN BERIKUT INI !
SETELAH ITU KERJAKAN TUGAS CLASSROOM DENGAN KLIK TOMBOL YANG ADA DI BAWAH. GUNAKAN ALAMAT EMAIL YANG SUDAH PERNAH IBU BAGIKAN.
SELAMAT BELAJAR.
PERKALIAN BENTUK ALJABAR
Pada pertemuan sebelumnya, kita sudah menemukan RUMUS UMUM PERKALIAN ALJABAR sbb :
(x+a) (x+b) = x²+(a+b)x+ab
Adapun sifat-sifat pada penjumlahan dan perkalian aljabar sbb :
Sifat Komutatif
a + b = b + a
a × b = b × a
Sifat Asosiatif
a + (b + c) = (a + b) + c
a × (b × c) = (a × b) × c
Sifat Distributif (perkalian terhadap penjumlahan)
a × (b + c) = a × b + a × c
atau a(b + c) = ab + ac
===========================
SETELAH MENCATAT MATERI DI ATAS, KERJAKANLAH TUGAS DENGAN KLIK TOMBOL DI BAWAH !
PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR
SILAHKAN DICATAT MATERI BERIKUT !
LANGKAH-LANGKAH PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR
PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR
PECAHAN BENTUK ALJABAR
SILAHKAN KLIK TOMBOL DI BAWAH UNTUK MENGERJAKAN ULANGAN HARIAN.
GUNAKAN AKUN YANG SUDAH PERNAH IBU KASIH (nama@mtsnluwu.sch.id). BAGI YANG BELUM MEMILIKI ATAU LUPA AKUNNYA, SEGERA HUBUNGI IBU.
BATAS WAKTU MENGERJAKAN ULANGAN HARIAN SAMPAI DENGAN JAM 23.59.
KODE : UH3MTK7
SELAMAT MENGERJAKAN !
Kalimat Terbuka & Kalimat Tertutup
Kalimat tertutup adalah sebuah kalimat yang sudah dapat dinyatakan nilai kebenarannya (bernilai benar atau salah). Maksudnya kalimat tersebut mengandung maksud yang benar atau juga bisa kalimat yang mengandung maksud salah.
Contoh :
Presiden Indonesia ke-7 adalah Joko Widodo (Kalimat tertutup bernilai benar)
Kota Makassar adalah ibukota negara Indonesia (Kalimat tertutup bernilai salah, karena ibukota Indonesia adalah DKI Jakarta)
Kalimat terbuka adalah sebuah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya, karena ada unsur yang belum diketahuinya. Unsur yang belum diketahui tersebut disebut variabel.
Contoh :
Kota X adalah ibukota negara Indonesia >>> Kalimat terbuka (belum dapat ditentukan kebenarannya), karena kita belum tahu nilai X-nya apa. (x = variabel)
2x +1 = 11 >>> Kalimat tersebut belum dapat ditentukan kebenarannya karena kita belum tahu berapa nilai x nya.
============
Untuk lebih memahami materi di atas, kerjakanlah Tugas Classrom dengan klik tombol di bawah.
SISTEM PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (SPLSV)
Persamaan Linear Satu Variabel (SPLSV) adalah kalimat terbuka yang dihubungkan oleh tanda sama dengan (=) dan hanya mempunyai satu variabel berpangkat satu.
Bentuk umum persamaan linier satu variabel adalah ax + b = 0, dengan a dan b bilangan bulat bukan nol.
Langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear satu variabel :
Sederhanakan terlebih dahulu operasi yang ada. Berlaku juga pada operasi pemfaktoran (bertanda kurung).
Gabungkan suku yang mengandung variabel ke dalam satu ruas.
Jika persamaan mengandung operasi penjumlahan, kedua ruas harus dioperasikan menggunakan operasi pengurangan dengan besar yang sama. Begitupun sebaliknya.
Jika persamaan mengandung operasi perkalian, kedua ruas harus dioperasikan menggunakan operasi pembagian dengan besar yang sama dan bukan nol. Begitu pun sebaliknya.
Dahulukan operasi penjumlahan/pengurangan terlebih dahulu sebelum melakukan pengerjaan operasi perkalian/pembagian.
Contoh :
x + 1 = 5.
Berapakah nilai x agar persamaan tersebut bernilai benar ?
Jawab :
x + 1 = 5
x = 5 - 1 (1 pindah ruas)
x = 4
Jadi, agar persamaan x + 1 = 5 bernilai benar, maka nilai x = 4.
=======
Kerjakan Tugas Classroom di bawah ini untuk lebih mengasah pemahamanmu.
Pertidaksamaan Liniear Satu Variabel
Pertidaksamaan Linier Satu Variabel ialah suatu kalimat atau pernyataan yang terbuka, memiliki sebuah variabel, memiliki eksponen atau pangkat satu, serta memiliki sebuah hubungan yaitu >, <, > atau <.
Model umum sebuah pertidaksamaan linier satu variabel biasa dituliskan dalam bentuk ax + b < 0, ax + b > 0, ax + b > 0, atau ax + b < 0, dengan syarat a < 0, a dan b merupakan bilangan real (nyata).
Sebagai contoh, perhatikan pernyataan di bawah ini.
2x > 6
x + 5 < 9
3x + 1 > 6x
3 contoh pernyataan di atas merupakan bentuk pertidaksamaan satu variabel karena memiliki penghubung berupa >, >, dan <.
Adapun sifat – sifat Pertidaksamaan Linier Satu Variabel (PtLSV) adalah :
Ax + Cx < Bx + Cx
Ax – Cx < Bx – Cx
Ax x Cx < Bx x Cx, bila C > 0 untuk semua x
Ax x Cx > Bx x Cx, bila C < 0 untuk semua x
Ax /Cx < Bx/Cx, bila C > 0 untuk semua x
Ax/Cx > Bx/Cx, bila C < 0 untuk semua x
Ketentuan di atas pun berlaku untuk tanda > atau <
Menyelesaikan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel (Ptlsv)
Contoh :
6 (x – 3) > 2x + 5
Penyelesaian :
= 6x – 18 > 2x + 5
= 6x – 2x > 18 + 5
= 4x > 22
= x > 22/4
= x > 5,5
============================
Paelajarilah Soal-Soal Berikut !
SILAHKAN DOWNLOAD LATIHAN SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL 2020 DI BAWAH INI. (GUNAKAN AKUN SEKOLAH UNTUK MENDOWNLOAD SOAL TERSEBUT )
KLIK TOMBOL DI BAWAH UNTUK MENGERJAKAN LATIHAN SOAL UJIAN SEMESTER.
KLIK TOMBOL DI BAWAH UNTUK MENGERJAKAN LATIHAN SOAL UJIAN SEMESTER.