PERJALANAN MENUJU MERDEKA BELAJAR

Perjalanan ini dimulai sekitar akhir bulan Maret hingga akhir bulan Juni tahun 2021. Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Program Kampus Mengajar menemukan tujuan pengabdiannya. Berjumlah tujuh orang, beberapa diantara kami sebelumnya sama sekali tidak mengenal. Mungkin, kami bertemu karena, takdir?

Takdir itu membawa kami menuju tempat dirajutnya mimpi anak-anak luar biasa. Sebuah sekolah yang berada di pinggiran perkotaan. Apakah kamu membayangkan asrinya lingkungan sekolah dengan udara pegunungan dan sumber mata air yang menyejukkan? Sayangnya tidak, sekolah tempat kami mengabdi dikelilingi pabrik dan bisingnya kendaraan yang hilir mudik sepanjang jalan tol Tangerang-Jakarta.Di sini kami mulai merajut mimpi bersama mereka. Tahun ini, masih sama seperti tahun sebelumnya. Pandemi COVID-19 membatasi beberapa aktivitas kami. Namun begitu, kami tidak patah semangat. Bersama guru-guru hebat, kami mengupayakan pembelajaran yang menyenangkan bersama anak-anak

Diawali dengan pengenalan teknologi komputer dan pengenalan aplikasi menulis, Microsoft Word. Kami tak dapat menahan senyum saat mata mereka berbinar melihat laptop-laptop yang telah tersusun rapi di atas meja.

Pada saat bulan Ramadhan juga, kami melaksanakan Pesantren Ramadhan selama dua hari. Di hari itu kami menonton bersama video kisah nabi serta melakukan lomba hafalan surat dan lomba adzan. Menghafal Al-Quran memang menjadi program unggulan dari sekolah tempat kami mengabdi, SDS Muhammadiyah Pasirjaya. Rasanya mendengarkan anak-anak kecil tanpa dosa ini melantunkan ayat suci Al-Quran, bukankah luar biasa?

Tak lupa, kami juga melakukan pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi dan numerasi. Literasi sains salah satunya. Sembari mengisi libur pasca lebaran, kami bersama-sama merawat tanaman, mulai dari biji. Saat kembali ke sekolah mereka membawa tanaman yang telah dirawat tersebut. Hasilnya? Semua tanaman tumbuh dengan baik.

Kegiatan literasi juga kami mengupayakannya dalam bentuk cerita, agar tampak menarik dan tidak membosankan. Pertama-tama kami memberikan huruf secara acak, mereka mulai menyusun kata dan membuat paragraf-paragraf cerita. Hasilnya ditempelkan pada mading cerita di depan kelas.

Terakhir, sebelum memasuki minggu Ujian Akhir, kami mencoba belajar matematika melalui ular tangga. Kami menyebutnya ular tangga matematika. Ada kotak-kotak berisi soal, agar dapat menempati kotak tersebut, anak-anak diharuskan menjawab soal yang tersedia. Di luar dugaan, mereka begitu bersemangat untuk mencapat garis finish pada papan ular tangga.

Untuk adik-adik SD, terimakasih karena telah mengajarkan kami untuk tetap tersenyum bagaimana pun kondisinya. Terimakasih karena selalu tersenyum sepanjang perjalanan ini. Semangat belajar meskipun banyak keterbatasan. Kamu benar, kemerdekaan bukan datang atas hadiah dari orang lain. Namun kemerdekaan datang dari diri sendiri, termasuk merdeka belajar. Semangat terus ya belajarnya! Ada atau tidak ada kami, perjalanan menuju merdeka belajar harus terus dilanjutkan! Karena sejatinya, pendidikanlah yang memanusiakan kita.

Surat ini ditulis

Pada bulan Juni yang penuh mimpi,

Mahasiswa Kampus Mengajar

Angkatan 1