ADAPTASI PEMBELAJARAN SELAMA PANDEMI
Oleh : TITA ROSTITA, S.Pd.I
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik, pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan seorang pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabi’at serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Munculnya covid-19 tidak pernah diprediksi sebelumnya. Kemunculan makhluk yang tak terlihat ini telah membawa dampak dan perubahan yang begitu besar dalam berbagai bidang kehidupan. Tidak terkecuali dengan bidang pendidikan.
Pandemi bukanlah halangan untuk belajar. Pendidikan harus tetap berlangsung dengan berbagai konsekuensi yang ditimbulkan. Pedidikan tidak boleh berhenti dalam situasi apapun. Guru harus tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap kelangsungan pendidikan.
Berdasarkan Surat Edaran Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, seluruh kegiatan institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi disampaikan di rumah masing-masing.
Sejak saat itu, sekolah tempat peserta didik dan pendidik berinteraksi melakukan kegiatan pembelajaran ditutup. Sekolah menjadi sunyi. Tak terdengar lagi suara canda dan tawa, riang anak-anak. Kelas menjadi kosong. Tak ada lagi proses pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran yang idealnya dilakukan dengan interaksi langsung, beralih menjadi interaksi tidak langsung.
Pembelajaran daring merupakan salah satu pilihan pembelajaran sebagai adaptasi dalam pencegahan penyebaran Covid-19. Jalinan komunikasi dan kerjasama antara guru dengan orang tua sangat diperlukan. Orang tua harus mengerahkan segala kemampuannya untuk membimbing anaknya belajar. Tak jarang orang tua yang mengeluh, merasa kewalahan mengajar dan membimbing anaknya di rumah. Situasi ini telah membuka mata berbagai pihak, betapa sulitnya menjadi seorang guru. Peran guru tidak dapat digantikan dengan teknologi secanggih apapun.
Handphone android dan kuota internet sebagai media pembelajaran daring tidak semua siswa memilikinya. Itulah kendala pembelajaran daring yang harus dicari solusinya oleh seorang guru, dalam perjuangannya di masa pandemi ini. Guru harus mencari alternatif lain agar anak didiknya dapat terus belajar. Home visit method atau dikenal dengan istilah Guling (Guru Keliling) pun dijalankan. Metode ini sama dengan home schooling. Guru mendatangi rumah para siswa untuk memberikan materi pelajaran.
Kini sekolah sudah mulai dibuka kembali. Anak-anak diperbolehkan kembali ke sekolah. Belajar di dalam kelas yang sudah lama mereka rindukan. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, itulah istilah pembelajaran yang berlangsung saat ini.
Berbagai peraturan harus dijalankan agar sekolah tetap terbuka. Memakai masker menjadi suatu keharusan bagi setiap warga sekolah dan siapapun yang datang ke sekolah. Pengecekan suhu tubuh pun menjadi kebiasaan. Sebelum masuk kelas siswa juga diharuskan mencuci tangan. Menjaga jarak baik di dalam maupun di luar kelas, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas maupun interaksi merupakan upaya yang harus tetap dilakukan dalam adaptasi di era new normal saat ini.
Dengan PTM terbatas setidaknya beban orang tua sedikit berkurang, namun bukan berarti orang tua melepas anak-anaknya begitu saja. Menyerahkan tanggungjawab pendidikan kepada guru. Tapi, peran serta orang tua masih tetap diperlukan. Jalinan komunikasi dan kerjasama antara orang tua dengan guru harus tetap dibina. Demi tercapainya pembelajaran yang sesuai harapan.
Dalam PTM terbatas ini, jam pelajaran di sekolah dibatasi. Optimalisasi fungsi perpustakaan dilakukan di sekolah kami untuk menutupi kekurangan waktu belajar tersebut. Setiap hari anak-anak diwajibkan meminjam buku perpustakaan untuk dibaca di rumah bersama orang tua mereka. Dengan bimbingan orang tua, anak-anak menulis ringkasan dari buku yang dia baca. Hasilnya ditandatangani oleh orang tua dan dilaporkan kepada guru. Dengan upaya ini diharapkan dapat mengatasi learning loss yang diakibatkan oleh pembelajaran daring, sekaligus membiasakan budaya baca dan literasi.
Kita semua berharap semoga pandemi ini segera usai dan keadaan kembali normal.