Ilmu tafsir berkembang untuk memahami kandungan Al-Qur'an. Setelah Rasulullah wafat, sahabat-sahabat seperti Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Abbas menjadi pionir tafsir. Mereka mendirikan madrasah tafsir di Makkah, Madinah, dan Irak. Sebagian sahabat, seperti Umar bin Khattab, menolak menafsirkan ayat-ayat mutasyabihat. Pada masa Dinasti Umayyah, Saβid bin Jubair menolak tafsir dan lebih memilih kehilangan anggota tubuh daripada melakukannya.Β