Setelah menerima ayat 94 surah Al-Hijr, Al-Hijr mulai berdakwah terbuka, menghadapi penolakan keras dari Quraisy, termasuk pembaikotan tiga tahun terhadap Bani Hasyim. Setelah kehilangan Abu Thalib dan Siti Khadijah, tekanan Quraisy meningkat, memaksa Nabi hijrah ke Yatsrib sebagai strategi melanjutkan dakwah. Pemilihan Yatsrib didasarkan pada kedekatannya, hubungan baik Nabi dengan penduduknya, sifat mereka yang ramah, serta perintah Allah SWT.Β