Demokratis dan Partisipatif: Ali bin Abi Thalib dipilih mayoritas umat Islam, namun menghadapi penolakan dari kelompok pro-Muawiyah.
Tegas dan Berani: Ali menunjukkan ketegasan dalam pemecatan pejabat yang dianggap tidak pantas, meski menyebabkan pemberontakan.
Menghadapi Perselisihan Internal: Ali berhadapan dengan pemberontakan dari Aisyah (Perang Jamal) dan Muawiyah (Perang Shiffin), serta menyelesaikan konflik dengan tahkim.
Mendorong Pemikiran Islam: Konflik-konflik tersebut melahirkan golongan-golongan baru dalam Islam, seperti Khawarij, Murjiah, dan Syiah.
Secara keseluruhan, kepemimpinan Ali bin Abi Thalib menunjukkan ketegasan, keberanian, dan upaya menjaga kesatuan umat Islam meskipun dihadapkan pada tantangan besar.