DSF by Dibimbing: Product and Project Management
presented by Hafiz Taufiq, PM at Biteship, 2024.
presented by Hafiz Taufiq, PM at Biteship, 2024.
"I'm the CEO of my product"
"I'm a manager of no one, but I have to influence them"
Seorang Product Manager bukanlah sebuah CEO dari sebuah product. Namun, product manager memiliki peran penting dalam mempengaruhi tim dan pemangku kepentingan agar dapat mengarahkan mereka untuk mencapai tujuan utama dari suatu produk dan tujuan perusahaan.
As a "bridge" for Users: menghubungkan kebutuhan bisnis dan/atau pengguna dengan tim internal.
Identify Users' Needs: mengidentifikasi yang dibutuhkan pengguna agar dapat memberikan values lebih.
Define Product Vision and Strategy: membantu manajemen untuk menentukan visi dan strategi dari produk yang ada untuk menang di target pasar.
Monitoring Product's Metrics and Performance: mengawasi angka-angka yang berkaitan dengan kinerja dari sebuah produk beserta mengontrol apa ynag sudah ditargetkan.
Valuable: memastikan produk yang diberikan bernilai dan dapat menyelesaikan masalah pengguna.
Viable: memastikan produk memenuhi semua nilai bisnis dan tidak bertentangan dengan hukum.
Usable: memastikan produk dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna.
Feasible: memastikan produk dapat diberikan sesuai jangka waktu, sumber daya, dan teknologi yang tersedia.
"Product management is the art of turning ideas for solving users' problems into reality. With a solid foundation, you'll be able to create masterpieces that delight your customers and drive your business forward."
Berdasarkan dari job description, fokus, tugas, dan tanggung jawab, product dan project manager merupakan 2 role yang berbeda.
Product Manager
Oversees All Product Needs: mengawasi kebutuhan dari setiap produk dengan memastikan bahwa kebutuhan pengguna terpenuhi.
Product Strategy: berfokus pada bagaimana caranya dapat mencapai success metrics.
Thinking Strategically: mengumpulkan data, membuat product roadmap, dan memprioritaskan fitur penting untuk pengguna.
Project Manager
Oversees All Project Needs: mengawasi setiap kebutuhan project yang dimulai dari memberikan tugas sampai selesai.
Work Coordination: lebih berfokus terhadap selesainya sebuah project dengan efisien.
Thinking Tactically: berkoordinasi dengan tim lain untuk mencapai KPI dan tidak melebihi sumber daya yang ada.
Required Skills for PM
Communication Skills | Technical Expertise | Business Intelligence | Research Skills | Analytical Skills | Interpersonal Skills | Marketing Skills | Management Skills | Strategic Thinking | Prioritization Skills
Design Thinking Process
Empathy: memahami dan berempati dengan pengguna.
Define: mendefinisikan masalah dengan baik.
Ideate: menghasilkan ide.
Prototype: membangun MVP/Lofi design.
Test: mendapatkan feedback.
"By defining a problem, you may get the opportunity to understand the root cause of it."
Bagaimana kita dapat mendefinisikan masalahnya?
Memecah masalah besar menjadi masalah-masalah kecil.
Funnel/conversion analysis.
Benchmarking/group analysis.
Proses Pemecahan Masalah
by McKinsey Consulting
Define Problem: apa masalahnya? apa hambatannya? siapa saja stakeholder yang terlibat?
Structure Problem: apa saja yang menyebabkan masalahnya?
Prioritize Issue: apa penyebab masalah yang paling besar? seberapa mungkin dapat dipecahkan?
Action Plan: apa saja langkah-langkah yang perlu dilakukan? apakah target dan timeline memungkinkan?
Review or Repeat
Issue tree merupakan alat pemecahan masalah yang digunakan untuk menganalisis masalah kompleks dan memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan dapat dikelola.
Ada 2 jenis issue tree secara umum, yaitu:
Problem Tree: dibuat dengan menjawab "mengapa?"
Pohon masalah yang baik harus mencakup seluruh masalah yang dituangkan dengan rinci dengan menggunakan konsep SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Timebound).
Solution Tree: dibuat dengan menjawab "bagaimana?", lalu petakan kategori potensial dari solusi. Keuntungan dari cara berpikir terstruktur ini adalah dengan fokus pada kendala, dimana hal ini akan membantu dalam menghasilkan lebih banyak ide.
Cara Menggunakan
Menentukan masalah yang akan dipecahkan. Masalah harus jelas, spesifik dan terdefinisi dengan baik.
Tempatkan masalah tersebut di puncak pohon sebagai akar dari tree.
Pecahkan masalah tersebut menjadi masalah yang lebih kecil dan lebih spesifik, dan tempatkan sebagai cabang dari akar.
Lakukan hal yang sama untuk setiap cabang sampai tidak ada masalah lagi yang bisa dipecahkan menjadi lebih kecil.
Setelah semua masalah didefinisikan dan dipecahkan, lakukan analisis pada setiap cabang dan cari solusi untuk setiap masalah yang terdefinisi.
Kembangkan rencana tindakan untuk menangani setiap cabang masalah yang telah terpecahkan.
Pada tahun 2023, Bank Jago memiliki active users sebanyak 17.500.000, dengan rata-rata daily transaction sebesar Rp600.000.000. Sekitar 93% transaksi tersebut, menggunakan pembayaran dan transfer dengan detail sebagai berikut: 40% transfer, 25% QRIS, 20% top up e-wallet, 10% card payment, dan 5% pembayaran tagihan (bills). Sisa 7% dari daily transaction tersebut adalah perpindahan uang dari satu pocket ke pocket lain. Pada tahun 2024, direksi menargetkan daily transaction menjadi Rp1.000.000.000. Direksi merasa persentase produk tagihan (bills) terlalu kecil, direksi memerintahkan anda untuk menganalisis masalah tersebut agar bisa mencapai target di atas. Buatlah issue tree dari masalah tersebut dan juga action item-nya.
*Illustration, not based on real situation.
diketahui:
pada tahun 2023,
active user: 17.500.000
daily transaction: Rp600.000.000
93% (Rp558.000.000) transaksi digunakan untuk transfer dan pembayaran dengan 40% transfer, 25% QRIS, 20% top up e-wallet, 10% card payment, dan 5% pembayaran tagihan (bills).
7% (RP42.000.000) transaksi merupakan perpindahan uang.
pada tahun 2024,
direksi merasa persentase produk tagihan (bills) terlalu kecil.
direksi menargetkan daily transaction menjadi Rp1.000.000.000.
diminta:
analisis masalah agar % bills meningkat dan target 2024 tercapai.
buat issue tree dan action item!
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, diidentifikasi 2 masalah utama yaitu:
Problem 1: persentase bills terlalu kecil.
Problem 2: meningkatkan target daily transaction.
Problem 1: persentase transaksi tagihan (bills) terlalu kecil
Berdasarkan issue tree yang telah dibuat dengan menggunakan problem tree, teridentifikasi bahwasannya ada beberapa penyebab dari persentase produk tagihan yang terlalu kecil. Disimpulkan bahwa pengguna tidak sepenuhnya memiliki wawasan yang cukup mengenai produk tersebut yang menyebabkan kurangnya minat dalam penggunaan produk. Selain itu, fungsionalitas dari produk perlu dilakukan uji coba kembali dan pengembangan lebih lanjut untuk memberikan kemudahan serta kenyamanan pengguna dalam menggunakan produk.
Action Items:
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pengguna: memberikan informasi mengenai kegunaan produk beserta benefit yang didapatkan dengan melakukan kampanye pemasaran yang berfokus pada produk tagihan (bills), dan menyediakan panduan di dalam aplikasi untuk membantu pengguna yang mengalami kesulitan atau kebingungan dalam penggunaan produk.
Meningkatkan fungsionalitas produk: melakukan cek secara berkala agar minim terjadinya error pada produk dan produk dapat digunakan dengan lebih seamless, serta melakukan riset dan pengembangan agar produk dapat diterima oleh pengguna.
Memberikan berbagai alternatif: melakukan kerja sama dengan penyedia layanan tagihan lainnya agar pengguna dapat dengan nyaman memilih alternatif pembayaran yang ada pada produk tagihan.
Menawarkan promo, strategi, dan memberikan kesan yang menarik bagi pengguna saat menggunakan produk tagihan.
(Issue Tree dengan menggunakan Problem Tree, 2024)
Problem 2: meningkatkan target daily transaction
Berdasarkan issue tree yang telah dibuat dengan menggunakan solution tree, disimpulkan bahwa untuk meningkatkan target daily transaction dapat menggunakan beberapa upaya berikut.
Meningkatkan volume transaksi dengan melakukan marketing campaign, memberikan berbagai promo dan diskon yang menarik, dan membuat fitur atau program yang menarik bagi pengguna seperti program loyalty ataupun promo khusus untuk transaksi tertentu.
Meningkatkan kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan produk seperti mengoptimalkan penggunaan fitur yang ada dengan memperbaiki sistem, kecepatan dalam proses, dan mengurani terjadinya error, serta meninjau dan mengurangi fitur yang tidak terlalu diperlukan.
Meningkatkan kualitas pelayanan dengan membentuk dan/atau memperbaiki layanan Customer Engagement atau Customer Relationship Management dengan melakukan interaksi dan membangun hubungan yang baik, seperti menyapa, mendengarkan, dan memahami apa yang pengguna butuhkan, serta melakukan riset dan pengembangan terhadap minat dan kebutuhan pengguna.
Meningkatkan awareness terkait produk terhadap pengguna seperti menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bersifat edukasi, memperkuat branding dengan menjadi sponsor acara, melakukan kerja sama dengan berbagai pihak seperti influencer yang memiliki audience yang relevan, dan terlibat dalam kegiatan sosial yang dapat membangun hubungan yang positif.
(Issue Tree dengan menggunakan SolutionTree, 2024)