BAB VI

DINAMIKA ATMOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN 11

A. TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah kegiatan pembelajaran ini, peserta didik diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan tentang klasifikasi tipe iklim Schmidt-Ferguson dan iklim Koppen

B. URAIAN MATERI

PETA KONSEP

Klasifikasi Iklim terbagi menjadi :

c. Iklim Schmidt-Ferguson

Pembagian iklim menurut Schmidt-Fergusson berdasarkan perhitungan jumlah bulan-bulan terkering dan bulan-bulan basah setiap tahun, kemudian dirata-rata.

Untuk menentukan bulan basah dan bulan kering dengan menggunakan metode Mohr. Menurut Mohr suatu bulan dikatakan:

a) bulan kering, yaitu bulan-bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm;

b) bulan basah, yaitu bulan-bulan yang curah hujannya lebih dari 100 mm;

c) bulan lembap, yaitu bulan-bulan yang curah hujannya antara 60–100 mm.

Penentuan iklim Schmidt-Fergusson dapat ditentukan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Makin besar nilai Q, berarti iklimnya semakin kering dan semakin kecil nilai Q, iklim semakin basah.

Ketentuan dari sistem klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson adalah sebagai berikut.

a) Tipe Iklim A (sangat basah), jika nilai Q antara 0 %–14,33 %.

b) Tipe Iklim B (basah), jika nilai Q antara 14,33 %–33,3 %.

c) Tipe Iklim C (agak basah), jika nilai Q antara 33,3 %–60 %.

d) Tipe Iklim D (sedang), jika nilai Q antara 60 %–100 %.

e) Tipe Iklim E (agak kering), jika nilai Q antara 100 %–167 %.

f) Tipe Iklim F (kering), jika nilai Q antara 167 %–300 %.

g) Tipe Iklim G (sangat kering), jika nilai Q antara 300 %–700 %.

h) Tipe Iklim H (kering sangat ekstrim), jika nilai Q lebih dari 700%.

d. Iklim Koppen

Seorang ahli klimatologi dari Universitas Graz Austria, Wladimir Koppen (1918) mencoba membuat sistem penggolongan iklim dunia berdasarkan unsur-unsur cuaca, meliputi intensitas, curah hujan, suhu, dan kelembaban. Klasifikasi iklim W.Koppen menggunakan sistem huruf.

Huruf pertama dalam sistem klasifikasi iklim W.Koppen terdiri atas 5 huruf kapital yang menunjukkan karakter suhu atau curah hujan. Kelima jenis iklim tersebut adalah sebagai berikut.

1) Iklim A (Iklim tropis), ditandai dengan rata-rata suhu bulan terdingin masih lebih dari 18°C. Adapun rata-rata kelembaban udara senantiasa tinggi.

2) Iklim B (Iklim arid atau kering), ditandai dengan rata-rata proses penguapan air selalu tinggi dibandingkan dengan curah hujan yang jatuh, sehingga tidak ada kelebihan air tanah dan tidak ada sungai yang mengalir secara permanen.

3) Iklim C (Iklim sedang hangat atau mesothermal), ditandai dengan rata-rata suhu bulan terdingin adalah di atas -3°C, namun kurang dari 18°C. Minimal ada satu bulan yang melebihi rata-rata suhu di atas 10°C. Iklim C ditandai dengan adanya empat musim (spring, summer, autumn, dan winter).

4) Iklim D (Iklim salju atau mikrothermal), ditandai dengan rata-rata suhu bulan terdingin adalah kurang dari –3°C.

5) Iklim E (Iklim es atau salju abadi), ditandai dengan rata-rata suhu bulan terpanas kurang dari 10°C. Di kawasan iklim E tidak terdapat musim panas yang jelas.

Huruf kedua menunjukkan tingkat kelembaban, tingkat kekeringan, atau kebekuan wilayah. Untuk tipe iklim A, C, dan D huruf keduanya antara lain:

1) huruf f menunjukkan lembap, ditandai dengan curah hujan cukup setiap bulan dan tidak terdapat musim kering;

2) huruf w menandai periode musim kering jatuh pada musim dingin (winter);

3) huruf s menandai periode musim kering jatuh pada musim panas (summer);

4) huruf m menunjukkan muson, ditandai dengan adanya musim kering yang jelas walaupun periodenya pendek.

Khusus untuk tipe iklim B, huruf keduanya adalah:

1) huruf s (steppa atau semi arid), ditandai dengan rata-rata curah hujan tahunan berkisar antara 380 mm - 760 mm, dan

2) huruf w (gurun atau arid), ditandai dengan rata-rata curah hujan tahunan kurang dari 250 mm.

Khusus untuk tipe iklim E, huruf keduanya adalah:

1) huruf t artinya tundra;

2) huruf f artinya salju abadi (senantiasa tertutup es);

3) huruf h artinya iklim salju pegunungan tinggi.

Kombinasi dari kedua kelompok huruf dalam sistem penggolongan iklim Koppen adalah sebagai berikut:

1) Af artinya iklim hutan hujan tropis.

2) Aw artinya iklim savana tropis.

3) Am artinya pertengahan antara iklim hutan hujan tropis dan savana.

4) BS artinya iklim steppa.

5) BW artinya iklim gurun.

6) Cw artinya iklim mesothermal lembap (iklim hujan sedang) dengan winter yang kering.

7) Cs artinya iklim mesothermal lembap (iklim hujan sedang) dengan summer yang kering.

8) Cf artinya iklim mesothermal lembap (iklim hujan sedang) dan lembap sepanjang tahun.

9) Df artinya iklim mikrothermal lembap (iklim hutan salju dingin) dan lembap sepanjang tahun.

10) Dw artinya iklim mikrothermal lembap (iklim hutan salju dingin) dengan winter yang kering.

11) ET artinya iklim tundra.

12) EF artinya iklim kutub (senantiasa beku).

13) EH artinya iklim salju pegunungan tinggi.

Menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D. Af dan Am terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara. Aw terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan. C terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan. D terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.

SETELAH MEMPELAJARI MATERI DIATAS, SILAHKAN ABSEN DIBAWAH INI !

TERIMAKASIH