Suku Batak merupakan suku bangsa terbesar ketiga di Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara. Menurut laporan Badan Pusat Statistik pada 2010, populasi Suku Batak di Indonesia mencapai 8.466.969 juta jiwa. Angka tersebut sama dengan 3,58 persen dari keseluruhan penduduk di Indonesia kala itu. Di Sumatera Utara, Suku Batak mendiami beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, dan Asahan.
Mayoritas orang Batak beragama Kristen Protestan, Katolik, dan sebagian lagi beragama Islam. Selain itu, ada pula masyarakatnya yang menganut kepercayaan tradisional seperti agama Malim dan animisme. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, jumlah penganut kepercayaan tradisional semakin berkurang.
Suku Batak menggunakan beberapa logat dalam kehidupan sehari-harinya, sebagai berikut
1. Logat Karo, dipakai oleh orang Karo
2. Logat Pakpak, dipakai oleh Pakpak
3. Logat Simalungun, dipakai oleh Simalungun
4. Logat Toba, dipakai oleh orang Toba, Angkola, dan Mandailing
https://sumut.inews.id/berita/fakta-nias-daerah-paling-sulit-ditaklukkan-belanda
Nias didiami oleh suku asli yaitu Suku Nias, yang disebut dengan Ono Niha. Mengutip dari laman museum-nias.org, berdasarkan penemuan alat-alat yang ditemukan di Gua Togi Ndrawa, diketahui bahwa Nias sudah dihuni oleh manusia lebih dari 12.000 tahun silam.
Sebagian besar orang Nias saat ini merupakan keturunan dari Ono Niha, yang datang ke Nias pada sekitar tahun 1350 M. Mereka mendirikan permukiman pertama di Sifalago Gomo, Nias Selatan. Dengan pengetahuan teknik bangunan serta pembuatan dan penggunaan alat besi, Ono Niha menjadi kelompok yang memiliki pengaruh di wilayah tersebut.
Bicara tentang orang Nias, tidak bisa dilepaskan dari kemampuan bertarung yang mereka miliki. Hal itu tercermin dalam tradisi masyarakat Nias, seperti tradisi fahombo atau lompat batu. Tradisi melompati batu setinggi dua meter itu dilakukan oleh pemuda Nias untuk menandakan mereka dapat dianggap dewasa secara fisik. Pada masa dahulu, lompat batu merupakan ajang untuk melatih para prajurit yang akan turun berperang.
https://sumut.inews.id/berita/fakta-nias-daerah-paling-sulit-ditaklukkan-belanda
https://www.kompas.com/skola/read/2022/11/30/083000969/mengenal-kebudayaan-suku-minangkabau
Suku Minangkabau merupakan suku bangsa yang tinggal di Pulau Sumatera, tepatnya berada di Provinsi Sumatera Barat. Ciri khas dari Suku Minangkabau adalah bahasa yang digunakan adalah bahasa Minang, berdasarkan cara pengucapannya. Bahasa Minang mirip bahasa Melayu. Selain bahasa terdapat ciri khas lainnya yang membedakan suku Minang dengan suku lainnya yang ada di Nusantara
Masyarakat yang tinggal di Minangkabau termasuk menganut agama Islam dengan taat. Semua tatanan kehidupan masyarakat banyak dipengaruhi dan berdasarkan agama Islam. Dalam kegiatan keagamaan, pelajaran agama dan kegiatan belajar-mengajar dilakukan oleh seorang Syekh atau Kyai.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/11/30/083000969/mengenal-kebudayaan-suku-minangkabau
Suku Mandailing adalah sebuah daerah dan suku bangsa yang terdapat di wilayah Sumatera Utara, Indonesia. Daerah Mandailing terletak di sebelah Barat Daya dan Tenggara dari ibu kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu Medan. Suku Mandailing memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang unik, terutama dalam hal bahasa, seni, dan kuliner. Berikut adalah ulasan tentang kekayaan budaya dan tradisi suku Mandailing.
Bahasa Mandailing merupakan salah satu bahasa yang digunakan oleh masyarakat Mandailing. Bahasa ini termasuk ke dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia dan memiliki dialek khas Mandailing. Bahasa Mandailing digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Mandailing dan juga dipertahankan dalam bentuk sastra, seperti syair-syair dan cerita rakyat.