https://rb.gy/7emvol
Suku Chaniago adalah suku di Minang memiliki falsafah hidup demokratis, yaitu dengan menjunjung tinggi falsafah "bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakat. Nan bulek samo digolongkan, nan picak samo dilayangkan" artinya: "Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat". Dengan demikian pada masyarakat suku Chaniago semua keputusan yang akan diambil untuk suatu kepentingan harus melalui suatu proses musyawarah untuk mufakat. Falsafah tersebut tercermin pula pada bentuk arsitektur rumah adat bodi Chaniago yang ditandai dengan tidak terdapatnya anjuang pada kedua sisi bangunan Rumah Gadang. Hal tersebut menandakan bahwa tingkat kasta seseorang tidak membuat perbedaan perlakuan antara yang tinggi dengan yang rendah. Hal yang membedakan tinggi rendahnya seseorang pada masyarakat suku Chaniago hanyalah dinilai dari besar tanggung jawab yang dipikul oleh orang tersebut
https://rb.gy/mufwtx
Suku Guci adalah satu dari tujuh marga atau klan dari kaum Katumanggungan, anak dari Puti Indo Jalito dengan Maharajadiraja pemegang tampuk pulau Percha, pendiri alam Minangkabau, Sri Maharajo Dirajo di Pariangan—enam lainnya adalah Koto, Piliang, Dalimo, Sikumbang, Sipisang, dan Malayu.
Secara etimologi, kata "guci" didasarkan pada suku kata gu dan ci, yang masing-masing mewakili kegelapan dan "untuk bergerak dalam lingkaran." Suku kata "ci" terhubung ke akar ca yang berarti "pencapaian dari gerakan yang melingkar." Di antara kata benda paling awal yang berasal dari akar ini adalah cakra "roda" atau "lingkaran" dan candra "Bulan."[2]
https://rb.gy/dpwqfk
Suku Jambak adalah salah satu klan (Marga) besar Minangkabau. Suku/Klan ini adalah rombongan pengembara yang dipimpin Hera mong Champa/Harimau Champo Yang datang dari Tiongkok,Champa dan Siam. Suku Jambak bukan merupakan percabangan/pecahan dari klan Kotopiliang dan Bodychaniago. Suku jambak mempunyai percabangan sendiri yaitu. •suku Muaro Basa •suku Nyiur •suku Makaciak •suku Pauh •suku simawang (diambil dari nama nagari tetangga) •suku Talapuang •suku Malayu •suku Sipisang (nama suku ini juga sudah ada di daerah lain sehingga disebut saja sebagai suku pisang jambak). •suku Sapuluh •suku Baringin.
https://rb.gy/vq403d
Suku Koto merupakan satu dari empat suku (marga) induk yang terdapat dalam dua klan induk dalam etnis Minangkabau. Koto berkerabat dengan Piliang. Pada awalnya etnis Minangkabau memiliki dua klan (suku dalam bahasa orang Minang) yaitu klan/suku Koto Piliang dan klan/suku Bodi Chaniago. A.A. Navis dalam bukunya berjudul Alam Terkembang Jadi Guru menyatakan bahwa nama suku Koto berasal dari kata 'koto' yang berasal dari bahasa Sanskerta 'kotta' yang artinya benteng, di mana dahulu benteng ini terbuat dari bambu. Di dalam benteng ini terdapat pula pemukiman beberapa warga yang kemudian menjadi sebuah 'koto' yang juga berarti kota, dalam bahasa Batak disebut 'huta' yang artinya kampung. Dahulu Suku Koto merupakan satu kesatuan dengan Suku Piliang tetapi karena perkembangan populasinya maka paduan suku ini dimekarkan menjadi dua suku yaitu suku Koto dan suku Piliang.