Suku melayu merupakan salah satu kelompok etnis terbesar di Indonesia. Umumnya masyarakat suku ini bermukim di Pulau Sumatera, pesisir pantai Kalimantan di Indonesia.
Melayu memiliki khasanah peradaban yang sampai saat ini berpengaruh, seperti bahasa, kesenian, musik, kuliner, dan lainnya. Sejarah Suku Melayu Melayu secara etimologi pada awalnya nama tempat (toponim) yang menyebutkan suatu lokasi di Sumatra. Hingga abad ke-15, istilah Melayu mulai digunakan untuk merujuk pada nama suku. Nama Melayu kemungkinan juga berasal dari penyebutan salah satu sungai di Pulau Sumatera, yaitu Sungai Melayu. Berbagai pendapat menyebutkan jika istilah itu berasal dari kata "melaju" yang awalannya 'me' dan akar kata 'laju' yang menunjukan kuatnya arus pada sungai itu. Pada abad ke-12, agama Islam masuk ke dan diserap baik oleh masyarakat Melayu. Bahkan, Islam telah menjadi corak pemerintahan kerajaan-kerajaan Melayu. Seperti Kesultanan Johor, Kesultanan Perak, Kesultanan Pahang, Kesultanan Brunei, Kesultanan Langkat, Kesultanan Deli, dan Kesultanan Siak, bahkan kerajaan Karo Aru pun memiliki raja dengan gelar Melayu. Kedatangan bangsa Eropa menyebabkan orang Melayu tersebar ke seluruh Nusantara, Sri Lanka dan Afrika Selatan. Di perantauan, suku Melayu banyak memiliki kedudukan dalam suatu kerajaan, seperti syahbandar, ulama, dan hakim. Zaman kejayaan Sriwijaya pada abad ke-14 menjadi era keemasan bagi peradaban Melayu dan terus berkembang pada masa Kesultanan Malaka.
https://sumatera.suara.com/read/2023/09/12/131642/sejarah-suku-melayu-ciri-khas-dan-tradisi
Suku Akit atau Suku Akik merupakan salah satu suku asli yang mendiami wilayah Provinsi Riau, dan merupakan salah satu sub-suku ras Proto Melayu. Suku Akit memeluk aliran kepercayaan, Buddha, Islam dan Kristen. Suku ini telah lama mendiami pulau ini sebelum suku-suku lainnya menjadikan pulau ini sebagai tempat tinggal. Mata pencarian Suku Akit adalah dari berburu dan meramu, serta nelayan. Untuk mempererat solidaritas dalam Suku Akit maka sejak tahun 2000 telah terbentuk Lembaga Adat Suku Asli Akit (LASA) di tingkat Kabupaten, tingkat Kecamatan dan tingkat desa/pedusunan. Saat ini Suku Akit telah banyak berbaur dengan masyarakat lainnya.
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Suku_Akik
Suku Sakai adalah kelompok masyarakat yang tinggal di pedalaman Kepulauan Riau. Suku Sakai juga termasuk salah satu suku yang kehidupannya masih bergantung pada alam. Kebergantungannya dengan alam ini ditunjukkan dalam Kearifan Lokal Budaya Suku Sakai Terhadap Sumber Daya Perairan Di Kabupaten Bengkalis bahwa salah satu cara memperoleh makanan bagi masyarakat suku Sakai adalah dengan cara menombak dan menggali. Suku Sakai merupakan salah satu etnis Indonesia yang tinggal di pedalaman Kepulauan Riau. Ada beberapa wilayah yang umum ditinggali oleh masyarakat suku Sakai, di antaranya Kandis, Balai Pungut, Minas, Kota Kapur, Sungai Siak, Duri, serta hulu Sungai Pait. Masyarakat suku Sakai termasuk kelompok yang nomaden. Mereka hidup di sebuah pondok yang dapat dibongkar. Nah, pondok ini sendiri biasanya dihuni oleh keluarga inti bersama seorang pemimpin.
https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/mengenal-suku-sakai-asal-kebiasaan-dan-kehidupan-sosial-20FgwyF7gg3/3
Suku Talang Mamak tergolong melayu tua (proto melayu) yang merupakan suku asli Indragiri. Mereka juga menyebut dirinya "Suku Tuha". Sebutan tersebut bermakna suku pertama datang dan lebih berhak terhadap sumber daya di Indragiri Hulu. Menurut mitos, suku Talang Mamak merupakan keturunan Adam ketiga yang berasal dari kayangan turun ke bumi, tepatnya di Sungai Limau dan menetap di Sungai Tunu (Durian Cacar, tempat pati). Hal ini terlihat dari ungkapan "kandal tanah makkah, merapung di Sungai Limau, menjeram di sungai tunu". Itulah manusia pertama di Indragiri yang bernama Patih. Masyarakat Talang Mamak sendiri mengakui kalau mereka berasal dari Pagaruyung. Datuk Patih Nan Sebatang turun dari Pagaruyung menyusuri sungai nan Tiga Laras yaitu Sungai Tenang, yang sekarang disebut dengan Sungai Batang Hari, Sungai Keruh yang sekarang dinamakan Sungai Kuantan/Indragiri dan Sungai Deras yang sekarang disebut dengan Sungai Kampar. Di setiap sungai ini ia membuat pemukiman /kampung. Di Sungai Batang Hari ia membuat 3 kampung yaitu Dusun Tua, Tanjung Bunga dan Pasir Mayang. Sementara di Sungai Kuantan ia membuat 3 kampung juga yaitu Inuman Negeri Tua, Cerenti Tanah Kerajaan dan Pangian Tepian Raja. Di Sungai Kampar ia juga membuat 3 kampung yaitu Kuok, Bangkinang dan Air Tiris.
https://www.aman.or.id/wp-content/uploads/2014/05/Paper-Talang-Mamak.pdf