Suku Moi adalah suku yang mendiami Kota Sorong, Kabupaten Sorong Selatan, dan Raja Ampat.
Suku Moi terbagi menjadi beberapa sub-suku, yaitu Moi Legin, Moi Abun, Moi Karon, Moi Klabra, Moi Moraid, Moi Segin, dan Moi Maya.
Mata pencarian utama suku ini adalah berkebun dan mengelola hutan.
Dalam berkebun dan mengelola hutan, mereka memperhatikan yegek (larangan) mengonsumsi hasil tanah berlebihan sehingga terjadi konservasi tradisional.
Pendidikan adat diajarkan kepada para pemuda di rumah adat bernama Kambik.
Suku Abun atau Karon Pantai adalah salah satu suku asli yang mendiami Kabupaten Tambrauw.
Wilayah pemukimannya di pegunungan Tamrau dan pesisir pantai.
Suku Abun terdiri dari 12 marga dan klan. Nama masing-masing klan yaitu Yekwam, Yenjau, Yeblo, Yesnath, Yenbra, Yenggrem, Yesomkor, Yerin, Yeror, Yewen, Yemam dan Yesian.
Beberapa tradisi Suku Abun yang masih terpelihara.
- Yewuon : Salah satu pendidikan yang secara turun temurun. Yang bisa mengikuti pendidikan yewuon ini khusus untuk laki-laki.
- Syatkwe : Pendidikan ini hanya dikhususkan pada perempuan dan jenjang masuknya sekitaran 15-18 tahun saat usia dini/anak memasuki usia remaja
Suku Tehit atau Tehid berdiam di daerah Semenanjung Domberai atau Kepala Burung Papua, yaitu antara bagian selatan barat daya hingga barat daya.
Pemukiman mereka terkonsentrasi di sekitar kota Teminabuan.
Kata Tehid berasal dari tahiyid, artinya "mereka(lah) Tehid", arti leksikalnya telah hilang.
Mereka mungkin datang ke daerah ini beberapa ratus tahun yang lalu dan mendesak penduduk yang lebih dulu datang, yaitu orang Safledrar, kelompok pribumi Papua yang tergolong pigmi.
Orang Tehid sendiri memiliki perawakan tinggi tegap seperti orang-orang yang hidup di pantai berawa-rawa umumnya.
Orang Tehid yang diam di daerah berawa-rawa hidup dari mata pencaharian menebang dan mengumpulkan pati sagu, sedangkan yang diam di tanah kering membuka ladang untuk ditanami ubi, keladi, labu, dan lain-lain.
Suku Maibrat adalah salaah satu suku besar yang mendiami wilayah kepala burung.
Mereka tinggal dan menempati daerah sekitar danau ayamaru, tepatnya disebelah abarat dan selatan danau tersebut.
Secara harviah, kata mae berarti bahsa dan brakmerujuk pada seuah bukti disebelah selatan danau berdasarkan wilayah tempat tinggal mereka.
Orang maybrat diapit oleh beberpa suku besar yang merupakan tetangga mereka yakni dibagian wilayah barat bratatangga dengan suku tehik, sebelah timut bertetangga dengan suku harvak( salah satu penduduk asli kabupaten manokwari), disebekah seletan bertentangga dengan suku inangwatan, dan daerah utara bertetangga dengan suku moe.
https://perpustakaanbpnbjabar.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=49&keywords=