Suku Tidung dikategorikan suku yang berbudaya Malayu dikarenakan mayoritasnya beragama Islam. Mengutip dari detikEdu, Bahasa yang digunakan Suku Tidung adalah bahasa Tidung, dan hampir mirip dengan bahasa Kalimantan. Suku Tidung memiliki keunikan, yaitu pengantin laki-laki dan perempuan dilarang membuang air selama beberapa hari setelah menikah. Hal ini sangat unik, karena suku lain tidak memiliki aturan yang serupa. Hingga saat ini aturan itu masih berlaku. Pada Tahun 2021 lalu, Suku Tidung menjadi terkenal karena kemunculan uang pecahan 75.000 dengan menggunakan ilustrasi Suku Tidung.
Salah satu suku di Kalimantan Utara adalah suku dayak Lundayeh. Suku ini berada di wilayah perbatasan Kaliamantan Utara, yaitu Krayan. Suku dayak Lundayeh memiliki rumah adat yang disebut rumah kubu. Rumahnya luas dan besar jika dibandingkan dengan ukuran rumah pada umumnya. Rumah ini merupakan rumah dari tokoh disana. Rumah Kubu sendiri biasa dimanfaatkan sebagai pusat generasi muda dalam melestraikan budaya dan tradisi khas Dayak Lundayeh. Suku dayak Lundayeh dilambangkan sebagai buaya. Maknanya, buaya merupakan hewan penguasa dan pemberani yang menunjukkan karakter dari masyarakat Dayak Lundayeh.
Karakteristik masyarakat suku dayak Lundayeh disimbolkan buaya yang memiliki karakter hewan sigap dan pemberani, hidup di dua alam yang artinya sama seperti rakyat Lundayeh yang mudah beradaptasi dan bertahan dimana saja, seluruh bagian tubuh buaya dapat menjadi senjata.Hal ini menunjukkan keberanian dan daya tahan dari masyarakat Lundayeh. Kemudian sifat setia dan tenang juga dimiliki oleh mereka. Maka tak heran, jika Anda mengnjungi kawasan Dayak Lundayeh, akan ada banyak patung buaya yang bisa ditemui.
https://seringjalan.com/5-suku-di-kalimantan-utara/
Suku di Kalimantan Utara selanjutnya adalah suku Bulungan. Kelompok etnis ini menempati wilayah di Kesultanan Bulungan seperti Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, kabupaten Malinau, Tawau dan Kota Tarakan. Raja-raja Bulungan dan keluarganya, sejak periode ketiga banyak yang menganut Islam.Namun tetap menghidupkan praktik nenek moyang pada jaman dulu. Misalnya saja persembahan sesaji saat ada warga yang membuka ladang, percaya kepada tanda alam, percaya pada perilaku biawak, burung, ular dan hewan lainnya.Selain itu juga terdapat nasi rasul yang terbuat dari ketan dan dibentuk seperti tumpeng, hanya saja bentuk ujungnya parabola. Suku bulungan memiliki beberapa acara adat seperti Lampi’ Sapot dan Birau.
https://seringjalan.com/5-suku-di-kalimantan-utara/
Suku Kalimantan Utara yang juga masih bertahan dan banyak ditemukan disana adalah suku Bajau. Suku ini tanah asalnya adalah Kepulauan Sulu di Filipina Selatan. Mereka merupakan suku yang suka berpindah dan menjelajah dengan menggunakan perahu selama waktu tertentu. Di Indonesia, suku Bajau banyak ditemukan di Kalimantan Utara. Suku Bajau banyak melakukan kegiatannya hanya di perahu baik tidur, memburu hasil laut dan lainnya. Mereka biasanya pergi ke darat hanya untuk menjual hasil menagkap ikan atau membeli keperluannya.
https://seringjalan.com/5-suku-di-kalimantan-utara/