Suku Banjar merupakan etnis asli dari Pulau Kalimantan, utamanya Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Riau, dan Jambi. Menurut Badan Pusat Statistik, saat ini penduduk Suku Banjar mayoritas beragama Islam. Suku Banjar memiliki populasi yang cukup banyak, bahkan hampir menguasai seluruh Kalimantan Selatan.
Ada kultur kekerabatan yang cukup autentik di Suku Banjar dengan skema panggilan bernama Ulun. Selain itu, ada bahasa Banjar sebagai bahasa asli dari Suku Banjar yang secara linguistik dengan bahasa di rumpun Melayu.
Kebudayaan khas Suku Banjar cukup bervariasi, seperti rumah banjar, seni tari banjar, mamanda hingga musik panting. Suku Banjar juga terkenal akan kulinernya, seperti soto banjar dan sate banjar.
Suku Banjar dikenal ulet dan rajin bekerja, sehingga bisa mencapai cita-cita. Hal tersebut pula yang mendorong kebiasaan merantau penduduk Suku Banjar.
Baca artikel detiksulsel, "Suku-Suku di Pulau Kalimantan Beserta Penjelasannya, Ada Dayak-Bugis" selengkapnya https://www.detik.com/sulsel/budaya/d-6402776/suku-suku-di-pulau-kalimantan-beserta-penjelasannya-ada-dayak-bugis.
Suku Bawo adalah salah satu suku bangsa Dayak yang ada di Kabupaten Barito Selatan. Situs perkampungan Suku Bawo ini terdapat di desa Patas 1 Kecamatan Gunung Bintang Awai berjarak sekitar 100 km dari Buntok, ibu kota kabupaten Barito Selatan. Situs perkampungan suku Bawo ini adalah satu-satunya situs yang tersisa dan masih asli keberadaannya.
Pada situs ini dapat ditemukan rumah-rumah panggung serta Rumah Adat Raung Tulang dilengkapi perlengkapan upacara keagamaan Kaharingan lainnya serta perlengkapan tradisional masyarakat setempat. Masyarakat Dayak Bawo sering mengadakan upacara keagamaan dan upacara tradisional lainnya. Mayoritas agama suku ini menganut kepercayaan kaharingan.
Penganut Kaharingan percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau Pencipta Alam Semesta yang mempunyai sebutan berbeda-beda di tiap daerah (Ranying Hatalla Langit / Suwara / Yustu Ha Latalla), dianut secara turun temurun dan dihayati oleh para penganutnya di Kalimantan.
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/SukuDayak_Bawo
Suku Dayak Meratus merupakan bagian dari Suku Dayak. Suku ini juga sering disebut dengan Dayak Biaju. Bahasa sehari-hari Suku Dayak Meratus adalah bahasa Meratus, bahasa Banjar, dan ada juga yang menggunakan bahasa Indonesia. Untuk kepercayaan, suku ini menganut kepercayaan kaharingan.
Mengutip dari buku yang berjudul "Jejak Budaya Dayak Meratus dalam Perspektif Etneroligi" menyebutkan bahwa Suku Dayak Meratus sangat mempercayai mitos. Suku ini percaya bahwa mitos dapat mengungkapkan tabir misteri bagi masyarakat Suku Dayak Meratus
suku Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi.
Ciri khas dari Suku Bugis adalah penggunaan pakaian adat yang bernama baju Bodo. Baju ini terbuat dari bahan kain Muslin yang memiliki rongga dan jarak benang yang renggang, Ini membuat baju Bodo terlihat transparan sehingga cocok dikenakan di daerah tropis dan daerah-daerah yang beriklim panas.
https://wajokab.go.id/page/detail/sejarah_bugis