Suku bangsa Jawa disebut sebagai suku bangsa yang mendominasi wilayah Indonesia termasuk Jawa Timur . Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Sensus Penduduk 2010, jumlah populasi Suku Jawa di Indonesia mencapai 95.217.022 jiwa. Angka ini mewakili 40,22 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Suku Jawa ini dikenal dengan keramahan dan filosofi- filosofi hidup yang mereka pegang teguh. Selain itu suku Jawa dikenal dengan hasil budayanya seperti rumah adat, tarian adat, busana adat serta bahasa daerah sehari-hari. Tak heran jika sekilas budaya di Provinsi Jawa Timur memiliki kemiripan dengan daerah lain yang juga dihuni oleh suku Jawa. https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/21/201519378/mengenal-6-suku-di-jawa-timur-dari-suku-jawa-hingga-suku-tengger?page=all.
Suku Madura merupakan salah satu etnik di Indonesia yang menjadi kelompok suku terbesar ketiga di Indonesia dengan jumlah 7.179.356 jiwa atau setara dengan 3,03 persen total penduduk Indonesia. Suku Madura berasal dari Kepulauan Madura di ujung timur Provinsi Jawa Timur dan dipisahkan oleh selat Madura. Selat tersebut juga menjadi pemisah secara geografis antara orang Madura dengan orang Jawa.
Dikutip dari buku The History of Madura karya Samsul Ma’arif, Pulau Madura dulunya dihuni oleh bangsa berkebudayaan neolitik yang datang dari utara pada 2000 tahun sebelum masehi. Selain itu menurut seorang akademisi bernama Mardiwarsito, nama Madura berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “permai, molek, indah, jelita, manis, lemah-lembut, dan ramah-tamah”. Ada juga yang menyatakan jika nama Madura diambil dari suatu daerah di India bernama sama yang kebetulan beriklim kering seperti Madura-nya Indonesia. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/01/21/mengenal-suku-madura-yang-gemar-merantau , https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/ciri-khas-suku-madura-dari-bahasa-hingga-tradisinya-20BbfE9qhuj/full
Keberadaan etnis Osing mempunyai kaitan erat dengan kekuasaan Majapahit. Pasalnya, suku Osing terbentuk pada akhir kekuasaan Majapahit.
Ketika kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan, penduduk banyak mengungsi ke sejumlah tempat yakni gunung Bromo, Blambangan, dan Bali.
Pada wilayah Blambangan inilah suku Osing terbentuk. Oleh sebab itu, nama lain dari suku Osing adalah Wong Blambangan atau Laros (Lare Osing). Pada suku Osing tersebut juga memiliki pakaian adat atau khas yang biasa disebut dengan jebeng dan thulik.
Bahasa yang digunakan oleh suku osing ini merupakan turunan dari bahasa Jawa kuno dengan sedikit pengaruh dari bahasa Bali. Bahasa Osing adalah salah satu varian dialek dari bahasa Jawa, dituturkan terutama di Kabupaten Banyuwangi.
Suku Tengger adalah sebutan untuk masyarakat yang mendiami dataran tinggi di sekitar Pegunungan Tengger yang juga meliputi wilayah Gunung Bromo dan Semeru tepatnya pada sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Malang. Bagi suku Tengger, Gunung Bromo atau Gunung Brahma dipercaya sebagai gunung suci. Maka dari itu mereka memiliki tradisi setiap setahun sekali yakni dengan mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara yakni Pura Luhur Poten Bromo dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo.
Terdapat 3 teori juga yang menjelaskan mengenai asal- muasal nama Tengger :
Tengger berarti berdiri tegak atau berdiam tanpa gerak, yang melambangkan watak orang Tengger yang berbudi pekerti luhur, yang harus tercermin dalam segala aspek kehidupan.
Tengger bermakna pegunungan, yang sesuai dengan daerah kediaman suku Tengger.
Tengger berasal dari gabungan nama leluhur suku Tengger, yakni Rara Anteng dan Jaka Seger.