Banten

Populasi suku Sunda alias Tatar Pasundan ini paling banyak ada di Banten.  Istilah “Sunda” pun juga ditemukan dalam buku berjudul The Hammond World Atlas yang diterbitkan oleh majalah Time pada tahun 1980. Kala itu, Sunda Islands (Kepulauan Sunda) digunakan untuk menyebut seluruh kepulauan yang ada di Nusantara ini. Bahkan ketika zaman penjajahan lalu, pihak Portugis dan Belanda pun membagi wilayah Nusantara ini menjadi 2 gugusan kepulauan, yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Masyarakat Sunda lebih menyebut dirinya sendiri sebagai urang Sunda. Dalam bahasa Sunda, kata “urang” berarti ‘orang’. Secara etimologis, kata “Sunda” yang berasal dari kata ‘su’ berarti segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan. Sedangkan menurut bahasa Sansekerta, kata “Sunda” terbentuk dari kata ‘Sund’ yang berarti bercahaya dan terang benderang. Ada juga dari bahasa Kawi yang menyebutkan bahwa kata “Sunda” ini bermakna ‘air, daerah yang banyak air atau subur, waspada.

https://www.gramedia.com/literasi/suku-sunda/

Suku Baduy adalah sebuah suku etnis Sunda yang mendiami wilayah Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Sama seperti kebanyakan suku lainnya di Indonesia, Suku Baduy hidup berdampingan dengan alam sekitarnya. Meski tidak tinggal di hutan, orang-orang Baduy sangat menghargai hutan yang telah memberikan kehidupan bagi mereka. Asal-usul nama ‘Baduy’ sendiri masih simpang siur hingga sekarang, mengingat ada banyak versi yang beredar seputar penamaan Suku Baduy. Konon nama ‘Baduy’ diberikan oleh orang Belanda yang pernah menjajah Indonesia. Cerita lain menyebutkan, nama Suku Baduy berasal dari nama sebuah sungai di utara Desa Kanekes. Sungai ini bernama Sungai Cibaduy, dan karena orang-orang ini tinggal disekitar sungai, maka orang-orang luar mulai menyebut mereka dengan sebutan Suku Baduy. Menariknya, orang-orang ini tidak pernah menyebut diri mereka sendiri sebagai Suku Baduy, melainkan Urang Kanekes alias Orang Kanekes. Orang-orang Baduy percaya jika mereka adalah keturunan Batara Cikal, salah satu dewa yang diutus ke Bumi untuk menjaga harmoni di dunia.

https://www.gramedia.com/literasi/suku-baduy/ 

Suku Cirebon adalah kelompok etnis keurunan jawa cirebonan (rumpun jawa banyumasan) yang tersebar di sekitar wilayah Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon. Selain itu, Suku Cirebon tersebar di banyak provinsi-provinsi di Indonesia. Pada sensus penduduk 2010 Suku Cirebon berjumlah 1.877.514 jiwa, dengan 961.406 laki-laki dan 916.108 perempuan. Jumlah populasi suku ini yang menetap di Banten adalah sejumlah 41.645 jiwa. Bahasa yang dituturkan oleh orang Cirebon adalah Bahasa Jawa mayoritas digunakan dalam percakapan sehari hari yang juga ada gabungan sedikit atau beberapa bahasa yakni dari Sunda, Arab dan China yang mereka sebut sebagai Bahasa Cirebonan atau Bahasa Jawa Dialek Cirebon. Mereka juga memiliki dialek Bahasa Sunda tersendiri yang jarang dituturkan yang disebut Bahasa Sunda Cirebon.

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Suku_Cirebon

Suku Banten atau Suku Sunda Banten adalah orang berbahasa Sunda yang mendiami bekas daerah kekuasaan Kesultanan Banten di luar Parahyangan, Cirebon, dan Jakarta. Menurut Sensus Penduduk tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, populasi suku Banten mewakili 2,1% dari penduduk Indonesia, atau sekitar 4.657.000 jiwa lebih. Orang Banten umumnya bertutur menggunakan sebuah dialek dari bahasa Sunda yang disebut sebagai bahasa Sunda Banten. Kata "Banten" muncul jauh sebelum berdirinya Kesultanan Banten. Kata ini digunakan untuk menamai sebuah sungai dan daerah sekelilingnya, yaitu Cibanten atau sungai Banten.  Bahasa yang dituturkan oleh masyarakat Banten adalah salah satu dialek bahasa Sunda yang dikenal sebagai bahasa Sunda Banten yang memiliki beberapa perbedaan leksikon, morfologi, hingga fonologi dengan bahasa Sunda baku. Bahasa Sunda Banten dianggap sebagai bahasa Sunda yang lebih dekat dengan bahasa Sunda Kuno karena memiliki beberapa karakteristik tertentu yang tidak dimiliki oleh bahasa Sunda Priangan. Bahasa ini biasa dituturkan di sebagian besar wilayah Banten seperti Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, bagian selatan Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan bagian tengah dan selatan Kabupaten Serang.

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Suku_Banten